Zeira // Part 06

91 36 11
                                        

Tiga bulan kemudian...

Jam tujuh kurang lima belas menit, Zeira berjalan di koridor sekolah bersama Ava disampingnya yang sedang asik mengunyah permen karet. Karena kedua cewek itu baru saja tiba.

Hari ini Zeira diantar oleh Dave, karena kebetulan abangnya itu kuliah pagi. Jadilah Zeira merajuk minta diantar dengan alasan kakinya sakit.

Zeira dan Ava menaiki anak tangga satu persatu sembari berbincang. Sesekali mereka membalas sapaan dari teman sekolahnya yang berpapasan.

Sesampainya di lantai tiga, Zeira dan Ava belok ke kiri dimana kelas mereka berada. Yaitu kelas XI M1 alias sebelas musik satu, karena kelas sebelas musik ada tiga kelas.

Dari kejauhan sudah terlihat didepan kelas sudah ada Revan, Devan, Alvin dan beberapa teman kelas mereka yang sedang berkumpul. Bahkan Kaylin dan Adel pun ada disana dengan ransel yang masih ada dibahu kedua cewek itu.

Menyadari kehadiran Zeira dan Ava, Kaylin langsung berhamburan lari menghampiri.

"Ze, ada berita penting!" seru Kaylin heboh sembari berlari.

Adel berlari menyusul. "Betul, penting banget."

Kaylin dan Adel langsung menjajarkan langkahnya dengan Zeira dan Ava. Karena mereka berdua ingin menyampaikan sesuatu yang sangat penting.

Zeira jadi kepo. "Apaan deh?"

"Heboh banget lo berdua." celetuk Ava. "Apaan sih emang?"

"Di kelas aja yuk." ajak Kaylin lalu memimpin jalan.

Zeira, Ava, dan Adel mengikuti. Melihat ke-empat sahabatnya memasuki kelas, Revan langsung beranjak meninggalkan teman-temannya. Devan dan Alvin pun menyusul, karena mereka akan memberitahu info penting kepada Zeira.

Saat ini illuminate sudah berkumpul di tempat duduk Zeira dan Kaylin. Bahkan Ava mengambil kursinya untuk duduk disamping Kaylin. Adel duduk di kursi depan Zeira, disampingnya ada Alvin. Sedangkan Revan dan Devan duduk dimeja belakang.

"Apa sih beritanya?" seru Zeira penasaran. Cewek itu meletakkan kedua tangannya diatas meja lalu menatap Kaylin disampingnya. "Penting gak?" lanjutnya.

Kaylin menghela nafas sebentar. "Menurut kita penting, tapi gak tau menurut lo."

"Menurut gue sih gak." celetuk Ava. "Soalnya gue belum tau." katanya kemudian tertawa.

Devan langsung menoyor kepala Ava, membuat gadis itu berhenti tertawa dan langsung menabok paha Devan yang berada tepat dibelakang Kaylin.

Zeira jadi greget sendiri karena para sahabatnya itu malah bertele-tele. Alhasil ia memilih mengambil ponselnya yang berada didalam ransel.

Devan dan Ava masih asik saling tabok, dengan Revan yang memberi sorakan mendukung Ava kala cewek itu berhasil memelintir kepala Devan.

"UDAH WOY!" seru Kaylin membuat yang lain jadi terkejut. "Bisa serius dikit gak sih lo pada?"

Yang lain jadi terdiam. Ava langsung mendorong tubuh Devan agar menjauh dari dirinya. Sedangkan Revan langsung pura-pura sibuk seolah-olah ia tak tahu apapun.

Zeira meletakkan ponselnya diatas meja. Gadis itu memutar tubuhnya ke kiri, jadi berhadapan dengan Kaylin.

"Sabar. Sekarang kasih tau gue lo ada berita penting apa?" kata Zeira dengan nada lembut, karena ia tau Kaylin kalau sudah sangat kesal.

Adel dan Alvin sebenarnya juga kesal walaupun sedari tadi memilih diam.

"Gue mau ngasih tau kalo Gabriel pindah kesini." jawab Kaylin tak mempedulikan tangan Devan yang sudah bertumpu diatas kepalanya.

ZEIRA [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang