Zeira // Part 05

85 38 10
                                        



Sehabis makan malam, Zeira termenung diatas tempat tidur. Pikirannya kembali melayang kepada seseorang yang tadi siang ia lihat. Entah itu hanya orang iseng atau apa, cewek itu tak tahu.

Walaupun orang tersebut hanya iseng, tetapi kenapa harus kearah mobilnya? Menodongkan pisau dengan pakaian serba terutup.

Dilihat dari pakaiannya pun sangat mencurigakan. Tidak mungkin orang iseng sampai segitunya bukan? Apa orang itu sengaja? Tapi kenapa harus dirinya?

Baru kali ini Zeira jadi kepikiran dengan apa yang terjadi. Biasanya ia tak peduli pada hal yang sudah lalu, tetapi kenapa kali ini ia jadi kepikiran?

tok tok tok

Zeira tersadar dari lamunannya. Ia bangkit dari tempat tidur, merapihkan bajunya terlebih dahulu lalu melangkah untuk membuka pintu kamar.

Setelah pintu terbuka, didepan kamar sudah ada sosok Dave sedang berdiri dengan kaos polos hitam melekat ditubuh kekar cowok tersebut.

"Ngapain?" tanya Zeira tanpa basa-basi.

Dave mengerutkan keningnya. "Galak banget lo sama abang sendiri."

"Lo harus ikut gue." lanjut Dave.

"Kemana?"

"Cari Aby, dia belum pulang daritadi." jawab Dave. "Udah jam segini soalnya."

Zeira menatap abangnya itu bingung. Tak biasanya Dave khawatir dengan adik perempuannya yang satu itu.

"Tumben banget lo peduli sama Kak Aby." kata Zeira. "Biasanya lo bodoamat dia mau pulang atau gak."

"Disuruh Mamih." seru Dave. "Kalau gak disuruh juga gue ogah amat cari dia."

"Pantes aja." Zeira terkekeh. "Gue ambil jaket dulu."

Setelah itu Zeira masuk ke kamar untuk mengambil jaket. Dave menunggu diluar, sembari menyender ditembok kamar adiknya itu.

Tak lama kemudian, Zeira keluar dengan jaket yang sudah ia kenakan. Dave melihat itu langsung berdiri tegak dan berjalan sembari merangkul bahu Zeira.

Mereka berdua menuruni anak tangga dengan riang, sesekali mereka tertawa karena sedang membahas sesuatu. Dave yang notabenenya memiliki mata agak sipit itu, jadi terlihat seperti sedang memejamkan mata saat ia tertawa.

Setibanya di anak tangga terakhir, sosok yang baru akan Dave dan Zeira cari sudah ada didepan mereka dengan wajah terkejut, tetapi itu hanya berlangsung sebentar.

Aby menatap Dave dan Zeira dengan tatapan datar. Baru saja ia habis diceramahi oleh orangtuanya karena pulang larut malam, sekarang malah bertemu dengan dua orang yang sangat tidak ingin ia lihat.

"Darimana lo?" Dave bertanya dengan nada ketus.

"Bukan urusan lo." jawab Aby dengan nada tak kalah ketus.

Zeira menatap kedua saudaranya itu dengan malas. "Mamih sama Papih nyariin kakak."

Aby mendengus. "Terus urusan sama lo berdua apa?"

Dave jadi geram mendengar jawaban dari Aby, tapi ia tahan karena ini masih didalam rumah. Apalagi disampingnya kini ada Zeira, jadi ia harus bisa menahan emosinya.

"Gue disuruh Mamih buat cari lo."

"Buat apa?" kata Aby. "Lo bukannya gak peduli sama gue?"

"Emang." jawab Dave tanpa ragu membuat Zeira jadi menatap sebal kearahnya.

"Abang gak boleh gitu." celetuk Zeira sembari mencubit pinggang Dave.

Dave meringis. "Biarin aja."

ZEIRA [ HIATUS ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang