Kini Zeira dan lainnya sedang berada di kantin dan belum memesan apapun, karena mereka masih ingin kembali membicarakan perihal kepindahan Gabriel.
Sebenarnya Zeira pun penasaran kenapa Gabriel pindah ke Jakarta lagi, bahkan sekolah di tempat yang sama dengan dirinya dan juga yang lain.
"Apa coba maunya? Udah dulu pergi gitu aja tanpa ngasih alasan, kenapa sekarang dia datang lagi? Sedih bidadari," batin Zeira.
"Hai, Ze."
Sapa seseorang membuat Zeira yang sedang mendengarkan celotehan Ava, jadi menoleh. Terlihat seorang kakak kelas sedang berdiri dihadapan gadis itu.
Namanya adalah Vino, kelas XII M2. Dia merupakan seorang most wanted di sekolah. Dan dia juga mempunyai band yang sudah cukup terkenal bernama The Lights.
Vino memiliki wajah tampan dan tatapan mata yang teduh. Ditambah ia juga seorang siswa tercerdas selama dua tahun berturut-turut.
"Hai juga, Kak Vino." Zeira jawab sapaan Vino sembari menganggukan kepalanya.
"Eh Kak Vino, masa cuma Zeze yang disapa? Apakah kita ini cuma dianggap sebagai pot bunga?" tanya Revan dengan nada yang sedikit lebay.
Vino jadi terkekeh. "Niat gue sih cuma nyapa Zeira doang."
"Haduh gue mencium bau-bau akan ada pendekatan nih," timpal Devan dan langsung mendapatkan cubitan ditangannya dari Zeira. Tentu saja laki-laki itu langsung meringis kesakitan.
Vino hanya tersenyum lalu melanjutkan jalannya ke tempat duduk yang sudah terisi oleh teman-temannya.
"Gue rasa Kak Vino suka deh sama lo, Ze," celetuk Adel sembari menatap Zeira intens.
"Ngaco deh lo, gak mungkin lah."
"Yee semuanya gak ada yang gak mungkin keles," sahut Ava menimpal.
"Heh! Niat awal kita kesini kan mau ngomongin Gabriel, kenapa jadi Kak Vino sih?" tanya Zeira sembari menatap sebal ke arah teman-temannya.
"Iya-iya. Tapi Ze, menurut lo Gabriel kenapa pindah kesini?" sekarang Kaylin yang menatap Zeira, seperti seorang yang ingin menginterogasi.
"Mana gue tau, lo malah nanya sama gue."
"Lo kan mantannya dia," celetuk Adel dengan tampang bodohnya.
"Pelan-pelan goblo," sahut Zeira sembari menoyor kepala Adel.
"Gapapa, Del. Gue dukung kok, lanjutin aja." Revan malah memanasi suasana.
"Terus kalo gue mantannya dia kenapa? Gue cuma mantannya dia. Inget ya cuma mantan. Gue cuma mantannya dia dan bukan berarti gue tau kenapa dia pindah kesini," jawab Zeira dengan nada jengkel.
Zeira bingung. Lagian kenapa mereka nanya sama dia? Kenapa gak langsung tanya ke orangnya coba?
"Lo tanya gih ke orangnya."
"Yang tadi kepo kenapa dia pindah kesini itu siapa? Lo semua kan? Kenapa jadi nyuruh gue?" Zeira jadi kesal.
"Lagian tadi lo semua denger kan? Kalo dia pindah kesini itu karna dia mau nyelesaiin yang dulu sempat tertunda."
"Dan gue gak tau itu apa," lanjut Zeira dengan sedikit emosi.
Zeira bangkit dari tempat duduknya, memilih untuk memesan makanan daripada harus ribut dengan para sahabatnya itu.
"Eh, mau kemana lo?"
Kaylin memberhentikan langkah Zeira yang mulai melangkah menjauh.
"Gue mau mesen makanan, pada mau ikut gak lo?" Zeira menjawab pertanyaan Kaylin dengan malas dan jengkel.
![](https://img.wattpad.com/cover/221461416-288-k633921.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEIRA [ HIATUS ]
Fiksi RemajaMasa-masa remaja Zeira tak seindah yang ia harapkan, masalah yang terjadi di masa lalunya ternyata masih menghantuinya sampai sekarang. Ditambah beberapa orang terdekatnya ikut terlibat. Apa yang harus Zeira lakukan? WARNING!! 🔞 CERITA INI MENGAND...