Happy Reading
Sekarang Raina masih berada di atas motor bersama Alva. Raina bingung ini bukan jalan untuk ke rumahnya Alva.
Raina menepuk pelan pundak Alva. "Kak! Ini kan bukan jalan ke rumah kakak!" teriak Raina sedikit keras.
"Gue laper," jawab Alva singkat membuat Raina mengernyit bingung, kalau lapar yah pulang ke rumah makan, tapi mungkin pikiran Alva lain dengan Raina.
Tak lama Alva pun memberhentikan motornya, mereka sudah sampai di sebuah cafe. "Turun," kata Alva. Raina pun turun dari motor Alva.
"Kak, kalau lapar kenapa ga makan di rumah kakak aja?" tanya Raina heran.
"Y–ya suka-suka gue lah!"
"Terserah kakak deh, yang penting bisa berdua duaan dengan masa depan aku," ucap Raina dengan kekehan. Tak di sangka Alva tersenyum hanya sedetik lalu mengembalikan ekspresinya.
Mereka memasuki cafe tersebut dengan banyak pasang mata yang melirik mereka berdua, itu karna Alva sangat tampan. Raina yang menatap tajam semua orang yang memperhatikan Alva, ia seperti seorang singa yang menjaga makanannya.
Alva pun memesan makanan di ikuti dengan Raina. "Mba pesan pastry dua sama caramel macchiatonya dua," ucap Alva tanpa menanyai terlebih dahulu apa yang di pesan Raina.
"Kak Alva selama ini ngestalk aku ya?" ucap Raina mencolek lengan Alva.
"Ga penting tau ga."
"Trus tau darimana minuman kesukaanku?" tanya Raina bingung.
"Heh bodoh! Itu minuman kesukaan gue," jawab Alva sembari menyentil jidat Raina.
Raina yang mendengar perkataan Alva, membuat matanya berbinar. "Minuman kesukaan kita sama ya! Fix kita jodoh kak," ucap Raina senyam senyum seperti orang gila. Alva yang menghela napas berat.
"Ini mas, mba pesanannya," ucap pelayan itu sembari meletakan makanan Raina dan Alva lalu pergi. Raina sangat suka makan tetapi sehabis makan pasti ia akan ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perutnya lagi.
Setelah selesai makan Raina berdiri dari kursinya, membuat Alva menoleh kepadanya. "Kak aku ke toilet bentar," ucap Raina lalu pergi ke toilet.
Disana ia mengeluarkan makanan yang baru ia makan tadi, ia sangat ingin jika makanannya tinggal sangat lama di perutnya tetapi perutnya berkata lain.
Setelah mengeluarkan isi perutnya, Raina mengambil berbagai macam obat dari tasnya. Ia menghela nafas, ia sangat berharap semoga ia terlepas dari semua obat itu.
Setelah selesai Raina pun kembali duduk di depan Alva.
"Lo punya pacar?"
"Uhuk! uhuk!"
Raina tersedak air liurnya sendiri. Raina bingung ia mau senang tau tidak, karna Alva sudah mulai memperdulikannya.
"Kata siapa aku punya pacar?!" tanya Raina.
"Ga, ga penting juga," jawab Alva acuh.
![](https://img.wattpad.com/cover/220297266-288-k405507.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You?
Novela JuvenilKarena Ini cerita pertama aku, jadi Mohon bantuannya:) • • • Berkisah tentang seorang gadis dengan sejuta senyuman diwajahnya yang ternyata memiliki beban hidup yang sangat besar bertemu dengan lelaki dingin yang tak punya hati yang selalu menyakiti...