Bagian 10

8 2 0
                                    

Happy Reading


Sekarang Raina dan Diana sedang berada di sebuah mall yang ada di pusat kota mereka. Raina sedang mencari sebuah novel.

"Rain gue udah lama mau nanyain ini ke lo tapi lupa trus," ucap Diana.

Raina mengernyit kan dahinya. "Tanya apa?"

"Kok lo sama kak Kenzo bisa dekat si?" tanya Diana.

"Karna dia yang nolongin gue saat gue di bawa sama kak yuna," jawab Raina membuat Diana mengangguk mengerti.

"Trus lo dengan kak Alva gimana?"

"Ya ga gimana-gimana," jawab Raina tersenyum.

"Mending nyerah aja deh Rain, sama kak Kenzo aja," ucap Diana, Raina langsung membulatkan bola mata nya.

"Ga mau! Kak Kenzo nyebelin, kalau kak Alva mah ganteng," jawab Raina. Diana mengernyit jawaban Raina sangatlah tidak nyambung. Nyebelin dan ganteng? Menurut Diana Kenzo tak kalah ganteng dengan Alva. Tapi ya sudahlah, Raina ga bisa di lawan.

"Eh Rain, bukannya sana Kak Alva sama teman-temannya ya?" tunjuk Diana, Raina lantas menoleh ke arah yang di tunjukan Diana.

"Woi JOMBLO!" teriak Raina tidak tahu malu, Leon dan Dimas clingak clinguk mencari sumber suara itu, sedangkan Alva seperti tidak peduli. Raina dan Diana pun menghampiri mereka bertiga.

"Oy, ngapain disini kak?" tanya Raina menghampiri Alva.

"Bukan urusan lo," jawab Alva

"Urusan kak Alva itu urusan Raina juga, siapa tahu kakak datang kesini buat selingkuh," celetuk Raina.

"Ga usah ganggu gue deh," kesal Alva, niat nya ke sini untuk senang-senang  sama kedua temannya, malah jadi kebalikannya.

"Kan Rain cuma nanya," ucap Raina. Alva mendengus sebal, apanya yang bertanya. Tidak ada orang yang bertanya seperti itu.

"Dari pada ribet, mending kalian berdua ikut kita yuk!" aja Leon menengahi. Raina pun menoleh kepada Leon dengan tatapan yang sulit di jelaskan, dia tersenyum bodoh lalu memukul lengan Leon pelan.

"Kak, jadi kakak aku ya?" pinta Raina.

"Ga usah peduliin kak, dia emang sinting lagi ga minum obat," ucap Diana seketika Raina teringat bahwa ia memang belum menyentuh obatnya hari ini. Ia pun menepuk pelan jidatnya.

"Kak aku ke toilet bentar ya!" ucap Raina buru-buru.

"Lah aneh, dia kenapa?" tanya Dimas.

"Ga tau kak, by the way aku mau beli minum dulu ya kak disana," ucap Diana lalu pergi membeli minuman.

Tiba-tiba di otak Dimas terdapat ide yang sangat bagus, "em Al gue sama Leon beli boxer dulu yah boxer Leon kotor semua," ucap Dimas memberi kode kepada Leon.

Leon yang lemotnya minta ampun tidak paham dengan ucapan Dimas. "Ma—" ucapan Leon terpotong karena tangan Dimas menutupi mulutnya.

"Anjing! Goblok! Kenapa tangan gue lo ludahin!" geram Dimas, Leon menatap Dimas seperti orang dongo.

"Bau jengkol tangan lo monyet!" jawab Leon.

"Huh, yasudah lah kita beli boxer dulu ya Al!" ucap Dimas lalu menarik tangan Leon. Alva melihat kedua temannya hanya mengangkat bahu acuh. Ia bersandar di tembok yang ada disana sembari memainkan ponselnya untuk menunggu kedatangan kedua temannya itu.

Tak lama Raina pun datang menghampiri Alva. "Kak yang lain mana?" tanya Raina.

"Ga tau," jawab Alva melirik Raina.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Why Should You?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang