Happy Reading
Pagi-pagi sekali Raina sudah berada di dapur ia ingin membuat bekal untuk Alva sebagai permintaan maafnya karena telah menabraknya kemarin.
"Kok anak Mama pagi-pagi gini udah bangun? Ngapain?"
"Lagi buat bekal Mam untuk kak Alva," jawab Raina tersenyum.
"Siapa tuh Alva? Cie anak mama suka yah sama dia?" tanya Feli membuat Raina mengangguk malu-malu.
"Yaudah cepat bikinnya trus kita sarapan," ucap Feli.
Sesampainya Raina ke sekolah, Raina tidak dulu pergi ke kelasnya, ia berniat untuk mencari kelas Alva terlebih dahulu.
Tiba-tiba Leon jalan mendahului Raina, "eh Kak tau kelas kak Alva ga?" tanya Raina menahan Leon.
"Tau lah, kan sekelas sama gue, emang ada apa nyariin es batu?"
"Aku mau ngasih bekal buat permintaan maaf karna nabrak kak Alva kemarin," jawab Raina memperlihatkan kotak bekalnya.
"Gue saranin mending lo ga usah ngasih di bekal, apa jangan jangan lo suka ya sama Alva?" tebak Leon membuat Raina tersenyum malu-malu.
"Ayolah kak, kita ke kelas kakak."
Mereka berdua pun berjalan menuju kelas 11 IPA 1 kelas Alva dan Leon, kalau dimas IPS.
Raina pun menunggu di luar kelas Leon, Leon pun masuk kedalam dan memberitahu Alva bahwa ada seseorang yang mencarinya di luar kelas.
Alva pun berjalan mendatangi Raina.
"Adaapa?"
"Ini kak aku mau ngasih bekal buat kakak sebagai permintaan maaf aku yang kemarin," jelas Raina menyodorkan kotak bekal berwarna biru di hadapan Alva.
Alva hanya menatap kotak bekal itu tanpa ada niat untuk mengambilnya. Alva pun menoleh ke Raina.
"Ga usah," jawabnya.
"Yah kak ambil aja, aku dengan susah payah membuatnya."
"Gue bilang ga, ya ga!" ucap Alva menaikan suaranya.
"Aku mohon kak," ucap Raina memohon.
"Oke gue ambil!" putus Alva, Alva pun mengambil kotak bekal Raina dan berjalan ke arah tempat sampah depan kelasnya lalu membuangnya.
Raina yang melihatnya cuma bisa tersenyum miris.
'Semangat Raina, jangan putus asa' batin Raina.
"Kak kok di buang sih?" tanya Raina pelan.
"Suka-suka gue lah, yang penting udah gue ambil," jawab Alva lalu masuk ke kelasnya.
Raina pun menghela napas dan pergi menuju ke kelasnya karena bel sudah berbunyi.
***
Sekarang Alva, Leon dan Dimas lagi berada di kantin. Sekarang sudah jam Istirahat.
"Al gimana enak ga bekal tadi?" tanya Leon
"Apa?"
"Yang tadi elah, yang Raina bawain untuk lo," jelas Leon.
"Gue buang."
"Lah kok lo buang sih, kasih gue sama dimas kek, lo ga kasihan apa sama Raina?"
"Ga."
"Susah emang bicara sama batu," celetuk Dimas yang masih menyatap baksonya.
Alva tidak peduli dengan omongan kedua sahabat nya itu yang mengatakan kalau dia itu batu, toh memang dari sananya sifat Alva kek gitu, susah bersosialisasi.
"Woi Raina!" panggil Leon kepada Raina yang masih bingung mau duduk kemana karena semua udah penuh.
"Ngapain lo panggil mereka kesini? Ganggu tau ga!" ketus Alva.
"Suka suka gue lah, ngapa lu sewot wlee," Balas Leon tanpa memperdulikan Alva.
Raina pun datang menghampiri meja mereka bertiga.
"Hai kak," sapa Raina dan Diana bersamaan.
"Hai adek maniss," balas Leon dengan kedipan mata.
"Hai kak Alva," sapa Raina.
Alva seakan tuli dengan sapaan tersebut, ia malas meladeni cewek yang satu ini. Menurutnya jika ia meladeninya cewek ini akan besar kepala nantinya.
"Kak Alva besok Raina bawain lagi bekal yah, yang enak kok tinggal bilang aja, mau Raina bikinin apa?" ucap Raina.
"Brisik!" jawab Alva.
"Kak mau omelet? Atau nasi goreng atau apa? Sebutin aja nanti Raina bikinin," ucap Raina masih tersenyum menatap Alva.
"Lo brisik! Kalau ga mau makan yaudah sana pergi!" Teriak Alva lalu meninggalkan mereka semua.
Raina yang mendengar teriakan Alva cuma bisa menunduk, ia sangat ingin kak Alva melihatnya.
"Rain sudahlah, dia emang gitu, mending ga usah deh lo dekat-dekat dia," saran Dimas.
"Iya Rain, gue aja sebagai sahabatnya sering diginiin," tambah Leon memberi mengingat-ingat masa kelamnya bersama Alva.
"Gapapa kak, Raina masih kuat buat hadapi kata-kata kak Alva yang pedes kek cabe cabean kok," balas Raina terkekeh.
"By the Way, temen lo dari tadi diam aja, kebelet berak ya?" ucap Leon mendapat pelototan dari Diana.
"Ga usah heran, mulut ni anak emang kek gini, ceplas ceplos aja ga tau malu," jelas Dimas kali ini dimas yang mendapat pelototan dari Leon.
Raina pun melanjutkan makannya seraya memikirkan Alva yang entah sekarang kemana.
'Ayo Rain, lo harus dapatin dia sebelum lo kalah sama penyakit lo,' batin Raina.
TBC
Hai gaiss
Gimana gimana?
Jangan lupa vote dan komen serta krisarnya hehe
Lanjut?
SATU VOMENT SANGAT BERARTI BAGIKU :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Why Should You?
Fiksi RemajaKarena Ini cerita pertama aku, jadi Mohon bantuannya:) • • • Berkisah tentang seorang gadis dengan sejuta senyuman diwajahnya yang ternyata memiliki beban hidup yang sangat besar bertemu dengan lelaki dingin yang tak punya hati yang selalu menyakiti...