Awan (18)

513 64 0
                                    

Sana saat ini ada di apartemennya, tadi dia menelpon Dubu dan meminta nya untuk ke apartemennya sekarang.
Dia akan mengakhiri hubungannya dengan Dubu hari ini dan itu akan sangat menyakitkan.

"Lebih baik aku mengakhiri semuanya dari pada terus-terusan menyakitinya"
Pikir Sana yang sedang menunggu kedatangan Dubu di apartemennya.

.

Tak butuh waktu beberapa menit Dubu sudah ada di apartemen Sana, dia sudah memperkirakan semua hal yang akan terjadi atas kejadian tadi.

"Dubu aku minta maaf, aku mau hubungan kita sampai disini saja"

"Aku rasa itu bukan kemauan mu Sana, aku tidak akan pernah mau mengakhiri hubungan ku dengan mu"

"Dubu... Ku mo...."

Tak sempat melanjutkan perkataannya Dubu pergi dari apartemen dan meninggalkan Sana.

Meski sudah banyak rasa sakit yang di terima Dubu namun dia tidak akan pernah mengakhiri hubungannya dengan Sana walau Sana memintanya.

.
.

Jeong hari ini mengunjungi rumah Bibi Nayeon atas kemauan Bibi Nayeon yang tidak bisa di tolak olehnya.

"Ah... Kapan kalian akan menikah?...."

Tanya Bibi Nayeon pada kedua orang yang ada di hadapannya saat ini, keduanya pulang lebih awal karena di panggil oleh Bibi Nayeon.

"Kami tidak pacaran Bibi, kami hanya teman biasa"

"Apa kalian bertengkar??... Pasti kau berulah yah"

Bibi Nayeon menarik telinga Jeong, dia tidak pernah percaya dengan perkataan Nayeon dan Jeong kalau keduanya tidak sedang pacaran.

"Aduhh... Bibi"

Jeong merengek kesakitan, Nayeon yang melihat itu langsung berbalik lalu menertawakan Jeong yang terlihat seperti anak kecil.

"Bibi sudah bi, dia itu punya kekasih dan itu bukan aku"

"Eh... Aku tidak punya kekasih"

"Terserah kau saja"

Nayeon malas mendengarkan perkataan Jeong yang selalu mengatakan kalau dirinya tidak memiliki kekasih.

"Selain diri mu"

Deg... Deg....

Perkataan Jeong membuat Nayeon terdiam, jantungnya berpacu layaknya kuda yang sedang berlomba, pipinya merah bak kepiting rebus dan Nayeon sedikit mengembungkan pipinya.

Bibi Nayeon bisa tau dengan keadaan Nayeon saat ini yang malu mendengar perkataan Jeong sedangkan Jeong lagi-lagi tersenyum melihat Nayeon dengan ekspresi yang membuatnya terlihat imut.

"Kau ini... Dasar anak penggoda"

Bibi Nayeon memukuli punggung Jeong dengan telapak tangannya berkali-kali.

"Aduh... Ampun Bibi"

Ujar Jeong meminta ampun dan Nayeon masih terdiam dengan mengingat perkataan Jeong tadi.

.

Waktu berlalu Jeong dan Nayeon pamit pulang dari kediaman Bibi Nayeon, mereka akan pulang bersama karena Nayeon meninggalkan mobilnya di basement hotel.

Nayeon merasa canggung dengan Jeong saat ini di dalam mobil, dia menghayal dan memikirkan beberapa hal yang sedang mengganggu dirinya.

"Nayeon kau harus memasang sitbel-nya"

"Nayeon"

Jeong terus menyuruh Nayeon tapi dia tidak bergerak sama sekali, Jeong berpikir bahwa Nayeon sedang tidur saat ini karena dia tidak bisa melihat wajah Nayeon yang membelakanginya.

The Feeling - END-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang