Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
hyunjin bingung, sejak kapan rowoon kakak kelasnya itu jadi mutual dia? perasaan udah selektif juga kok
"kenapa?" hyunjin yang kaget langsung balik badang sambil ngelus dada.
"permisi-permisi kek kak! Gak tau apa gue jantungan.."
bangchan ketawa sambil ngegandeng hyunjin ke tribun lapangan luar. Mereka habis dari kamar mandiㅡcuma bangchan sih yang ke kamar mandi, hyunjin diluar sambil main hp.
"kak kenapa harus di sekolah sih ngomongnya? diluar aja yuk, sambil jajan pentol.." kata hyunjin ngegoyangin tangan bangchan.
"nanti aja abis ngomong gue jajanin pentol yang banyak, kalo perlu sekalian gerobaknya gue beliin."
"hih, ria!"
hyunjin ngeliatin bangchan yang duduk sambil ngeliatin langit mulai gelap. "duduk.." kata bangchan sambil nepuk-nepuk tempat kosong disampingnya.
"apa sih bagusnya?" tanya hyunjin sedangkan bangchan menggedikan bahunya.
"ya, intinya dia udah punya yang lain di hati begitu juga gue"
"o-oh,," hyunjin gak berniat buat suasana jadi canggung gini serius, tapi dia juga penasaran apa yang dia denger tadi bener atau enggak, itu aja. "terus mau ngomong apa tadi?"
"nggak jadi, kapan-kapan aja. yuk cari pentol aja" bangchan bangun dari duduk nya ngerangkul hyunjin seraya ngacak surai hitam pemuda hwang itu.
"bikin orang penasaran dosa lho kak.."
"kapan-kapan kan gue kasih tau."
"kan kapan-kapan, gatau kapannya, kapan besok, apa kapan minggu depan, apa kapan taun depanㅡka-k.." bangchan sekarang berhenti di depan hyunjin dengan wajahnya yang sudah berjarak beberapa centi saja dengannya.
"lanjutin lagi ngomongnya," katanya sambil menunjukan smirk ala alaㅡtolong ini hyunjin merinding malam-malam. "abis itu gue buat lo susah napas disini."
"o-okay I'll shut up.." cicit hyunjin menunduk dengan pout dibibir.
"kalo ngambek gak jadi beli pentol nih?"
"bawel ah," hyunjin melengos pergi meninggalkan bangchan yang mengekornya dengan senyum jahil.