Jeon's Family.

1.2K 189 6
                                    

Hoseok duduk dengan seorang pria cantik lainnya, ruangan kerjanya hening. Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hoseok yang sedang memikirkan alasan untuk menjelaskan jika saja sosok pria mungil dihadapannya bertanya sesuatu, sedangkan pria diseberang meja tempatnya duduk sedang menatap penuh damba sosok Hoseok yang malah  memalingkan wajah ke arah luar jendela.

"kau masih sama hyung," suara yang sangat lembut memecah keheningan diantara dua orang submisif tersebut.

Hoseok memilih menatap lawan bicaranya, hati dan pikirannya sudah memutuskan apa yang harus dia perbuat. "apa yang harus berubah dariku, Jim?" obrolan singkat ini mulai menarik minat Hoseok. Tidak dipungkiri bahwa dia sama rindunya dengan sosok pria dengan pipi chubbynya tersebut.

"ya mungkin yang berubah hanya status ku, aku seorang ibu tunggal sekarang," lanjut Hoseok.

Jeon Jimin, membulatkan matanya saat mendengar sebuah fakta dari sang kakak. Jung Hoseok dan Jung Jimin, yang sekarang telah mengganti marganya entah sejak kapan Hoseok tidak tau pasti. Dua orang saudara yang terpisah karena Hoseok yang menghilang bak ditelan bumi. Tidak ada yang mengetahui keberadaannya, tapi sebuah alasan yang cukup memukul membuat Hoseok menetap di Berlin selama kurang lebih dua belah tahun lamanya.

Jimin menatap mata sang kakak, masih terlihat jelas gores luka disana.  Kakaknya menanggung luka itu sendiri, tanpa sosok pendamping yang entah sekarang dia dimana.

"apa, dia mengetahuinya hyung?" Jimin bertanya dengan sangat hati-hati, tidak ingin menggali kembali lubang luka yang sebagian telah berhasil ditutup.

"sejauh ini tidak, dan kuharap mereka tidak mengetahuinya Jim," Hoseok menatap sendu Jimin, tatapan yang sarat akan permohonan. Jimin menggenggam tangan sang kakak, "aku berjanji  mereka tidak akan mengetahuinya, hyung" Jimin tersenyum hangat, Hoseok percaya pada adiknya.

"terima kasih, apa  kau datang sendiri ke Berlin?" tanya Hoseok, mengalihkan topik obrolan. Jimin menggeleng pelan, masih dengan senyum diwajahnya.

"kau tau hyung, suami ku sangat frustasi saat mengetahui kau menghilang," Hoseok mendengarkan penuh minat. "bahkan terkadang aku heran, sebenarnya yang adik kandungmu itu dia atau aku" Jimin memajukan bibirnya kesal, Hoseok terkekeh. Adik kecilnya tidak berubah.

"apa dia akan kemari?" Jimin mengangguk sebagai jawabannya, dering ponsel milik Jimin menghentikannya untuk kembali berbicara.

"ya yeobo?"

"..."

"astaga kau bawel sekali, masuklah kemari aku sedang mengobrol dengan pemilik toko disini"

"..."

"aku pastikan kau menyesal saat tau siapa pemilik toko ini,"

"..."

Jimin mengaktifkan mode loudspeaker pada panggilan teleponnya, meminta Hoseok untuk berbicara sebentar. Hoseok pun mengiyakan, berdehem untuk menetralkan tenggorokannya yang tersendat, "Kookiee,"

Hening. Tidak ada jawaban dari seberang panggilan. "yeobo-" ucapan Jimin terpotong saat suara gaduh terdengar, dan suara dua anak kecil yang memanggil sang ayah. Tak lama pintu ruang kerja berwarna coklat tersebut dibanting menghantam tembok.

Terlihat seorang dominan tinggi dengan nafas naik turun, ah jangan lupakan kedua bocah kecil yang diangkut seperti karung beras di kedua sisi lengan kekar sang pria. Sedangkan Hoseok dan Jimin terkejut dan hanya diam melihat sosok pria tinggi tersebut menghampiri mereka. Menurunkan kedua bocah beda usia yang segera berlari kearah Jimin, sang ibu.

Pria tadi berjongkok dihadapan Hoseok, menatap dengan air mata mengalir di kedua pipi tegasnya. Hoseok hanya tersenyum, mengusap kepala sang adik ipar. "apa kabar, Kookie?" tubuh Hoseok dipeluk erat oleh pria yang tidak lain adalah suami dari Jimin, Jeon Jungkook.

Adik tingkat kesayangan Hoseok, yang manja padanya karena dia adalah anak tunggal. Dan jatuh cinta pada Jung Jimin yang tidak lain adalah adik kandung sang kakak tingkat kesayangan Jungkook. Dunia memang sesempit itu, tapi Hoseok bahagia dapat melihat keluarga adiknya.

Keluarga kecil Jeon.

oOo

tetap stay at home, tetap jalankan ibadah dengan maksimal. jaga kesehatan dan jaga lisan saat puasa. semampunya aku bakal update kalau lagi kosong waktunya, jadi tetap stay juga sama cerita-cerita ku.

Bitter - Vhope -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang