Pulang?

1.1K 187 6
                                    

"Ku harap kau mau untuk sekedar pulang hyung," Jimin menepuk bokong batita yang tertidur dipangkuannya. Sedangkan anak sulungnya bersama Kim berada di cafè lantai dua.

Jimin dan Jungkook cukup lama, tepatnya tiga jam berada di kantor pribadi Hoseok di tokonya. Sampai pukul satu siang waktu setempat, suara bocah laki-laki berumur dua belas tahun mengintrupsi obrolan mereka.

"Ups, maaf aku menganggumu bu" Kim membuka pintu kantor sang ibu, terkejut saat melihat bahwa ibu nya sedang ada tamu.

"Kau sudah pulang Kim, kemarilah"

Kim menatap kesal seorang pria dewasa yang bergelayut manja pada lengan sang ibu. "Bu, apa sebaiknya aku membantu Will saja?" Tanya Kim, mata tajamnya masih menatap kesal Jungkook yang menjadi pelaku yang merangkul sang ibu.

Hoseok mengerti tatapan tajam sang anak, terkekeh saat mengetahui keadaan ruangan pribadinya yang sangat berisik karena suara Jeon Naeun dan Jeon Arin yang sedang bermain. Ditambah ayah dua gadis kecil tersebut sedang merangkul tangannya posesif.

"Hai," Jimin berhasil mengalihkan atensi Kim. "Oh halo tuan" Kim membungkuk hormat. Meski besar di luar, Hoseok tetap menanamkan budaya Korea pada putranya.

Jimin tersenyum, keponakannya sangat tampan dan berkarisma. Seperti ayahnya.

"Siapa nama mu anak muda?" Ini Jungkook, Kim menatap nyalang Jungkook tetapi tetap menjaga sikap sopan santun yang diajarkan oleh sang ibu. "Kim Han imnida," jawab Kim ketus.

Tiga orang dewasa tersebut terkekeh gemas dengan sikap tsundere Kim.

"Berhenti mengodanya Kook, kau tidak lihat tatapannya seperti akan mengulitimu" Hoseok melepas rangkulan tangan Jungkook. Mengundang tawa dari pria bergigi kelinci.

Jungkook menghampiri Kim yang hanya diam karena bingung dengan situasi diruangan sang ibu. "Hei anak muda, aku adik ipar dari ibu mu. Kau bisa memanggilku paman Jeon hm," Jungkook mengusak rambut madu Kim. Sedangkan Kim bersemu merah karena sudah salah sangka pada Jungkook.

"Maaf paman, kupikir kau orang ke-99 yang mencoba melamar ibu" ucap Kim.

Hoseok menahan malu dengan omongan putranya. Memang benar selama ini sudah banyak yang mencoba meminangnya, tapi tidak satu pun lamaran yang diterima. Selalu beralasan bahwa dia sudah nyaman dengan kehidupannya sebagai seorang single parent. Ditambah Kim juga tidak pernah bertanya tentang sosok ayah untuknya.

"Dan aku aunty Jimin sayang" Kim menatap Jimin, senyum kotak milik bocah laki-laki tersebut berhasil menghipnotis Jimin dan Jungkook. Kim sangat mirip dengan ayahnya, senyum kotak, mata teduh, bahkan tahi lalat sekalipun sama. Tidak ada yang terlupakan dari sang ayah.

Hanya sikapnya, Kim mewarisi sifat sang ibu yang periang dan selalu heboh. Tegas tapi terkesan lembut. Seperti itu lah Hoseok.

Setelah sesi perkenalan diri antara Jeon's Family, Kim mengajak Naeun untuk naik ke cafè, memesan semangkuk es krim yang dibuat oleh juru masak Hope Garden's.

"Aku tidak janji, tapi akan kuusahakan" kembali ke obrolan tiga orang dewasa yang masih betah melepas rindu.

"Aku mengerti kau takut bertemu dengannya hyung, tapi aku sendiri yang akan memastikan dia tidak akan menemuimu dan Kim" tegas Jungkook.

"Demi ayah dan ibu hyung" pinta Jimin.

Pasangan suami-istri tersebut sedang membujuk Hoseok untuk sesekali mengunjungi Seoul, menemui ayah dan ibu mereka.

Hoseok sendiri meminta waktu untuk memantapkan tekadnya kembali ke tanah kelahirannya. "Baiklah, aku percaya pada kalian. Tapi biarkan aku mengatur waktu," jawab Hoseok.

Sejujurnya Hoseok tidak yakin bisa kembali ke Seoul, tapi mendengar kabar sang ayah yang sedang sakit. Hoseok rasanya ingin segera terbang menuju Seoul.

Jungkook dan Jimin memutuskan kembali ke penginapan mereka, saat jam menunjukkan pukul empat sore dan cafè sebentar lagi akan tutup.

Hoseok merasa lelah, bukan fisik tapi pikirannya. Memori masa lalu, tidak sepenuhnya hilang dari benaknya. Sedikit ragu untuk mengabulkan keinginan adiknya, yang ingin dia untuk pulang menemui orang tuanya.

Tapi sampai kapan dia akan terus lari, tanpa kepastian. Kalau dulu dia berfikir dengan lari dan menghilang masalahnya akan selesai, maka sekarang dia akan mengatakan itu adalah keputusan yang salah.

Karena keputusan itu menyakiti pihak lain, meski sebenarnya Hoseok lah pihak paling tersakiti disini.

oOo


Bitter - Vhope -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang