Rest In Peace.

1.1K 192 7
                                    

Berbekal tas punggung dan koper kecil. Ibu dan anak tersebut telah menginjakkan kaki kedua kalinya di Seoul.

Bedanya jika yang pertama mereka pergi dengan tujuan liburan, kali ini tidak. Seorang pria berusia tiga puluhan terlihat mendekati keduanya. "Mari tuan, tuan muda." Pria tadi mengambil alih koper Hoseok, kemudian membuka pintu penumpang mengisyaratkan Hoseok dan Kim untuk masuk.

Perjalanan dari bandara menuju kediaman Jung diisi dengan kesunyian. Kim terus saja menggenggam tangan Hoseok, enggan untuk melepaskan. Kim tau ibunya sedang sedih sekarang, dan bocah laki-laki tersebut ingin menjadi seseorang yang akan melindungi sang ibu.

Mobil sedan hitam tersebut masuk kedalam pekarangan rumah keluarga Jung, yang sudah ramai dengan beberapa orang. Hoseok melihat beberapa orang menggunakan seragam unit seperti yang pernah dikenakan oleh ayahnya. Namun setelan hitam lebih mendominasi dirumahnya sekarang.

Helaan nafas itu terdengar dari si pria manis. Mobil sedan tersebut berhenti, Kim keluar lebih dulu. Berlari kesisi pintu penumpang lainnya. Membukanya, dan mengulurkan tangannya untuk digenggam oleh Hoseok.

Hoseok meraih tangan Kim, dadanya terasa sesak, matanya menatap kosong sebuah peti putih yang berada di tengah-tengah ruang tamu rumah. Semua mata tertuju pada sosok Hoseok dan seorang bocah yang memapah tubuh lemah Hoseok.

Tak terkecuali seseorang yang berdiri tidak jauh dari peti tersebut.

Kim tetap menggenggam tangan sang ibu, Kim juga sama sedihnya. Baru seminggu yang lalu mereka kembali ke Berlin, dan selama waktu liburannya di Seoul kakeknya sama sekali tidak mengeluh sakit. Sangat sehat, untuk menemani Kim lari pagi dan jalan-jalan menghabiskan waktu bersama keluarga yang lain.

Kim bahkan memiliki cita-cita akan menjadi sosok kuat seperti kakeknya. Dan berjanji akan bertemu saat liburan natal nanti. Tapi tuhan mempercepat pertemuan Kim dengan kakeknya. Ini adalah pertemuan kedua mereka, sekaligus  menjadi pertemuan terakhir.

Mata teduh Kim bertabrakan dengan tatapan mata yang sama teduh seperti miliknya. Kim mempererat rangkulannya pada bahu sang ibu.

Hoseok menatap kosong tubuh pucat dan kaku sang ayah. Kemarin ayahnya tiba-tiba saja drop, kondisi jantungnya semakin melemah. Tuan Jung didiagnosa memiliki penyakit Jantung, dan Jimin pernah mengatakan bahwa ayahnya beberapa kali memasang cincin pada jantungnya. Kondisi Tuan Jung dinyatakan membaik saat Hoseok dan Kim berkenjung pertama kalinya. Tapi beberapa hari terakhir kondisi jantungnya memburuk, dan Tuan Jung dinyatakan telah wafat dikarekan gagal jantung.

Seluruh orang dirumah keluarga Jung diam, suasana sangat hening. Tidak ada yang membuka suara saat Hoseok menjerit dengan penuh luka.

Jimin dan nyonya Jung saling berpelukan, tidak ada yang bisa mendekati Hoseok yang masih menangisi jasad sang ayah. Kim merangkul erat tubuh sang ibu.

Sampai sebuah tangan kekar juga ikut merangkul tubuh lemah Hoseok. Kim mendapati ayahnya berdiri disisi lain tubuh sang ibu, tubub bocah laki-laki tersebut juga ditariknya dalam rangkulan dari pria tersebut.

Hoseok masih dengan tangisannya, tidak memperdulikan siapa yang sekarang sedang merangkulnya selain Kim. Semua yang berada diruangan tersebut tertegun dan merasa terharu melihat keluarga kecil yang saling menguatkan satu sama lain.

Taehyung mengusap kepala sang anak, memberitahu bahwa semua akan baik-baik saja.

oOo

Bitter - Vhope -Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang