TRINUS 04

156 27 11
                                    

Gimana puasanya gengs, lancar? Gak budim kan?

Sebelum lanjut bacanya BUDAYAKAN VOTE DAN COMMENT DULU YA DUDE!!!

INGAT!!! GAK BOLEH PELIT!

Happy Reading ya-!! ❤️❤️

Happy Reading ya-!! ❤️❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Delvin menatap gadis yang ada di depannya sebentar, kemudian melanjutkan permainan yang sempat tertunda.

Seila mengatur napasnya lagi. Sabar.
"Kak Delvin boleh minta foto bareng gak?" Tanyanya lagi.

Tapi tak ada sahutan dari laki-laki itu. Aksa sudah sangat geram dengan teman yang satunya itu. "Itu orang lagi ngomong sama Lo, jawab kalo punya mulu," ucap Aksa menahan kesal.

"Tahan Sa, lo kaya gak tau si kutub aja," Fachry mencoba menenangkan Aksa yang sudah emosi.

Delvin mendengar ucapan Aksa, tetapi cowo dingin itu hanya mengangkat bahunya dengan acuh.

"Jawab kak jangan diem aja, seriawan?" Tanya Seila ada sedikit unsur meledek.

"Tau kan jawaban gue apa?" Tanya Delvin menaikkan sebelah alisnya.

Seila mengerutkan dahinya bingung, "lah gak tau ya kak, situ aja gak kasih keputusan,"

"Jawabannya ENGGA." Jawab Delvin menekankan pada kata "engga".

Seila kaget, "loh kok gak mau kak? Mau ya plisss." Seila merapatkan kedua telapak tangannya seperti orang memohon.

"Budek? Gua bilang enggak ya engga!" Delvin menaikkan satu oktaf.

"Loh kok ngamuk," sambar Fachry yang langsung mendapat pelototan tajam dari Gavin.

"Kak ayolahh mau ya, nanti di beliin bakso, mie ayam, cireng, pempek, bata-" ucap Seila membujuk Delvin.

"Punya kuping kan Lo?" Tanya Laki-laki di depannya.

"Iya punya kak. Tapi ini demi saya kak, ntar saya gak dapet tanda tangan OSIS gimana? Nanti saya di hukum gimana kak?" Seila masih mencoba agar ia bisa foto bareng, supaya tidak diberikan hukuman dari OSIS.

"Itu urusan lo!" Bentak Delvin.

Jleb.

"UDAH SONO LO PERGI!! GANGGU!!" Usir Delvin.

"Cih sok ganteng Lo!" Kata Seila membuat semuanya kaget heran, karena ada juga cewe yang berani dengan seorang kutub.

Setelah kepergian Seila dari kantin, suasana kantin kembali ramai karena Aksa yang berdiri dari kursinya, menaikkan lengan seragamnya yang menampilkan otot-otot lengannya. Aksa mencengkram seragam Delvin. Aksa tidak terima adiknya itu di bentak oleh siapa pun.

Satu pukulan Aksa dibiarkan melayang pada wajah tampan Delvin. Delvin kaget, karena pukulan secara tiba-tiba. Ia refleks membuang ponselnya ke atas meja, dengan gerakan cepat Fachry bisa menangkapnya.

TRINUS (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang