end?

768 62 6
                                    

bahagia.

rasa itu langsung menjulur ke seluruh tubuhnya begitu jelas saat sosok yang dirindukan telah bangun, sedang menatapnya sambil memberikan senyuman yang akan wade candukan sekarang.

kalau saja tidak ada tony dan steve, wade sudah menghamburkan pelukan ke pemuda mungil itu sebelum ada dua tangan yang memukul kepalanya.

"dia baru saja terbangun, jangan menyakitinya."

padahal wade sudah rela waktu istirahatnya terganggu demi melihat kehidupan baru di depannya, oh kau tidak ikhlas setiap hari menjenguknya wade?

'bukan, tapi hanya saja aku rindu pemuda itu.'

dan hanya satu kata yang bisa wade keluarkan dari bibirnya, "maaf."

"dad, ayah, jangan seperti itu. wade kan temanku."

sudahlah, steve dan tony tak sanggup melarang anak satunya ini.

"kau merasa baikan peter?"

"baik, tapi aku merasa lebih baik jika sudah menemui mu."

siapa yang mengajarkan peter seperti ini? ayolah, wade tidak mungkin mengajarkan yang aneh-aneh kepada sosok yang dirindukan selama berbulan lamanya.

tapi wade sekarang rasanya ingin terjun dari lantai atas gedung milik tony, lalu kembali kesini.

useless.

tapi sudah melihat lagi senyumnya, sudah merasakan adanya pelangi juga bunga-bunga disekitarnya, sudah melihat lagi ribuan bintang dimatanya lebih dari cukup.

"istirahat lah peter, aku akan menunggu."

peter mengangguk, posisinya sekarang berubah terlentang sambil melirik sebelah kanan kirinya.

ada dad, ada ayah.

tapi mereka berbeda. seakan ada yang berubah selama dia menutup mata.

"dad? ayah? kalian..."

"kenapa peter?"

wade tau ini seharusnya waktu keluarga, tapi ego dan kakinya menolak apa yang hatinya katakan.

apalagi otaknya, menolak mentah tentang ide untuk keluar dari ruangan ini dan memberi waktu keluarga ini.

dan matanya malah melakukan hal diluar pemikiran wade, walau begitu telinganya masih berfungsi untuk mendengar apa saja yang mereka katakan.

ada satu hal yang wade tau, ini tentang keluarga yang bersamanya saat ini.

memang tak ada hubungannya wade dengan masalah mereka tapi alasannya menetap disini baru saja terbangun.

hari ini tentu saja bukan hari absennya, sedikit terlambat dibanding kemarin hari. ini semua gara-gara air matanya terus keluar hingga matanya memerah terlebih wajahnya juga sembab.

wade tak mau orang lain tau hal ini, pembunuh bayaran nangis? tidak sekali!

hari ini wade ingin menceritakan hal ini pada peter, sadar omongannya tak akan mendapat jawaban.

semua curhat-nya akan selalu menjadi angan-angan belaka tanpa dipedulikan.

well semua rencananya hancur. tujuannya malah menjadi tempat yang selalu dihindari.

kenapa? kenapa mereka selalu--?

jika saja mereka bukan orang tua peter, wade tak akan segan membunuh mereka. ini masih tempat umum dan mereka sengaja menarik perhatian orang lain? apa mereka tidak ingat umur?

HALCYONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang