0.4

51 15 1
                                    

Setelah seminggu di rumah sakit akhirnya Pelangi sudah boleh pulang. Alam rencananya hari ini akan menjemput Pelangi.

"He buluk lo mau tinggal disini apa pulang?"

"Cantik-cantik gini kok di bilang buluk mata lo gak normal!?"

"Lo kalo marah tambah buluk bego haha."

"Demen banget sih lo Al ngehina gue," dengus Pelangi.

"Suka-suka mulut-mulut gue wlek," ucap Alam sambil menjulurkan lidahnya.

Hari ini memang Pelangi sudah dibolehkan pulang oleh dokter. Pelangi sangat senang, pasalnya dia bosan lama-lama di rumah sakit.

"Al gimana lomba basketnya menang?"

"Oh pasti dong, SMA NUSA BAGSA laki perempuan menang dan otomatis sekolah kita tetep juara bertahannya. Yah meskipun ketua basket ceweknya GAK ada."

"Sengaja banget sih neken kata gaknya."

Alam tidak lagi menjawab ucapan Pelangi. Dia sudah mengemasi barang-barang Pelangi. Orangtuanya tidak mengantarkan pulang karena ada urusan di luar kota, jadi Alam yang mengantar pulang. Alam menaiki taxi bersama Pelangi. Diperjalanan mereka hanya diam tak bersuara, kini mereka sudah sampai di rumah Pelangi.

Pelangi sangat merindukan rumahnya, dia ingin mengajak Alam keruang rahasianya. "Al ikut gw yuk!"

"Kemana?"

"Ruang rahasia."

"Hah? Gayaan lo rahasia-rahasiaan."

Pelangi tak lagi menghiraukan ucapan Alam. Dia terus berjalan ke kamarnya. Alam curiga. Semakin curiga. Pasalnya apa yang akan gadis itu lakukan dengan membawanya ke kamar. Apalagi setelah sakit otaknya jadi sedikit geser. Gak boleh curigaan Alam..

"Woy ngapain lo bawa gue ke kawar, lo gak mau ngapa-ngapain kan."

"...."

"Bisu lu gak bisa jawab? Woy buluk! Woyyyyyyyyyyyy!" Alam meneriakkan kalimat itu pada Pelangi. Dia kesal kenapa gadis itu tak kunjung menjawab ucapannya.

Pelangi terus berjalan hingga dia membuka pintu yang tertutup lemari. Dia menggeser sedikit lemari itu agar pintu tersebut mudah di buka. Alam yang peka pun langsung membantu Pelangi.

Pintu itu kini sudah terbuka. Mereka memasuki ruangan itu. Sontak Alam kaget , karena Pelangi langsung menutup ruangan itu. Dia semakin curiga hingga akhirnya Pelangi bersuara.

"Selamat datang Al...di ruang rahasia gue yang jarang gue kasih tau sapa-sapa. Lo orang pertama yang masuk setelah gue."

Alam semakin bingung kenapa Pelangi mengajaknya kesini. Tiba-tiba Pelangi menangis yang membuat Alam semakin bingung. Alam langsung mendekat mengusap air mata Pelangi.

"Pelangi lo gak papa kan? Kepala lo masih pusing?"

"Gak kok Al gue cuman sedih aja."

"Sedih kenapa? Cerita dong sama gue kenapa lo bisa kayak gini."

"Jadi gini Al ceritanya,
Waktu itu gue denger ortu gue yang lagi ribut. Papa gue bicara kasar sama mama gue. Kata papa mereka akan pisah. Mama gue selingkuh. Gue yang gak terima langsung keluar kamar ngancem mau loncat dari rofftop, ortu gue tetep bersih kukuh gak mau terutama papa gue dan gue udah gak bisa mikir lagi terus gue mutusin untuk loncat. Gue gak tau lagi, apa setelah ini ortu gue bakal pisah atau gak. Gue ikhlas."

"Percaya aja keajaiban akan segera datang."
Alam langsung memeluk tubuh Pelangi. Hangat. Itulah yang dirasakan Pelangi.
Dia merasa sosok yang telah lama hilang kini kembali datang. Apa memang Alam ditakdirkan untuk jadi miliknya? Pelangi tersadar dia hanya pacar pura-puranya.

Pelangi AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang