0.7

43 12 3
                                    

Hari demi hari kini silih berganti. Matahari terbit dan tenggelam seperti sudah jadi rutinitas alam ini. Semua itu agar manusia bisa memperbaiki kesalahannya dengan lebih baik lagi, lewat sesuatu yang dimiliki.

Kini semua murid sudah selesai melaksanakan ujian akhir semester atau lebih di kenal kenaikan kelas. Alam,Pelangi,Fero dan murid yang lainnya telah melaksanakan dan dengan kemampuan yang mereka miliki. Mereka akan melakukan kegiatan mendaki gunung setelah ulangan, karena sudah menjadi rutinitas Sma Nusa Bangsa untuk melakukan kegitan refresing setelah ulangan akhir tahun.

Kegiatan mendaki gunung akan dilaksanakan satu minggu setelah ulangan selesai. Mereka yang mendengar itu pasti sangat senang, begitu juga dengan Alam. Hal yang direncanakan akan terlaksanakan. Hari ini adalah ulangan terakhir dan pulangnya lebih cepat.

Alam berjalan menuju parkiran dan bertemulah dia dengan Pelangi.

"Pelangi lo masih mau kerja direstoran Kakek?" tanya Alam.

"Oh itu gw lupa nyampein ke lo kalo gw gak kerja lagi, ortu gw gak jadi pisah dan aset gw dikembaliin lagi gw seneng banget," ucap Pelangi sambil memeluk Alam.

Deg.. Deg

"Kenapa jantung gw berdetak kenceng banget sih," umpat Alam dari dalam batinnya.

"Yang harus lo tau Bintang Alam gw nyaman deket lu," ucap Pelangi dalam batinnya.

"Sory gw reflek hehe," Pelangi menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Dibilang malu dia malu, tetapi di sisi lain dia sangat mau. Mau memeluk Alam lebih erat lagi.

"Agh gak papa, apa mau peluk lagi?" sontak Alam langsung memeluk Pelangi didekapannya lagi.

Deg.. Deg.. Deg.. Deg..

Kini jantung mereka memompa lebih cepat dari biasanya dan menyatu dalam pelukan. Jika di bilang suka tidak dengan Pelangi, jawaban Alam sudah pasti ya. Jika di bilang cinta mungkin iya. Rasa sayang pun selalu menjalar dihatinya. Dia belum sanggup mengungkapkan ini semua. Sudah terlalu jauh untuk kecewa dengan mantannya dulu.

Di sisi lain Pelangi merasakan hal yang sama. Dia nyaman di dekat Alam dan rasa sayang serta cintanya selalu mengembang dihatinya. Hatinya bilang ya, tetapi mulut seakan menolak untuk diam jika dia memang mulai nyaman.

Mereka kini masih berpelukan memang cukup lama Alam belum melepaskan Pelangi. Dipelukannya itu Alam membisikan sesuatu di telinga Pelangi,

"Pelangi kau akan segera jadi milikku, bukan sekarang tunggu saja suatu hari nanti."

Alam yang mengucapkan itu segera melepaskan pelukannya. Tersenyum kepada Pelangi dan menaiki montornya. Hari ini Pelangi tidak di antar Alam karena dia membawa motor sendiri. Alam yang hendak mengendarai motornya berhenti karena Pelangi memanggilnya.

"Gw tunggu itu," Pelangi tersenyum kepada Alam dan Alam menoleh ke arah Pelangi memberi senyuman yang sangat manis dan tulusnya. Gadis yang melihatnya pasti akan mati terkutuk melihat senyuman Alam.

Alam kini melanjutkan mengendarai motornya dan bergegas pulang. Diperjalanan pulang Alam sangat senang memikirkan wajah Pelangi. Pelangi adalah siswa pindahan dari luar kota, jadi mereka baru bertemu belakangan ini. Alam memikirkan andai saja Pelangi datang lebih cepat dihidupnya dia pasti akan lebih senang.

Tak terasa Alam sudah sampai dirumahnya. Alam yang hendak turun dari motornya dia melihat Gista sudah berpakaian rapi. Gista memang sekarang sudah menerima keadaanya dan kembali ceria meskipun terkadang dia masih sedih memikirkan nasibnya. Soal Marco dia sudah meminta maaf dan Fero yang baik hati mau mempertanggung jawabkan sesuatu yang tak pernah dia lakukan. Perlahan Gista mulai menerima Fero, bahakan Fero sudah tunangan dengan Gista.

Pelangi AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang