0.9

5 1 0
                                    

Pelangi tak tau tujuan sekarang. Dia teringat keapartemennya yang dia beli dari hasil menabung. Pelangi cukup beruntung setidaknya dia punya tempat untuk persinggahan untung saja dia tidak memberi tau orangtuanya jika dia membeli apartemen. Pelangi memasuki kamar apartemen itu. Dia lelah. Dia perlu istirahat, istirahat bukan berarti harus menyerah. Dia akan tetap berusaha dengan kemampuan yang dia miliki. Otaknya sudah berfikir lebih keras dia harus mencari pekerjaan lagi. Sebenarnya uang tabungannya cukup, tetapi jika digunakan terus menerus akan habis.

Mungkin dia akan tanya pekerjaan kepada Alam. Ya, cukup Pelangi akui memang Alam adalah pria jenius, bahkan sangat jenius. Dia sangat pintar sekali bisa melakukan apa pun dalam sekejap. Mungkin dari situ Pelangi bisa meminta pekerjaan dari Alam.

Yang orang lain lihat dari sosok Alam hanyalah dia jenius, sederhana dan selalu tampil luar biasa. Orang lain tidak tau ada yang hilang dihidupnya yaitu kebahagian dan kasih sayang.

Pelangi sudah sangat lelah sekali hari ini. Matanya tidak mau menutup, tetapi badannya sudah sangat ingin istirahat. Pelangi terus memaksakan diri hingga dia berbalik kesana kemari mencari posisi nyaman dikasurnya itu.

*****

Bel masuk telah berbunyi sedari tadi, tetapi Alam belum kunjung datang ke sekolah. Pelangi yang duduk bersamanya pun merasa kehilangan dan kesepian. Dimana Alam? Kenapa dia tidak mengasih kabar? Guru yang masuk pun tidak protes dengan ketidak hadiran Alam. Pelangi merasa aneh.

Dia sangat malas masuk kelas IPA ini. Rumit sekali pelajaran yang diterangkan guru di depan membuat Pelangi semakin tidak nyaman. Akhirnya bel istirahat berbunyi seperti penyelamat para manusiawi yang malas belajar ini. Sudah istirahat Alam belum datang juga. Sangat aneh.

Pelangi segera membuang pikirannya. Untuk apa dia memikirkan laki-laki itu sedangkan dia pun belum tentu memikirkan dirinya. Sekarang Pelangi sangat tidak mood.

Fero sudah siyap membuat keributan.  Dia menghampiri Pelangi yang menidurkan kepalanya di meja.
"Woy!! Diem diem bae kantin napa kantin! Kenapa sih lo? Lagi mikirin Alam?" busett demen banget buat keributan lo..

Pelangi yang sedang melamum sontak kaget dengan suara Fero yang mengganggu sekali.
"Berisik banget sih! Gue gak lagi mikirin Alam yah! Jangan sok tau lo kutu badak!"

"Wah wah sangat tidak epik kau yah ganteng-ganteng gini di bilang kutu badak! gak usah sok ngelak! gue tau lo tu mikirin Alam, dia gak akan sekolah hari ini lagi ada meeting di luar kota!"

"Yeeh bodo amat yah gak peduli gue! lagian emang ini sekolah dia seenak jidat sekolah buat mainan."
'Owh jadi dia meeting'

"Hahaha lawak lo! sok gak peduli lagi, semua orang juga tau ini sekolah Kakeknya Alam bisa-bisa lo yang di tendang dari sekolah ini!"

"What?"

Fero sudah tidak nafsu meladeni Pelangi yang polos atau tidak tau ini. Dia sudah harus ke kantin para fensnya pasti sudah menunggu. Orang ganteng mah gitu...

Pelangi hanya mengganga melihat kelakuan Fero. Dia sebenarnya malas sekali ke kantin, tetapi apa boleh buat cacing di perutnya sudah demo minta di isi. Pelangi pergi ke kantin bersama Lena. Mungkin dia harus jauh-jauh dulu dari teman-temannya yang wokay-wokay itu. Bisa-bisa dia akan malu sendiri nantinya.

Fero aww
Ganteng banget sih bang Fero
Jodohku telah datang
Love you Fero
Fero love you baby!

Teriakan kaum hawa membuat para lelaki risih. Fero yang ganteng dengan penampilan yang elegan dan glamour. Berbeda dengan Alam yang sederhana Fero selalu tampil berbeda. Jangan bilang Fero yang lebih gantemg dari Alam! Kalian salah Alamlah yang lebih ganteng dari Fero meskipun penampilannya sederhana.

Pelangi AlamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang