part 6

4 2 0
                                    

Han chae-rin POV

In Han Cyber university, seoul
14:00 KST

"Baiklah sampai disini dulu pelajaran kita. Sampai jumpa di pertemuan berikutnya" Dua kalimat itu sukses membuatku sangat senang. Setelah mahasiswa yang ada di kelasku menjawab dosen tersebut, aku dengan cepat merapikan buku ku.

"Akhirnya..." aku mengangkat kedua tangan ku dan merenggangkan badan ku lalu menengadahkan kepalaku ke atas.

"Sepertinya kau sangat senang?" Aera berhasil membuatku menoleh ke arahnya.

"Tentu saja aku senang Aera-ya.. mata kuliah yang sangat aku benci itu berakhir juga.." kulihat Aera hanya menggelengkan kepalanya.

"Oh iya! Apa kau di teri-"

"Sebelum kau bertanya, biarkan aku yang bertanya kepadamu terlebih dahulu." Aku memotong pertanyaan Aera dengan cepat, bukan karena aku menghindari pertanyaan itu (walaupun itu salah satu alasan), aku hanya ingin dia menjawab pertanyaan ku terlebih dahulu.

"Apa kau sebenarnya tau, idol yang membutuhkan asisten itu?" Kulihat Aera hanya menggaruk tengkuk nya yang kupastikan tidak gatal sama sekali, kemudian dia memperlihatkan cengiran bodohnya.

"Hehe... tentu saja aku tahu... " aku menghela napas kesal.

Kalian tahu, seandainya aku tahu yang dimaksud Aera itu adalah Taehyung, aku tidak akan pergi ke Big-Hit untuk mencoba melamar, dan tidak perlu berpikir lagi. tentu saja jawabanku adalah TIDAK. Tapi nasi sudah menjadi bubur. Aku tidak bisa mengubah itu semua.

"Lalu, kenapa kau tidak memberitahu ku?" Akhirnya aku bertanya setelah beberapa menit terdiam dan menatap kesal Aera.

"Emm... untuk apa aku memberitahu mu, toh, nanti kau juga akan tahu saat melamar nanti. Jadi kupikir biar kau saja yang mengetahuinya sendiri. Lagi pula kau juga tidak bertanya." Aku hanya menepuk jidat ku dan menggeleng-gelengkan kepalaku.

"Lalu kenapa bukan kau saja yang datang untuk bekerja padanya?! Aish!"

"Tidak bisa! Kau tau, aku sangat mengidolakan boyband BTS itu! Terutama Kim Taehyung! Jika aku yang bekerja menjadi asistennya, aku tidak akan fokus pada pekerjaan ku, melainkan pada Taehyung. Jadi... kuputuskan untuk menawarkan mu pekerjaan ini. Karena jika kau diterima, aku akan memiliki kesempatan besar untuk bertemu dengan Kim Taehyung, dan tentunya kau juga tidak perlu mencari-cari pekerjaan lagi. Benar kan yang kukatakan ini?" Aku megalihkan perhatian ku padanya dan memilih membaca buku yang ada di hadapanku. Walaupun aku tidak benar-benar membacanya. Yah! Kalian pasti tau alasan ku melakukannya. Yap! Aku sangat kesal pada sahabatku ini. Dan terlebih lagi, dia ternyata menawarkanku pekerjaan ini hanya untuk bertemu dengan Taehyung? Dasar! Dia kira akan semudah itu!

"Chae-rin-a..." Aera mengguncang tubuhku dan aku hanya tetap fokus pada buku di hadapanku.

"Chae-rin-a..." aku berbalik setelah Aera semakin mengguncang tubuhku.

"Wae?"

"Kau belum menjawab pertanyaan ku." Aku menaikkan salah satu alisku seakan bertanya kepadanya Mwo?

"Apa... kau... di terima??" Aku bingung ingin menjawab apa sekarang. Aku tidak ingin membohongi sahabat ku ini, tapi di sisi lain... manager Sejin menyuruhku untuk merahasiakannya. Aku harus bagaimana??

"Chae-rin-a..."

"Emmm... aku..."

Ooh... apa yang harus kukatakan

"Aku... " aku menghela napas ku perlahan sebelum kembali melanjutkan perkataan ku. "Aku.. ti... tidak di terima" yah.. mungkin ini lebih baik. Dapat kulihat raut wajah kecewa Aera. Yah.. sebenarnya aku kasihan.. tapi.. aku takut jika aku memberitahu Aera semuanya... akan ada hal yang tidak diinginkan terjadi.
.
.
.
Kim Taehyung POV
In bangtan dorm's, 20:00 KST

Aku merebahkan tubuhku di kasur. Aku sangat lelah setelah latihan untuk persiapan konser kami yang tinggal 1 bulan lagi. Oh iya! Jangan bertanya kenapa aku tidak memanggil asisten baru ku itu untuk menemani. Itu karena aku tahu... sekarang dia sedang ada mata kuliah. Sejin hyung-nim Yang memberitahuku. Karena hyung-nim juga di beritahu oleh Chae-rin di Line. Dan saat itu juga hyung-nim memberikan ku ID line nya. Sudahlah! Lupakan soal itu. Aku terlalu lelah untuk membahas nya.

Aku kemudian beranjak dari ranjang lalu membersihkan diri. Setelah itu, aku kembali merebahkan tubuhku di kasurku yang empuk. Lalu menutup mata sambil memeluk guling yang ada di sampingku dan bersiap memasuki dunia mimpi.

Cklek

Aku kembali membuka mata setelah mendengar suara pintu kamar yang terbuka dan melihat siapa pelaku di balik pintu itu. Hope hyung. Dan juga Jimin. Yah.. tentu saja itu mereka. Karena mereka adalah sekamarku.

Aku kembali menutup mataku dan mencoba untuk tidak mempedulikan suara yang mereka ciptakan karena hendak membersihkan diri.

Satu detik

Dua detik

Tiga detik

Aku kembali membuka mata. Bukan karena ada suara yang mengganggu ku lagi. Tapi entah kenapa aku tidak bisa tidur. Jadi kuputuskan untuk memainkan HP ku.

Tak lama setelah aku mengotak-atik HP ku, seseorang tiba-tiba menepuk bahuku dan otomatis membuatku berbalik. Dan kulihat pelakunya adalah Jimin.

"Wae?" Tanyaku padanya yang hanya memandangku.

" Emmm.. sebenarnya aku ingin menanyakan sesuatu padamu." Aku hanya menaikkan sebelah alisku tanda jika aku ingin dia melanjutkan perkataannya.

"Ehm... kenapa... kau... menerima Han Chae-rin dengan mudah?" Aku memandangnya bingung.

"Bukankah aku sudah menjawabnya kemarin?" Kuliat dia menghela napas sebelum dia kembali mengangkat bicara.

"Aku tahu... tapi... menurutku jawaban mu kemarin tidak masuk akal. Kau juga memberi pertanyaan yang... juga menurtku tidak masuk akal sama sekali. Apa kau... memiliki alasan lain?" Aku bangkit dari tidurku dan duduk di samping jimin.

"Apa kau tidak mempercayaiku?" Dia hanya menggelengkan kepalanya. "Lalu?" Lanjutku.

"Aku merasa kau memiliki alasan yang sama sekali tidak kami ketahui, taehyung-a.."

"Kalau aku boleh jujur, aku juga sebenarnya bingung kenapa aku menerimanya. Kemarin... seperti ada sesuatu yang mendorong ku untuk menerimanya. Tapi yang jelas salah satu alasannya adalah karena aku percaya padanya... dan bukankah hyung-nim  juga percaya padanya... jadi kenapa tidak? Aku hanya akan mencobanya. Lagi pula hyung-nim juga sudah memberitahu alasanku membutuhkan asisten dan juga.. keadaan ku padanya.."

"Apa hyung-nim benar-benar memberitahu nya?" Aku hanya mengangguk sebagai jawaban. "Apa dia tidak keberatan? Apa lagi dia masih kuliah." Aku mengedikkan bahuku.

"Entahlah... tapi... aku rasa dia tidak keberatan.. sudahlah... biarkan aku mencobanya... siapa tau dia benar-benar bisa membantuku.." kulihat jimin hanya mengangguk mendengar penjelasan ku. Lalu sedetik kemudian aku kembali berbaring dan membelakangi jimin sambil kembali memeluk guling ku.

Semoga dengan adanya dirimu bisa membuat keadaan ku benar-benar membaik. Dan tidak membuatku kecewa telah menerimamu. Untuk sekarang aku hanya mengharapkan itu, entah apa yang akan terjadi kedepannya.
.
.
.

Gimana part nya?? Kali ini dikit aja yah.. semoga kalian suka yaah...

Selamat membaca

Terimah kasih😍

Don't forget to vote and comment






I Need You, GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang