Bab 04 - Perjanjian 500 Juta

5 0 0
                                    

"Bisakah kita lanjutkan pembicaraan ini, nak?"

James merasa sudah memberikan cukup waktu untuk Bagas menyesali perkataannya. Bagas yang masih terbayang-bayang akan rasa malu tak memiliki pilihan selain memaksakan diri untuk melanjutkan pembicaraan.

Bagas perlahan memperlihatkan wajahnya lagi. Mencoba menatap calon mertuanya dengan rasa percaya diri yang didorong untuk naik ke puncak maksimal.

James melihat Bagas sudah siap dan mulai mengingat sampai mana perbincangan mereka sebelumnya. Ketika dia sudah ingat, deheman 'hmm' mengisi suasana.

"Baiklah, untuk mempersingkat waktu, Om ingin kamu tahu, kalau di luar sana banyak yang mempertanyakan status Eruin?"

"H – ha?"

Seketika pikiran Bagas menjadi kosong. Dilema terjadi dalam hatinya.

James melihat ke wajah anak muda yang dia pikir hatinya sudah retak. Karena Bagas adalah anak yang mudah mengerti situasi di sekelilingnya, dia pasti berpikir kalau James akan memisahkannya pada anak perempuan semata wayangnya.

"Tapi jangan takut, aku memberitahu ke orang-orang yang bertanya seperti itu, kalau Eruin tidak boleh menikah sebelum dia menyelesaikan studi."

Setelah mendengarkan konfirmasi itu, Bagas mengeluarkan helaan nafas bersyukur. Apa yang dia pikirkan tak berubah menjadi kenyataan.

James tersenyum kecut pada Bagas. "Tapi." Dengan satu kata itu, Bagas kembali merasa tegang. "Tak menutup kemungkinan kalau setelah kelulusan Eruin, akan ada banyak pelamar yang datang padanya. Ditambah lagi, kebanyakan dari mereka adalah pemuda-pemuda yang lebih tua darimu dan sukses dalam hidup mereka."

Mendengar itu, api semangat langsung tersulut di wajah Bagas.

Dalam pikiran Bagas menyimpulkan, kalau James, calon mertuanya memberitahunya hal sepenting itu demi kebaikan mereka berdua, Bagas dan Eruin.

Pembicaraan mereka malam itu untuk mengkonfirmasi agar Bagas tahu, kekasihnya menjadi target bagi orang-orang sukses di luar sana. Yang lebih tua, lebih berpengalaman, dan juga kemungkinan punya banyak uang di dalam saku mereka.

James membaca ekspresi Bagas dan bertanya, "Jadi nak, apa yang akan kau lakukan?"

James memberikan ekspresi menantang pada kekasih anak perempuannya. Niatnya dia hanya ingin memancing sedikit nyali dari salah satu calon menantu, tetapi yang dia dapatkan kelihatannya lebih dari itu.

Dari tempat duduknya, Bagas menatap calon mertua dengan ekspresi penuh ambisi. Matanya di tajamkan dan dia menunjukkan senyuman menantang sebagai balasan.

"Tiga tahun, itu waktu yang dibutuhkan agar kalian bisa menamatkan kuliah, bukan?" tanya James.

"Sebenarnya bisa dipercepat atau diperlama, tapi, tiga tahun itu sudah cukup kupikir."

Dengan kata lain, Bagas menerima tantangan untuk mempertahankan Eruin di sampingnya.

Ngomong-ngomgong, "Selain batasan waktu, apa om memberikan target mahar untuk melamar Eruin?"

James sedikit terkejut dan dibuat berpikir. Untuk sesaat dia berniat untuk memberikan target sendiri, namun itu akan terasa tidak menarik, jadi, "Berikan persembahan terbesar yang bisa kau tawarkan, nak?"

Bagas menaikkan bulu matanya karena keterkejutan. Untuk memberikan persembahan terbesar, dan Eruin adalah taruhannya, dalam sekejap nominal 1M muncul di kepalanya, karena hal itu berkaitan pada gadis yang paling dia cintai. Namun nominal itu terlalu besar dan mungkin saja akan menjadi bom bunuh diri baginya.

Pengantin 500 JutaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang