Di sebuah lingkungan rumah yang masih kental dengan ciri khas kejawaan, duduk seorang gadis di tengah-tengah pendopo.
Seperti biasa, gadis itu memakai kebaya berwarna merah jambu manis, dan di pinggang terikat satu selendang yang dua ujungnya terbentang ke samping.
Di tengah-tengah pendopo dia duduk dengan menyilangkan kaki. Kedua tangan di letakkan di tengah-tengah dua betis. Lalu setelah beberapa saat, kedua tangannya dinaikkan dan digabungkan, seperti seorang putri yang menyalam seseorang dengan anggun.
Kedua tangan dan kepala mulai digerakkan dengan lembut ke kanan dan ke kiri. Setelah beberapa kali, dia berdiri dengan anggun, dan mulai memainkan selendang dengan tangan kanan.
Tak jauh dari pendopo, dua orang wanita berpakaian kebaya kelas menengah melihat ke arah si gadis.
"Bukannya itu Kanjeng Putri Arisa?"
"Iya, apa yang dia lakukan di situ?"
Saat mereka baru melihat Arisa, Arisa masih di posisi duduk. Baru setelah beberapa saat, dia melakukan tarian yang dua wanita itu yakini adalah Tari Golek Ayun-Ayun.
Tari Golek Ayun-Ayun biasanya dilakukan sebagai persembahan sebagai sambutan di acara-acara tertentu. Tarian yang menceritakan seorang perempuan yang menginjak dewasa, dan sedang senang-senangnya bersolek dan merias diri.
Dua wanita itu adalah pelayan rumah. Awalnya mereka berniat untuk mencari keberadaan Arisa dan mengajaknya kembali untuk latihan nari bersama. Namun setelah menemukan Arisa sedang melakukan tarian yang tak biasa itu, mereka berdua menilai, kalau Arisa sedang jatuh cinta.
Seorang putri yang terkurung dengan sistem keluarga yang rumit. Akhirnya menunjukkan kalau dirinya memiliki ketertarikan pada seseorang.
Dua pelayan itu merasa senang, namun mereka tetap merasa kasihan, karena mereka takut, kalau hubungan Arisa dengan seseorang yang dia cintai takkan berjalan lancar.
Arisa yang bukan seorang putri yang bodoh dan gegabah sebenarnya sudah tahu itu. Meskipun begitu, dia tetap menari dengan sangat indahnya. Setiap gerakan dia persembahkan kepada perasaannya yang sedang menggebu-gebu. Itu juga sebagai do'a, agar sang kasih berhasil meraih impian dan tujuannya.
*
"Jadi, berapa lama kamu tinggal di kampung, Eruin?" tanya Euis.
"Hmm, maaf, tapi aku cuma bisa sehari. Jadi besok pagi aku sudah harus pulang."
Euis sangat menyayangkan kepergian Eruin yang begitu cepat. Padahal mereka baru saja bertemu setelah setahun lamanya.
"Kalau gitu, ayo adakan acara menginap!" ujar Rini.
Rini yang dari tadi hanya diam menyuarakan sebuah ide. Ide Rini mengundang ekspresi senang ke wajah dua sahabatnya.
Eruin dengan antusias yang tinggi menawarkan sesuatu. "Kalau gitu kita adakan di rumah Mbok Sri aja gimana?"
"Boleh, tuh. Apalagi Neng Ani juga udah sama Pak Elang. Jadi kita bisa pinjem kamarnya yang kosong."
Dua suara menyetujui usulan. Namun satu suara tersisa tak kunjung datang.
Eruin dan Rini melihat ke arah Euis yang masih berpikir dengan acara menginap itu. Eruin yang tak sabar mendekatkan kursinya ke Euis dan mulai membujuk.
"Ayolah, Euis, setelah kita gak ketemu selama setahun, masa kamu gak mau menuruti keinginan sahabat terbaikmu ini?"
Bujukan Eruin memang terdengar memaksa, namun Euis juga menyayangkan kalau dia harus melewatkan kesempatan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pengantin 500 Juta
Teen FictionBagas dan Eruin sudah berpacaran semenjak mereka berada di bangku SMA. Namun disaat mereka sudah melalui banyak hal dan bertahan sampai masuk ke perguruan tinggi, ayah Eruin malah menantang Bagas untuk mendapatkan uang sebanyak 500 juta untuk melam...