Perempuan itu, apakah benar dia?

213 132 48
                                    

21:37 WITA

"fri, aku mau tanya. Latihan presentasi untuk tim asisten biologi yang baru kapan ya?"

Pesan itu dari Rahmania Arthawidya. Seorang senior beda 2 angkatan sekaligus mantan koordiantor asisten biologi tahun lalu yang menjadi primadona bagi praktikan angkatan 2015 perihal cantiknya melebihi batas maksimum. 

Tapi tidak bagi Afri.

Sebagai anggota tim asisten yang sekaligus menjabat sekretaris 2, baginya, Nia merupakan seorang pemimpin yang kurang pantas dipanggil "pemimpin". Baginya, apalah arti paras cantik namun attitude "kurang cantik"?

Bagaimana tidak, selama menjabat saat itu, Nia cukup arogan menggunakan posisi pemimpin untuk memanfaatkan Afri sebagai sekretaris secara kurang baik. 

Seketika Afri teringat Nia yang dengan mudahnya nyuruh nyuruh ketika kondisinya sedang tidak memungkinkan. Saat Afri sedang Ujian Tengah Semester misalnya.

// Nia yang merupakan seorang perempuan "tidak mau tahu" bak rentenir, terus menerus menelfon untuk menagih hutang. Hanya perihal tanda tangannya yang harus dibubuhkan di surat peminjaman ruangan untuk pelaksanaan asistensi praktikum. Padahal hal tersebut deadlinenya masih 5 hari lagi, sesuai dengan yang telah disepakati saat rapat beberapa waktu lalu.

Afri dengan professional merespon Nia melalui pesan singkat yang menyatakan bahwa Ia akan menemui Nia perkara surat peminjaman ruangan. 

Setelah Nia memberi tahu titik point untuk bertemu, Afri bergegas menuju kesana. Dengan raut  masih kusut sehabis menjawab soal soal UTS yang sulitnya minta ampun, Ia duduk di depan gedung D. Menunggu hadirnya sang koas cantik yang super annoying  gak banget.

30 menit masih sabar menunggu

50 menit mencoba masih sabar menunggu

Handphone Afri juga masih setia menemani pemiliknya untuk bermain game online. 

70 menit afri mengide untuk mengirimkan pesan kepada Nia, bertanya memastikan bahwa pemimpinnya itu sudah dalam perjalanan. Namun nihil. Tak ada jawaban hingga menit ke 90 afri menunggu. Kepalanya kembali ditundukkan untuk menatap layar handphone dan jarinya kembali aktif bermain game online. 

Beberapa menit kemudian terdengar hentakan flat shoes dan sneakers yang suaranya kian mendekati posisi afri duduk.

"hei fri. mana suratnya, biar aku tanda tangan" suara serak cempreng khas Nia keluar dari mulutnya. Langkahnya bersanding dengan laki laki yang merupakan kekasihnya. Petantang petenteng bak raja dan ratu. Rautnya senyam senyum tak jelas. Tak ada kata "maaf" dan tak ada sedikit pun raut yang memancarkan rasa bersalah karna telah membuat sekretarisnya menunggu hampir 2 jam tanpa kabar. 

Sudah sepantasnya afri pun menduga bahwa Nia menghabiskan waktu terlebih dahulu dengan si Raja, seakan akan lupa bahwa ada janji untuk membubuhkan tanda tangan indah di atas selembar kertas. 

Afri menoleh, memancarkan senyum fake nya dan membuka map merah berisikan surat itu//

Dan masih banyak lagi cerita jengkel lainnya.

Kesal bukan main kan?

_______

Afri membalas chat Nia seadanya hanya sekedar menghormati sebagai mantan koasnya

"ini orang udah lengser, masiih aja ganggu!" Afri membatin

Buka puasa ronde ke 3 itu seketika abu abu bagi Afri. menjadi tak nyaman. Berusaha menghabiskan minumannya yang tinggal seperempat lagi, Ia lalu memutuskan untuk bergegas dari coffee shop tersebut. Dan memilih untuk mengarahkan motor serta badannya menuju hotel dan beristirahat.

Hingga keesokan harinya Ia kembali ke Bogor untuk sekaligus merayakan liburan semester dan hari raya lebaran, secara keseluruhan flat. Tak ada yang istimewa dan tak ada yang luar biasa.


****************

18 September 2016

Semester 5 adalah semester "naik pangkat" Bagi afri. Semester ini semua kedudukan serba melenggang ke posisi yang lebih tinggi. Yang awalnya hanya menjadi anggota muda, kini naik menjadi staf ahli divisi. Di sebelah, Yang awalnya hanya sekretaris 2, kini naik menjadi sekretaris 1. Papan deadline di kamar kos pun menjadi ramai dari senin sampai sabtu, sedangkan minggu sengaja di kosongkan untuk urusan kampus. 

Minggu adalah waktunya afri untuk istirahat di kos, sekedar selonjoran di kasur sembari nonton tv, sembari megang handphone, sembari melihat Instagram, sembari melihat foto-foto, sembari senyum senyum dan... begitulah

DAN

Kebetulan hari ini hari minggu. Berbagai notifikasi yang ramai dari grup kelompok studi, asisten semester ganjil dan asisten semester genap, sedari tadi sengaja ia hiraukan.

"afriiiii!"

Bola mata afri lirik kanan kiri atas, ia seperti mendengar ada yang memanggilnya dari bawah. Untuk menghilangkan rasa penasaran, segera afri keluar dari kamar nomor 10 nya itu, dan menengok kanan kiri karena pagar yang rapat membuat ia sulit memastikan apa bener ada yang manggil. Namun dari suara, afri tak asing. Afri langsung menebak bahwa itu lani. Tidak lain tidak bukan, lani pasti kemana mana tentu bersama galih. Setelah berhasil terlihat dengan matanya, ia yakin sempurna bahwa itu adalah sobatnya.

"oy, piye?" kata afri berlogat jawa. "Burjo Motekar yok" galih membalas. "iya iya sebentar." Afri langsung bergegas siap siap, pikirnya ia belum makan juga sedari bangun tidur tadi. Perut pun sudah melakukan aksi unjuk rasa. Dengan semangatnya afri mengeluarkan motor kesayangan dari garasi kos. 

Lalu ketiganya bergegas menuju ke kos Pijan. Begitulah empat konco tersebut.

Afri, Lani, Pijan dan Galih.  

Dua jemput yang satu dan baru jemput yang satu nya lagi. Atau formasinya dibalik balik saja, macam bocah SD. Karna hanya Galih dan Afri yang diwariskan kendaraan bermotor selama merantau kuliah ini. 

Dari jarak 15 meter, Pijan yang berbadan lebar sudah berhasil ditangkap oleh ketiga pasang mata sobatnya. Lalu lani seketika turun dari motor Galih dan lanjut naik ke motor Afri. "eh gal gue mau dibonceng Afri dulu ya. Pijan lu sama galih ya. Entar pulangnya gantian", semua mengaminkan. 

Sepanjang perjalanan masing masing pasti ngejulid beberapa hal. Baik Galih dan Pijan maupun Afri dan Lani. "eh friii. gua mau cerita" lani membuka. "Apaan?" afri menjawab.

"ini hasil ngegosip gue sama temen temen ciwi  gue sih friii. gua Cuma sekedar ceritain aja ke lu. mana tau lu juga sebenernya punya informasi lebih dengan gosip ini" lani bertele tele

"tentang?" afri dalam pikirannya mulai menebak nebak. "mantan koas luu" kata lani langsung heboh. "hah? mantan koas yang mana nih? koas biologi atau koas avertebrata air?" afri kaget. "mantan koas biologi lu, ka Nia " balas lani. "Gosipnya apaan?" afri berusaha secuek mungkin tapi sebenernya sedikit penasaran. wajar saja, si koas cantik itu masih dikesalkan oleh afri.

"rumor yang beredar, ka nia ngerebut suami orang" volume suara lani mengecil dan mencondongkan sedikit kepalanya ke telinga afri.

"SERIUS LO?"

______

To be continued


Senja Penuntun PulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang