Tembalang, 19:01 WIB
Setelah Afri bebersih diri karna cukup lelah seharian berada di 2 sesi praktikum hari pertama, ia mencoba rebahan dikasur. Ia coba mengingat ulang kejadian heboh bak drama pada sesi 1 praktikum. Kejadian yang super bikin panik dan pemeran utama gosip yang tetiba hadir di waduk tadi membuat Afri campur aduk rasanya hari ini. Belum lagi bentak suara yang keluar dari mulut Nia saat sedang menelfon, sangat penuh arti. Sangat menunjukkan ke arah bahwa rumor yang beredar benar apa adanya.
Afri berpikir jauh kesana kemari, sampai pada akhirnya....
"muka baik belom tentu kelakuan baik" batin afri
Husss
Handphone Afri tiba tiba bergetar, ternyata itu telfon dari Lani. Percakapan yang cukup singkat dari Lani yaitu meminta untuk dijemput di kosannya karena Lani sendiri sudah janjian dengan Pijan dan Galih untuk berkumpul di kos Pijan yang memang menjadi basecamp mereka. Namun Galih akan menyusul langsung ke kos Pijan karena Galih saat itu belum bisa menjemput lani. Ia sedang futsal dengan teman teman prodi. sehingga Afri lah yang sementara menggantikan posisi Galih untuk menjemput Lani malam itu.
Sesampainya di kosan Lani, Afri membunyikan klakson, agar Lani bergegas keluar dari kosannya.
"lu ga ikut futsal fri?" kata Lani sembari menutup pagar kos
Afri menghela nafas "ya menurut loooo, gue udah jaga praktikum lapangan 2 sesi hari ini, trus ikut futsal. Mau kebelah dua badan guee" Ia protes
"eh eh iyaaa btw tadi gimana ituu si kak Nia?" Lani seketika heboh perihal kehadiran Nia di praktikum yang diceritakan pada Afri di grup Line mereka, namun masih gantung.
"entar ajaa deh di kos Pijan" Afri singkat, lalu menarik gas motornya.
Singkat cerita
Personil julid sudah komplit berada dalam kamar Pijan.
Tetapi Masing masing masih sibuk . Cuaca di malam hari yang saat itu sangat gerah, membuat Pijan membuka pintu kosannya lebar lebar. Galih yang baru sampai sehabis futsal, sibuk mengambil gelas bersih di rak alat makan nya Pijan untuk minum. Lani juga tengah konsen menghitung jumlah kartu remi memastikan jumlahnya tepat 52 tanpa joker. Sedangkan Afri sibuk bengong sembari tiduran. Paling tidak jelas memang Afri malam itu.
Setelah mulai mereda, Lani mengepalai.
"cerita cerita buruu gimana tadii si mantan koas lu" pinta Lani. Mulutnya sambil komat kamit menghitung jumlah kartu remi. Memastikan jumlahnya 52 tanpa joker.
Dengan detailnya Afri mulai menceritakan kondisi yang heboh pagi tadi. Dari mulai membawa praktikan ke rumah sakit hingga cerita mengenai percakapan telfon antara Nia dengan seseorang. Afri praktekan pula bagaimana suara bentakan Nia.
Pijan, Galih dan lani kompak fokus pada cerita Afri di bagian Nia yang berlaga sok pahlawan seakan menggantikan posisi Intan.
"kok bisa sih frii doi dateng ke praktikum lapangan. Senior yang macem begitu tuh. Gua ga demen. Kan mereka istilahnya udah ga ada urusan atau kepentingan lagi. Masih aja nimbrung. Bikin praktikan bingung gak sih. Pengen show up banget" kata Pijan yang nampaknya ia sangat kontra pada Nia.
Fokus mereka selanjutnya yaitu pada bagian Nia yang membentak seseorang melalui telfon.
"Jangan jangan cowonya yang udah punya istri itu weh!" Lani menyambar
"Dugaan gue juga langsung kesitu" Afri setuju. "Gila sih. Ngeri banget ya allah pelakor. Amit amitt gua kalau udah punya suami diembat cewe lain" Kata lani sambil mengusap lengannya yang tengah merinding.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja Penuntun Pulang
Teen FictionSebuah perjalanan yang diakibatkan oleh Aku yang sangat keranjingan oleh pesona mu. Mata elok khas Bali. Delik nya khas Jembrana. Lekuk nya khas Legian. Setelah mengenalmu, Aku menjadi paham bahwa komitmen bukan lagi sekedar ucap. Namun harus tertan...