Chapter 14...

8 2 0
                                    

Sabtu, 07 Desember 2019

  Tak terasa kini sudah memasuki hari terakhir semester. Hampir seminggu aku tak melihat Anggara di sekolah karena adanya perbedaan jam masuk saat semester. Hari ini adalah jadwalku masuk jam sembilan pagi. Baru saja pukul 07.26 aku sudah berangkat ke sekolah. 

  Setibanya di sekolah aku segera menuju ke English Area untuk duduk di bawah pohon besar yang ada ditempat itu. Belum sempat duduk, tiba-tiba saja guru sejarahku, yaitu pak Yusuf memanggilku. Aku segera pergi menghampiri pak Yusuf yang saat itu sedang duduk didepan kantor.

Kamu masuk jam berapa Delha?” Tanya pak Yusuf padaku

“Masuk jam sembilan pak”

Ooh kamu sesi 2 yah?

“Iya pak” jawabku sambil tersenyum

Gimana ujian sejarahnya kemarin?

“Yah, gitu deh pak. Saya udah belajar pak, tapi nilai saya cuma dapet 77”

Kok bisa? Itukan soal-soal ulangan harian yang pernah bapak kasih

“Udah lupa pak, soalnya banyak beban hidup lain yang harus diselesaikan “

Hahaha kamu ini bisa saja. Ya sudah kamu duduk disini

Pak Yusuf lalu mengambil sebuah kursi dan menempatkannya disebelahnya

Nah, sekarang coba kamu cerita beban hidup kamu satu persatu, bapak siap mendengar dan memberi solusi

“Duh , saya cuma bercanda kok pak :v”

Ooh, cuma bercanda. Tapi kalau bapak lihat dari wajah kamu, sepertinya kamu memang lagi punya beban

“Eh? Beban apa yah pak?”

Pasti soal cinta

Aku hanya tertawa kecil mendengar jawaban pak Yusuf.

Benarkan?" tanya pak Yusuf kembali

“Iya pak :v”

Hahaha, memangnya kamu lagi jatuh cinta sama siapa? Dia tau nggak kalau kamu cinta sama dia?

“Saya cinta sama seseorang pak,tapi kami nggak pacaran”

Duh, bagaimana ini? Tapi dia tau tidak kalau kamu cinta sama dia?”

“Saya kurang tau juga pak. Mungkin dia belum tau kalau saya cinta sama dia”

Dia kelas berapa? Kelas 12? 11?

Aku hanya tersenyum karena tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Pak Yusuf lalu mengganti pertanyaan karena mungkin dia dapat menafsirkan arti senyuman yang ku berikan.

Orang yang kamu suka itu sekolah disini?

“Iya pak”

Pantas saja benih-benih cinta bisa tumbuh, ternyata dia sekolah disini toh, jadi udah biasa ketemu hhh

“Hahahah bapak bisa saja”

Dia gereja apa?

“Dia gereja di Kibaid pak”

Ooh, berarti sama kayak kamu

“Iya pak”

Satu jemaat?

“Emm, iya pak” jawabku sambil tersenyum malu

Pantas saja bisa cinta, ternyata tiap hari ketemu di sekolah, ketemu di gereja juga

“Bapak bisa saja :v”

Pasti dia tau kok kalau kamu cinta sama dia, dan dia pasti juga cinta sama kamu

“Bisa jadi sih pak :v”

Kenapa kalian tidak pacaran saja, hahahahah” 

“Dia kan belum ngajak saya pacaran pak :v”

Hahahah, betul juga yah

  Aku dan pak Yusuf tertawa bersama hanya karena membahas hal itu. Meski awalnya sedikit gugup menjawab pertanyaan dari pak Yusuf tentang dia yang aku cintai saat ini, tapi kini rasa gugup itu berubah menjadi perasaan senang, hatiku rasanya sedang tersenyum didalam :v.

***

  Malam ini aku teringat lagi akan kejadian hari ini di sekolah. Dan malam ini juga aku baru sadar jika ini pertama kalinya aku suka kepada seseorang di gereja tempatku ibadah. Sekian lama aku gereja di Kibaid, ini pertama kalinya aku ngerasain suka dan cinta dengan seseorang, padahal sebelum-sebelumya ada banyak kakak dan teman seangkatanku yang lebih menarik dari Anggara. Namun entah kenapa hatiku justru lebih memilih Anggara.

Akupun bingung, mengapa aku tiba-tiba berpikir tentang hal itu. Namun jujur, aku lebih bingung dengan perasaanku. Kenapa harus Anggara? Kenapa bukan orang lain saja yang jatuh cinta pada Anggara? Kenapa harus aku? Huuft rasanya ini sulit. Mencinta sendiri, mencinta dalam diam itu tidaklah mudah.

Andai saja bisa, aku ingin jujur pada Anggara. Aku tidak pernah tenang dengan perasaanku pada Anggara, yang selalu saja menginginkanku untuk jujur pada Anggara, namun itu tak mungkin. Diam adalah plihan terbaikku saat ini. Berpura-pura seolah aku tak pernah mencintai bahkan memiliki perasaan pada anggara. Meski aku tahu, aku membohongi diriku sendiri.

Delha n AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang