Chapter 8...

8 2 0
                                    

Malam ini, aku akan menghabiskan waktu bersama dengan teman-teman di tempat ret-ret dengan mengadakan berbagai kegiatan seperti penampilan dari anak-anak dancer, bernyanyi bersama dengan menyalakan api unggun dan bermain truth or dare. Sebelum melakukan kegiatan itu semua, kami mempersiapkan makanan untuk makan malam bersama.

Selagi para anak laki-laki membakar ikan dan daging ayam, kami para anak perempuan membereskan tempat untuk makan dan alat-alat untuk makan. Selagi mempersiapkan itu semua, kalian pasti taulah kebiasaan anak perempuan kalau udah ngumpul. Ya pastinya ngerumpi.

"Delha, cowok yang tadi nganter lo siapa?" tanya Merlin padaku, diikuti tatapan dari Ignasia

"Pasti yang nganterin Delha itu Rey " tebak Ignasia

Rey adalah sahabatku sejak SMP, kami memang sangat akrab, makanya sering dikira pacaran

"Bukan Rey" sahut Fourensi

"Siapa cowok tadi sore yang nganter lo, Del? " Tanya Merlin lagi

"Jangan bikin kita kepo dong" ucap Fourensi

"Emang tadi kalian ngeliat jelas yah wajah orang yang nganterin gue?" tanyaku pada Merlin dan Fourensi

"Keliatan jelas banget tau" kata Merlin

"Cieee, lo lagi deket sama siapa lagi hayooo" goda Ignasia

"Bukan siapa-siapa kok. Yang nganter gue tadi sepupu gue. Kebetulan tadi dia datang ke rumah makanya gue minta anter aja" jelasku pada mereka, meski nyatanya aku membohongi mereka.

"Ooh gitu" ucap Fourensi dan Merlin bersamaan.

***

Malam ini suasananya sangat ramai dan tentu saja menyenangkan. Meski demikian, aku merasa ada yang kurang malam ini. Entah kenapa perasaanku malam ini tidak menikmati acara malam ini dengan penuh semangat. Aku masih saja merasa kesepian dan tentu saja aku kembali rindu dengan percakapanku tiap malam bersama Anggara.

Hingga saatnya untuk permainan truth or dare tiba, Semua teman-temanku sangat bersemangat, terutama beberapa teman perempuanku seperti Ignasia, Krisnayanti, dan Cila yang sangat mengharapkan bisa mendapatkan undian nomor satu dare. Mereka bertiga sangat sering menggoda Redy, ketua kelasku dan sangat ingin mendapatkan undian nomor satu dare, karena pada undian itu tertulis sebuah tantangan untuk menyatakan perasaan kepada lawan jenis yang disukai dan di akhiri dengan kalimat will you marry me? dan mereka ingin mendapatkan nomor itu agar bisa kembali menggoda Redy dan menyatakan perasaan pada Redy :v.

Setelah cukup lama bermain, kini tersisa aku, Fourensi, Melani, dan Merlin yang belum mendapat undian bermain. Sedari tadi bermain namun belum ada satupun diantara teman-temanku yang berhasil mendapatkan undian dare nomor satu.

Hingga tiba giliran untukku mengambil nomor undian, dan aku mendapatkan nomor undian satu untuk dare. Semua teman-temanku bersorak heboh dan tidak menyangka jika aku yang akan mendapatkan undian itu. Dan mereka kemudian menyuruhku untuk memilih Redy, namun aku menolak untuk bermain dengan Redy. Teman-temanku lalu memintaku agar segera mencari laki-laki lain untuk menjadi pasanganku menuntaskan tantangan itu.

Karena rasanya tantangan ini tak mungkin kulakukan, aku memilih mundur. Namun sesuai kesepakatan awal bahwa tidak ada yang boleh mengundurkan diri, akhirnya teman-temanku memaksaku untuk segera melaksanakan tantangan ini. Karena berhubung ini hanya sebuah permainan sesaat dan untuk hiburan, jadi tidak ada salahnya juga aku melakukan tantangan ini.

Aku memilih Nando, temanku dari kelas IPS 2 yang saat itu ikut bergabung dalam acara kami untuk ku jadikan teman dalam menuntaskan tantangan ini. Aku memilih Nando karena Nando adalah salah satu teman baikku dan menurutku dia cocok dijadikan partner untuk menuntaskan tantangan ini.

Beberapa saat setelah bermain dan menuntaskan segala tantangan dalam permainan kali ini, kami melanjutkan ke kegiatan berikutnya yaitu acara api unggun. Entah kenapa saat acara api unggun ini aku merasa sangat mengantuk, padahal ini belum saatnya untukku tidur. Aku juga sempat membayangkan jika saja saat ini aku bisa chatting-an dengan Anggara, atau bahkan bisa bermain truth or dare bersamanya tadi.

"Eh? Kok gue malah mikir bisa main truth or dare barang dia sih ? Huuft gue kesambet apaan coba?" kataku dalam hati sambil membuyarkan lamunanku.

Aku lalu berpikir kembali.

"Tapi, jika Anggara ada disini... apa mungkin yah gue bakalan milih dia buat gue jadiin partner buat nuntasin tantangan tadi? Ya nggak mungkin astaga, lo mikir apaan sih Del. Duuuh makin hari gue makin aneh aja"

kataku kembali dalam hati sambil mengetuk kepalaku :v

"Lo kenapa, Del?" Tanya susu yang sedari tadi duduk disebelah ku dan melihatku yang melamun dan bertingkah aneh

"Eh, eng..enggak, gue nggak kenapa- kenapa kok. Gue cuman ngantuk. Kalau gitu gue tidur duluan yah"

"Yaudah lo tidur aja,jangan lupa pakai selimut"

"Iya,makasih"

Aku berjalan pergi menuju pondok untuk beristirahat.

Malam ini langit terlihat sangat cantik, banyak bintang yang gemerlapan. Selama aku tinggal di Toraja, aku belum pernah melihat langit malam secantik malam ini. Hari ini adalah hari yang benar-benar melelahkan. Rasanya memang seru namun tak bisa kupungkiri bahwa hatiku selalu merasa kesepian dan entah kenapa selalu mencari Anggara.

"Hati, pliiis banget jangan buat gue kecewa lagi. Sakit tau, gue capek" ucapku sambil memejamkan mata dan membaringkan tubuhku di tikar untuk tidur.

***

Pagi- pagi sekali, aku dan teman-teman sudah bangun dan sibuk mempersiapkan sarapan serta berganti pakaian. Semalaman tidurku sangat tidak nyenyak bahkan aku hanya bisa tidur selama kurang lebih 2 jam. Bagaimana tidak, suhu ditempat ini sangat dingin dan aku hanya mengenakan selimut tipis. Malam tadi aku terbangun dari tidurku pukul setengah satu bersama Melani temanku yang juga baru pertama kali mengikuti kegiatan seperti ini. Kami berdua lalu pergi membentangkan tikar di dekat api unggun untuk tidur. Untung saja saat itu para anak laki-laki sedang begadang sehingga ada mereka yang menjaga api tetap menyala selagi aku dan Melani tidur. Namun tetap saja, dinginnya udara kala itu masih bisa mengalahkan radiasi panas dari api yang kami nyalakan.

Setelah sarapan dan berbenah, kini tiba saatnya untuk pulang. Rasanya senang sekali akhirnya bisa pulang dan bisa mendapatkan jaringan.

***

Delha n AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang