Chapter 16...

13 3 0
                                    

Selasa, 17 Desember 2019

Hari ini adalah hari di mana aku dan teman-teman merayakan acara natal sekolah Minggu dan remaja di gereja. Ibadah kali ini aku memilih untuk duduk di bangku belakang bersama Obed temanku. Awalnya kami duduk di sebuah bangku yang panjang bersama, namun dia diminta untuk mengisi bangku di depan kami yang masih kosong.

Kini aku duduk sendiri dibelakang, dan tak lama kemudian datang beberapa orang temanku yang kemudian mengisi tempat disebelahku, lalu disusul oleh kedatangan Anggara, Darto, Asep, dan Harald yang duduk di bangku yang ada dibelakangku.

Saat acara natal berlangsung, aku sesekali berbalik kebelakang melihat Vina yang sedari tadi kebingungan mengurus hpnya yang tidak bisa menyala, dan sesekali aku melihat Anggara, bahkan tatapan kami bertemu, dan saat itu ada Monica, yaitu sahabatku yg duduk disebelah Asep.

Del, temenin gue bawa gitar ini ke kantor di bawah” ajak salah seorang temanku, yaitu Putri saat pementasan drama sedang berlangsung.

“Em, emang nggak apa-apa kalau kita keluar?”

Bisa kok, ini kan kak Max yang nyuruh”

“Oh okok”

Aku dan Putri bergegas menyimpan gitar di kantor yang terletak dilantai satu.

Del, lo sekarang lo kelas berapa?” tanya Putri padaku. Aku dan Putri baru kenal beberapa bulan yang lalu saat dia pindah rumah dan gereja di tempatku.

“Gue udah kelas 3 SMA:v”

Kelahiran tahun berapa?”

“2001”

“He? Serius?”

“Iya, emang kenapa? Ketuaan yah? :v”

Enggak, malah gue kira lo itu kelahiran tahun 2003 atau 2004”

“Yang bener?”

Iya Del”

“Astagaa, makasih loh. Gue jadi berasa awet muda banget :v”

Hahahaha

Setibanya didalam gereja, saat hendak duduk, aku melihat Monica yang tadi tertawa seru-seruan bersama Asep dan yang lainnya, kini menyendiri di bangku belakang sambil memasang wajah cemberut.. 

“Lo kenapa Monica?” tanyaku pada Monica namun dia hanya terdiam

Beberapa kali aku mengulang pertanyaanku namun monica hanya terdiam. Saat hendak kembali ketempat dudukku, aku sempat bertanya sekali lagi kepada Monica

“Lo kenapa Monica? “

Apaansih, gue tuh baik-baik aja tau”

“Ooh ok”

Tidak biasanya Monica seperti itu. Akupun kembali ketempat dudukku.

“Anggara, eh, pssst”

Anggara lalu melihatku saat aku berbalik memanggilnya

“Lo apain si Monica, kok dia jadi menyendiri di belakang?”

“Gue nggak ngapa-ngapain dia. Mana gue tau dia kenapa, tadi pas kami lagi bercanda dia tiba-tiba ngambek

“Ooh gituh. Lo minta maaf gih”

Gue nggak tau dia kenapa, bukan gue yang salah

***

Saat acara natal telah selesai, tiba saatnya untuk berfoto bersama. Dan setelah sesi foto bersama, kami semua saling sibuk berfoto dengan teman-teman yang lainnya. Saat itu aku hendak menjadikan Anggara teman berfotoku yang pertama, namun karna dia enggan ya aku akhirnya mengajak Darto,dan kemudian Obed, setelah itu Monica. 

Delha n AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang