Chapter 10...

11 3 0
                                    

Kamis, 21 November 2019

  Pagi ini di sekolah, saat jam pelajaran olahraga berlangsung, aku dan beberapa teman perempuanku beristirahat dibawah naungan sebuah pohon. Disela-sela pembicaraan kami, tiba-tiba saja Gaby temanku mengajak kami untuk bermain truth or dare.

  Saat itu, ada aku, Gaby, Dian, Fourensi, Argatha, Aurel, Siska, Betris, dan Ika yang bermain. Kami pun mengambil sebuah batu kecil untuk dioper sambil menyanyikan lagu potong bebek angsa. Selama permainan berlangsung, satu persatu temanku pun mendapat bagian untuk diberikan pertanyaan atau tantangan dari setiap peserta yang bermain. Dalam permainan ini, kami mengetahui banyak hal baru dari setiap teman yang sebelumnya tidak kami ketahui.

  Hingga akhirnya tiba giliran ku untuk memilih antara truth or dare. Aku pun memilih truth , dan secara bersamaan Fourensi, Gaby, Dian, dan Ika memberiku pertanyaan yang yang sama, yaitu SIAPA SEBENARNYA RANGGA. Hal itu tentu membuatku kaget.

“Buruan jawab Del” pinta Gaby

Iya nih, Rangga itu siapa?” tanya Fourensi

“Kalian kok kompak banget tanya soal Rangga? Nggak ada pertanyaan lain gituh? misalnya gue lagi deket sama siapa atau apalah”

“Nggak. Kan kita udah pernah ngebaca sebagian dari cerita yang lo buat, dan lo bilang kalau cerita itu asli dari kisah lo “ jelas Gaby

“Iya betul banget. Makanya kami itu penasaran sama siapa sebenarnya sosok Rangga di dunia nyata dari kisah lo” sambung Fourensi.

Apa mungkin, Rangga itu Repson?” tebak Ika

“Ya bukanlah “ jawabku

Teman-teman yang lain hanya terdiam dan tersenyum menunggu jawaban pasti dariku.

“Kalau bukan Repson, terus siapa? Dia sekolah dimana?” tanya Gaby sangat kepo :v

“Ya, dia sekolah disini”

“Dia kelas apa? IPA atau IPS?” lanjut Fourensi

“Emmm, dia kelas IPA 1”

Ooh , udah gue tebak. Pasti Repson. Lo nggak usah cari alasan lain lagi buat menghindar” ujar Dian

iya,dari awal tuh kita udah tebak kalau Rangga itu pasti Repson” Fourensi juga setuju dengan pendapat dian.

Dalam hati aku ingin berkata kepada mereka jika Rangga itu bukan Repson. Tapi aku teringat jika Anggara tidak ingin identitasnya dalam ceritaku sebagai sosok Rangga diketahui oleh banyak orang. Dan dengan terpaksa, aku harus membohongi teman-temanku.

“Iya deh, kalian bener kalau Rangga itu Repson”

“Jadi, sekarang gimana perasaan lo ke Repson? Masih suka dan ngarep atau gimana?” tanya Ika

“Dulu gue emang suka sama dia, tapi nggak ngarep banget juga sih. Dan sekarang, perasaan gue ke Repson itu cuma sebatas perasaan sahabat biasa”

“Oooh begitu” sahut Ika, Gaby, Dian, dan Fourensi bersamaan.

Lanjut ke pertanyaan berikutnya. Kali ini pertanyaan yang kudapatkan yaitu siapa cinta pertamaku, pertanyaan ini dari Betris.

Kak Harry”

  Aku langsung to the point saja menyebut nama mantanku yang sudah mereka kenal. Aku malas bila harus bertele-tele lagi. Meski nyatanya, kak Harry bukanlah cinta yang benar-benar bisa kusebut sebagai cinta pertama. Hubunganku bersamanya hanya sebatas suka biasa. Dan selama aku bersamanya pun, aku belum pernah merasakan perasaan berdebar begitu hebatnya layaknya perasaan berdebar yang kurasakan pada Anggara.

Delha n AnggaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang