TIGA

394 20 0
                                    

Kini lexsa sedang duduk di dekat gerbang sekolah menunggu leon untuk menjemputnya. Entah sudah berapa lama dia menunggu leon. Sebenarnya tadi dia akan pulang bersama arablle tetapi dia tidak enak jika merepotkan ara. Toh abanya juga bilang akan menjemput.

Singa burik
P
Bang lama banget si
Di mana si lo
Princes cape nih nunggunya

Singa burik
Sory de gua ga bisa jemput lo ada latihan basket mendadak. Lo pesenn ojol ajah.

Sungguh lexsa merasa seperti ada api yang keluar dari kepalanya, sudah satu jam dia menunggu ternyata abangnya malah tidak jadi untuk menjemputnya.

Akhirnya lexsa pun pergih menuju halte untuk naik angkutan umum...

Saat sedang menunggu angkutan umum tiba-tiba ada motor yang berhenti di depannya.

" Woy relaxsa ngapain lo "

" Menurut lo " jawab lexsa ketus.

" Lagi nunggu odong-odong lo " saut alex. Ya benar lelaki itu ada alex musuh bebuyutan lexsa. Lexsa tidak menjawab perkataan alex karena dia malas jika harus meladeni anak setan titisan kuyang itu.

" Mau bareng ga lo " tanya alex. Lexsa masih diam tidak menjawab pertanyaan alex. " Ya udah kalo ga mau bareng , gua si ga yakin lo bakalan aman secara jalan udah sepi " ucap alex santai.

Lexsa yang mendengar perkataan alex mulai menoleh melihat ke sekeliling benar saja memang sudah sepi dan terlihat ada beberapa preman yang melihat ke arahnya.

Alex mulai menyalakan motornya namun tiba-tiba ada tangan yang menyentuhnya.

" Oke gue ikut lo "

" Ikut kemana "

" Ke neraka "

" Oh ya udah ayo "

" Ya pulang lah bego " ucap lexsa dengan nada kesalnya. Entah kenapa dia selalu naik darah jika berbicara dengan alex.

" Wihh santai ,galak banget lo kaya betina singa kelaparan "

" Berisik lo , udah ayo cepet " lexsa pun mulai naik ke atas motor alex dan berpegangan pada bagian belakang motor.

" Lo pikir gue tukang ojek " ucap alex ketus melihat tangan lexsa yang berpegangan pada bagian belakang motor.

Akhirnya lexsa pun pasra mulai berpegangan pada bagian jaket alex.

Alex hanya dia lalu menjalankan motornya. Alex menjalankan motornya dengan kecepatan yang sangat tinggi sehingga membuat lexsa merasa takut dan sontar memeluk pinggang alex. Alex yang merasakan ada tangan yang memeluknya sontak sedikit kaget namun dia berusahan untuk biasa saja.

" Dimana rumah lo " tanya alex.

" Perumahan cendana nomor 8 "

Alex mulai masuk ke perumahan yang dibilang cukup elit.

Alex berhenti di depan rumah yang besar bernuansa klasik namun mewah.

" Masih betah peluk gue " ucap alex.

Lexsa pun akhirnya tersadar lalu melepaskan pelukannya dan turun dari motor alex.

ALEXSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang