Budayakan vomen❤
Jangan lupa klik bintangnya ya
✴✴✴✴✴
Gaya atau usaha yang digunakan untuk mengalahkan beban adalah kuasa
✴✴✴✴✴
Rachel keluar dari sebuah mobil yang berhenti didepan gerbang sekolah. "Makasih Ayah"
Handika yang berada didalam mobil tersenyum sembari mengangguk. "Iya sayang, sekolah yang benar biar pintar"
Rachel mengangguk, tak lama kemudian mobil yang dikemudikan Ayahnya berjalan menjauhi area sekolah. Rachel melambaikan tangannya dan segera masuk kearea sekolah.
Tadi sebelum Ayahnya mengantarkannya kesekolah, Ayahnya mengantarkan Syei kesekolah yang ditemani oleh suster Leni. Terkadang juga suster Leni pulang dulu untuk sekedar membersihkan rumah, setelahnya suster Leni menjemput Syei lagi.
Langkahnya membawa keruang kelasnya. Hari ini bukanlah jadwal piket Tatib Rachel. Setiap harinya akan digilir dan setiap anggota akan mendapatkan jadwal piketnya masing - masing. Para Guru juga turun tangan untuk membantu Tim Tatib dalam menjalankan tugas.
Saat berada dibelokan koridor, Rachel bertemu dengan kedua sahabatnya. "Mau kemana lo berdua?"
Seketika langkah Lea dan Efira terhenti. "Kantin, belum sarapan gue" jawab Efira dengan tangan yang menggandeng lengan Lea.
Rachel beralih menatap Lea. "Lo juga belum sarapan? Tumben banget, biasanya paling rutin"
Lea menggeleng. "Gue cuma temenin ubur - ubur"
Efira menghentakkan lengan Lea saat mendengar ucapan Lea. "Issh lo kok jadi ikutan manggil gue ubur - ubur sih?
"Gue cuma ikut Rachel, masih mending daripada gue panggil Epi. Mau lo?" Jawab Lea.
Efira membulatkan matanya. "What?! No! Jadul banget sumpah!" Efira mengetukkan jari didagunya sembari berdehem. "Em, Panggil gue cia aja gimana?"
"Cia?" Ucap Rachel dan Lea bebarengan.
"Iya, diambil dari Patricia aja. Kan nama gue Efira Patricia Atmaja. Gimana? Setuju gak kalo ganti nama?" Efira menaik - naikkan alisnya.
"Nggak - nggak. Lebih bagusan ubur - ubur aja udah" Tolak Rachel.
Efira memanyunkan bibirnya. "Mulai deh Rachel nih!"
"Alasan gue manggil lo ubur - ubur karena Efira itu adalah salah satu nama dari tahap metagenesis hewan ubur - ubur. Salah siapa juga punya nama Efira!" jelas Rachel.
Lea mengangguk paham sedangkan Efira memandang Rachel tak percaya. "Gak percaya gue"
Lea menyikut lengan Efira. "Jadi kekantin ga sih? Keburu masuk!"
"Ya jadilah" Dengan segera Efira menarik tangan Lea.
"Awas loh, ketemu sama Bu Gandhini ntar" peringat Rachel.
Efira mengibaskan tangannya dan tidak menggubris ucapan Rachel. Ia tetap menarik cepat tangan Lea. Mempercepat langkahnya agar sampai dikantin. Tidak peduli walau waktu sudah hampir masuk.
Rachel menggeleng pelan. "Dibilangin nggak percaya, orang emang ini tadi jadwal piketnya Bu Gandhini"
Rachel melangkah melewati belokan koridor untuk menuju kelasnya. Namun baru saja satu langkah, ia bertubrukan dengan seorang siswi. Jidatnya terbentur dengan barang yang dibawa siswi tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Schicksal
Teen FictionBukan Elcathrina Rachel Atmaja namanya, jika tidak mencintai kedisiplinan, ketertiban, dan keadilan. Gadis yang hobinya merangkai kata kiasan agar menjadi sebuah puisi ini, tidak segan - segan melakukan hal konyol untuk mengingatkan sang Pelanggar...