Ara sedang berada disebuah danau, danau itu tak jauh dari sebuah lapangam basket beserta rumah pohon. Iya itu adalah tempat bermain Ara,Indri,Axell dan juga yang lainnya. Terlalu banyak kenangan manis yang selalu membuat gadis itu rindu akan suasana dulu. Sekarang tempat ini sunyi tak ad siapa]pun yang datang.
Ara merindukan semua itu.Tes.. Tes..
Ara melempari batu kecil kedanau,tempat ini dia pilih untuk menenangkan pikirannya yang kacau karena kejadian tadi disekolah.
"Tumben kesini?"ujar seorang lelaki yang langsung mendudukan bokongnya tepat disamping Ara.
"Eh kak Akbar, kakak ngapain disini?" tanyanya balik.
"Seharusnya gue yang nanya? Kenapa lo disini?gue emang selalu disini kalo habis pulang sekolah."
"Eh gak cuman kangen sama tempat ini aja"
"Gak kerasa ya? udah hampir empat tahun Indri ninggalin kita?!"ujarnya dengan sorot mata sendu yang menatap ke danau.
"Gue kangen senyumnya, udah lama gak liat senyum itu! Senyum yang buat gue gak pernah bosen buat ngeliatnya"sambungnya
"Kak Akbar cinta banget ya sama kak Indri?"
Akbar tersenyum gentir, senyum yang menyimpan sebuah kerinduan kepada seseorang.Indri "gada yang bisa gantiin posisi Indri disini" ujarnya sambil menunjuk kearah dada.
Hening
"Meka balik ke Indonesia?"
Pertanyaan itu membuat Ara menoleh ke Akbar.Gadis itu menaikan satu alisnya "kak Akbar tau?"
" Tau"
" Tau dari mana?"
"Arga chat gue."
"Gue yakin kalo sebenernya bukan lo pelakunya!" sambungnya
"Tapi gada bukti buat ngebongkar semua kak" sahutnya lesu
"Gue lagi cari bukti!setelah dua tahun kematian Indri,dia mulai datang kemimpi gue tiap malam. Seolah olah dia nyuruh gue buat cari tau penyebab kematian dia, tapi sampai sekarang gue belum bisa nemuin sedikit pun tentang kasus kematian dia"
"Gue juga bingung setiap malam Indri datang dengan petunjuk yang sama"
"Petunjuk yang sama?" Ara membeo
"Sebuah gudang tua, pengap, gelap, dan seseorang dibalik pintu."
Seketika tubuh Ara menegang,gudang tua yang dimaksud pasti adalah tempat peristiwa sadis itu. Eh tapi seseorang dibalik pintu siapa?
"Gue yakin orang misterius yang dibilang Indri ada sangkut pautnya sama kematian dia atau bisa jadi dia saksi peristiwa itu?"
"Tapi wajahnya gak jelas?mungkin karena gudang itu gelap jadi semuanya tampak hitam?"sambungnya lagi.
Ara melihat jam tangannya, jam menunjukan pukul 02.43,dia telat bertemu dengan dokter Andi,pasti dokter Andi akan marah besar kepadanya karena ini bukan sekali dua kali dia telat.
Gadis itu langsung berdiri dari posisi duduknya, Ara mengebaskan celananya yang terkena tanah dengan tangannya.
Akbar sedari tadi hanya memperhatikan kepanikan Ara, pria itu menaikan satu alisnya.
"Gue duluan ya kak! Ada urusan,bye."pamitnya lalu pergi meninggalkan Akbar
Akbar memperhatikan punggung Ara semakin menjauh, Akbar merasa ada yang disembunyikan oleh gadis itu.
"apa yang lo sembunyiin ra?" batinya.***
Ara menghentikan sebuah taksi dan la ngsung bergegas pergi ke rumah sakit, dia tak mau dokter Andi marah dan berakhir mengomelinya tanpa henti sampai kuping Ara panas karena mendengarnya."Pak rumah sakit permata indah ya,"ujar gadis itu kepada sang supir.
"Oke neng" jawabnya
Jalan Ibukota saat ini sedang macet,sudah hampir sepuluh menit Ara terjebak disini. Gadis itu mulai jenuh,bisa bisa dimarahi lagi oleh dokter Andi.
"Pak macet banget ya? Saya lagi buru buru ni mau kerumah sakit"
"Eh iya ni neng!kayaknya ada yang kecelakaan di depan neng"
"Kalau neng mau,kita bisa pakai jalan tikus neng!"sambungnya lagi
"Bapak tau daerah sini?Kalau pakai jalan tikus gak bakalan kesasar kan?
Ara sedikit tidak yakin untuk menggunakan jalan tikusBapak itu mengegangguk"saya tiap hari lewat sini neng,rumah bapak gak jauh dari sini,jadi tau betul daerah sini"
"Kenapa gak dari tadi pak!!tau giti dari tadi kita udah sampai dirumah sakit."kesalnya.
"saya kan gak tau neng kalau macet?"
***
Taksi itu memasuki gang demi gang tanpa Ara sadari mereka tidak melewati gudang tua,gudang yang me jadi tempat pembunuhan Indri."Pak stop sebentar!"Sang supir hanya mengangguk dan menghentikan mobil.
Ara mengamati gedung tua itu,kejadiam beberapa tahun yang lalu cukup membuatnya hampir gila, dengan kepergian Indri.
"Sebuah gudang gelap, pengap,gelap dan seseorang dibalik pintu"
Kalimat itu tiba tiba terlintas dikepalanya.Kepalanya bertanya tanya siapa orang itu? Kenapa dia ada disana pada saat itu? Apakah orang itu ada sangkut pautnya? Atau orang itu saksi? Satu satunya saksi yang melihat kejadian itu?
Gadis itu memegang kepalanya yang pusing,dia menyuruh supir taksi itu untuk pergi menjauh dari tempat menyeramkan ini.
***
Setelah beberapa menit Ara sampai dirumah sakit, gadis itu memberikan uang seratus ribu kepada supir taksi itu dan langsung bergegas menuju ruang dokter Andi,ia sudah telat setengah jam dari pertemuan yang sudah dibuat.Sudah diduga sekarang dokter Andi sudah berada didepan pintu ruangannya dengan tangan dilipatkan kedada.
"Dari mana saja kamu? Ini sudah jam berapa? Kenapa telat lagi? Kamu ini selalu saja seperti ini, pikirin kesehatan kamu Ara" berapa pertanyaan itu dilontarkan kepada Ara tak sampai disitu dokter Andi terus mengomelinya habis habisan,dia kadang tak habis pikir dengan gadis yang dihadapannya ini, gadis itu sudah dianggap anak kandungnya sendiri. Bahkan istrinya pun sangat menyayangi Ara.
"Udah dong dok,kuping saya panas ni dengerin ocehan dokter,tadi macet dok jadi saya telat."Dokter Andi hanya mengelus dadanya,ia harus extra sabar menghadapi gadis keras kepala ini.
Dokter Andi pun menghentikan ocehannya dan mulai memasangkan alat ketubuh Ara karena hari ini adalah jadwalnya untuk cuci darah.
Yee sorry aku lama up
Lagi mager+lagi blang gadak ideAyo kenapa Ara cuci darah
Dan siapa orang dibalik pintu wkwkJgn lupa vote trus komen juga
Kalau ada Typo maap" aja ni ya
Eh ak juga udah ganti cover sampul ceritanya wkwk
Ehh iya satu lagi jangan lupa follow ig ak "rlytpctr"
KAMU SEDANG MEMBACA
Because You
RomancePersahabatan yang dulunya indah menjadi menyeramkan karena salah satu diantara mereka ingin mengehabisi nyawa temannya sendiri.Semua berawal dari cinta yang bertepuk sebelah tangan. Dan satu diantara mereka berhasil mengungkap siapa si pembunuh ter...