3. Who's He?

19 2 0
                                    

"Se-Sean"

Kedatangan Sean yang tiba-tiba itu membuat kelima sahabatnya terkejut. Bagaimana tidak, ia tidak mengabari salah satu diantara mereka terlebih dahulu. Jangankan mengabari untuk datang sekolah, bahkan dia tidak bilang kalau sudah ada di Indonesia.

"Ehh muka lo berlima kenapa dah? Belepotan kaya udah makan selai strawberry anjir" Sean langsung menghampiri mereka berlima.

"Kenapa lo dateng tiba-tiba aja, ga ngabarin kita-kita dulu" Ujar Alvin meminta penjelasan.

"Sorry gue ga ngabarin kalian dulu. Tadinya mau datang pas lagi berantem, ehh malah ketiduran di rooftop gue" Ujar Sean dengan cengiran khas nya itu.

"Nanti gue ceritain semuanya, sekarang fokus masalah ini dulu" Lanjutnya dengan nada serius, setelah melihat orang-orang yang ada di dalam gudang berjalan ke arahnya.

"See, apa yang gue bilang tadi, ini baru acara puncaknya" Juan menatap kedua sahabatnya yang kebingungan.

"Sepertinya lo cukup serius dengan omongan lo tadi. So, buktiin kalo lo emang pantes jadi anggota inti, atau bahkan ketua angkatan 10?" Ujar Jackob.

"Dikarenakan semua calon anggota sudah tumbang semua, dan gak ada lagi yang tersisa. So, semua anggota lama disini akan jadi lawan lo" Lanjutnya.

Setelah mendengar itu semua, anggota lama yang berada dalam gudang bersiap untuk mencoba kemampuan Sean yang sudah bersiap dari tadi.

"Mulai" Perintah Jackob.

Satu-persatu anggota lama mulai menghajar Sean, dia tidak begitu kerepotan karena yang melawannya hanya dua sampai tiga orang. Tidak turun semuanya, karena mereka sangat menghindari keroyokan. Setelah orang-orang tadi dikalahkan, baru anggota lain akan bergantian menghajarnya.

"Balik dari Amerika makin jago juga tuh anak" Ujar Dito yang sedari tadi fokus melihat kemampuan Sean dalam menjatuhkan lawan-lawannya.

"Gue gak yakin akan terus begini, kemungkinan mereka bakal ngeroyok si Sean kalo begini terus" Ujar Brian.

"Kalo emang begitu kejadiannya, kita tau kan harus ngapain?" Alvin tersenyum ke arah sahabatnya itu, mereka mengangguk seakan kejadian ini bukan pertama kali bagi mereka.

Dan benar saja, Sean mulai dikepung dari semua arah. Nampaknya mereka akan mengeroyok Sean seperti yang Brian bayangkan tadi.

Sean kewalahan, musuh yang semakin banyak membuat tenaganya banyak terkuras. Pukulan demi pukulan dia terima, hingga satu tendangan keras berhasil membuatnya tersungkur.

Bugh, satu orang yang sempat menindih tubuh Sean tiba-tiba terhempas karena tendangan seseorang. Alvin dan empat orang sahabatnya berkumpul melindungi sean.

"Kenapa lo semua ngelindungin dia?" Tanya Rayyan.

"Bukannya sebagai seorang sahabat kita harus menolongnya kalau dia lagi kesusahan?" Alvin mengulurkan tangannya ke arah Sean yang kemudian disambut olehnya.

"Dan tugas seorang anggota buat selalu melindungi ketuanya bukan?" Lanjut Yuno yakin bahwa Sean emang pantas jadi ketua angkatan 10.

"Thanks, gue gak tau kejadiannya bakal begini. Gue kira ga bakal main keroyokan anjir" Sean mengusap sudut bibirnya yang sedikit robek dan mengeluarkan sedikit darah.

"Tenang aja, lo lupa kalo kita udah sering ngelewatin situasi kaya sekarang. Lagian lo juga yang sering ngasih solusi kalo keadaan lagi seperti sekarang" Ujar Dito mengingatkan sahabatnya itu.

"Karena sekarang lo leadernya, jadi lo boleh merintah kita semua mulai sekarang" Lanjutnya

"Udah dulu ngobrolnya goblok, liat noh orang-orang udah kek kesetanan semua. Muka gue auto jadi samsak lagi ini mah" Ujar Okto memperingatkan sahabatnya.

"Oke, strategi empat arah mata angin. Brian, Okto lo berdua bantuin kalo salah satu diantara kita berempat ada yang kewalahan" Tegas Sean mengarahkan para sahabatnya untuk saling melindungi.

Perkelahian kembali berlanjut antara enam orang melawan kira-kira 20 anggota lama yang tersisa. Tidak adil memang, mereka kalah jumlah. Tapi jangan salah, kalo mereka berenam sudah bergabung ke-kompakan mereka akan menjadi senjata paling mematikan untuk musuh-musuhnya.

Satu-persatu orang mulai tumbang, hingga menyisakan enam orang yang masih kokoh berdiri dengan penampilan yang acak-acakan. Nampaknya mereka sudah mulai kelelahan, dilihat dari baju yang mereka pakai sudah basah oleh keringat dan tidak sedikit darah ada di baju mereka.

"Akhirnya selesai juga" Alvin menjatuhkan badannya ke lantai.

"Kita menang" Ujar Dito dengan senyuman diwajahnya.

Saat Sean sedang menikmati kemenangannya, tiba-tiba pukulan dari seseorang hampir saja mengenai wajahnya kalau dia tidak segera menangkis nya.

"Reflek lo masih bagus juga, sepertinya ilmu bela diri lo ga berkurang sedikitpun" Ujar Juan dengan senyum bangganya.

"So, Welcome to home brothers" Juan langsung memeluk adiknya, dan langsung dibalas oleh Sean.

"Abang sialan, ngapain mukul gue?" Ujar Sean kesal sambil melepas pelukannya.

"Itung-itung ucapan selamat datang" Jawab Juan dengan cengiran tanpa dosa-nya.

Percakapan itu membuat semua orang yang ada di sana terkejut, pasalnya Juan tidak memberitahu mereka bahwa Sean adalah adiknya. Kecuali lima orang sahabat Sean yang nampak biasa saja karena mereka sudah tahu tentang hal itu.

"Kenapa ga ngasih tau gue bang? , kalo orang ini adek lo" Tanya Jackob .

"Kalo gue tau mungkin ga bakal seberat ini tantangannya" Lanjutnya.

"Justru itu kenapa gue ga bilang sama kalian, gue pengen ngelihat kemampuan adek gue apa pantes buat mimpin anak angkatan 10" Jawab Juan.

"Dan sepertinya kita sudah menemukan orang-orangnya. So, mulai sekarang ketua angkatan 10 dipegang oleh Sean Reagan Jackson" Ujar Jackob memberitahu orang-orang yang ada di sana.

Semua orang yang ada di sana mengangguk tanda setuju, setelah melihat kemampuannya Sean mereka percaya dia bisa memimpin angkatan 10 dengan baik.

"Oke nampaknya udah mulai sore, dan sebentar lagi sekolah bubar. Lo semua bisa pergi dari sini. Jangan lupa bersihin seragam kalian" Ujar Juan yang mendapat anggukan dari semua orang yang ada di sana.

"Lo mau langsung balik?" Tanya Juan

"Kayaknya gue mau nongkrong dulu deh, lo duluan aja gue bawa motor" Jawab Sean yang mendapat anggukan dari kakaknya itu.

*****

"Kok lo bisa tiba-tiba dateng ke gudang belakang sih?" Tanya Alvin.

Mereka sedang berada di kafe dekat sekolah. Setelah membersihkannya seragamnya masing-masing mereka memutuskan untuk nongkrong terlebih dahulu.

"Sebenernya gue dari pagi udah ada di sekolah, gue dari semalem nyampe di indonesia" Jawab Sean.

"Abis dari ruang kepsek gue ke rooftop, ehh malah ketiduran. Lagian lo semua pada telat anjir gue nungguin dari pagi" Lanjutnya.

"Noh nungguin pangeran bangun tidur, jam 7 baru mandi si anying. Nanggung telat yaudah bolos aja di kantin belakang" Ujar Dito sambil menunjuk Brian.

Mereka berenam pun melanjutkan kegiatan mereka untuk sekedar mengobrol, sesekali mereka melemparkan candaannya yang membuat suasana menjadi lebih hangat.








See you in next part

SeanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang