Bab 3

205K 18.1K 1.8K
                                    


Sekarang Beby merasa bimbang setengah takut. Dia berdiri didepan pintu tadi yang ia intip karena penasaran, ditangannya sudah ada sepiring makanan dan segelas air putih. Pintunya pun masih seperti tadi yaitu setengah terbuka.

Beby menghela napas, lalu dengan anggukan mantap ia mulai mendorong pintu menggunakan lengan atasnya. Untungnya pintu tak berdecit.

Keadaan kamar sekarang sudah lebih terang mungkin karena gorden jendela yang sudah dibuka.

Beby masih berdiri diambang pintu tapi matanya menjelajah isi kamar yang membuat mulutnya tak berhenti bergumam kagum. Kemudian arah pandangannya jatuh ke arah ranjang. Disana terdapat seorang pria yang tadi memergoki dirinya, sedang tidur telentang dengan posisi letak tangan diatas kepala.

Mau tak mau Beby bernapas lega. Dengan hati-hati Beby berjalan menuju nakas untuk meletakkan makanan disana.

Sesudahnya, Beby tak langsung pergi. Beby melirik sebentar ke arah pria yang tidur itu tepat disampingnya.  Beby merasa bimbang untuk kedua kalinya. Dia ingin membangunkan pria itu yaitu bang Dami untuk sarapan, tapi takut kalau dimarahi. Apalagi tadi Beby sempat kepergok oleh Damian.

Setelah sekian lama Beby berkutat dengan pikirannya. Akhirnya Beby memutuskan untuk keluar dari kamar itu tanpa membangunkan sang pemiliknya. Toh mungkin jika Damian lapar dia bisa bangun sendiri.

Beby berbalik hendak pergi, namun belum sempat ia melangkah sebuah tangan berotot mencekal tangannya. Refleks Beby memekik terkejut sehingga terhuyung ke belakang dan jatuh menimpa tubuh Damian.

Belum juga sadar dari keterkejutannya, Beby kembali dibuat kaget saat tangan Damian mulai memeluknya erat. Dan membawa Beby tidur disampingnya dengan pelukan yang tak dilepas.

"Tidurlah," ucap Damian dengan suara berat dan seraknya.  Jika wanita lain mendengar suara Damian pasti wanita itu akan berteriak histeris saking senangnya mendengar suara sexy itu.

Sementara Beby meneguk ludahnya, "tapi.. Ini udah mau siang" cicit Beby. Takut-takut Beby mendongakkan kepalanya sehingga dia bisa leluasa melihat wajah Damian yang masih terpejam.

Damian mulai membuka matanya perlahan membuat Beby menundukkan kepalanya takut.

"Baby" Damian mengelus rambut pendek Beby dan mendaratkan ciuman di kepalanya.

"I.. iya?" Tanya Beby pelan, dengan kening berkerut bingung karena nada panggilan yang sedikit aneh sama seperti Nio.

Tak mendapati jawaban, Beby terdiam.

Cukup lama mereka dengan posisi seperti itu membuat Beby mengantuk. Apalagi tangan Damian yang sejak tadi tak berhenti mengelus-elus kepalanya, yang akhirnya membuat Beby memejamkan matanya.

Sayup-sayup, Beby mendengar bisikan lirih tepat ditelinganya.
"Welcome dear."

***

Jam besar yang ditempatkan dipojok ruang tamu menunjukkan angka 13.30 tepat.

Beby mencebik kesal, ia menggonta-ganti channel tv menggunakan remote ditangannya. Sesekali melirik pintu besar untuk menyambut kepulangan keluarganya.

Kira-kira sekitar tiga jam yang lalu, ia terbangun dikamar Damian sendirian. Kemudian ia keluar dan menanyakan keberadaan Damian pada mbok Reti, kepala pelayan rumah ini. Dan mbok Reti hanya tau jika Damian sudah keluar rumah kurang lebih lima menit yang lalu sebelum ia terbangun.

Bagaimana tidak kesal jika belum sehari tinggal disini malah ditinggal sendirian dirumah besar ini walaupun masih ada beberapa pembantu.  Tori dan Ayu kerja, Dion masih dikampus, Azka dan Nio masih disekolah.

Dan disinilah Beby sekarang, selonjoran sambil menonton tv ditemani kebosanan dengan raut wajah kesal yang mana malah membuat ekspresi Beby kian menggemaskan.

"DOR... "

Beby tersentak kaget kala mendapati suara yang menggelegar ke penjuru rumah diikuti tepukan dibahunya.

"Ihh, abang!" Beby mendelik sebal ketika mendapati Nio yang tertawa kencang.

"Bang Nio udah pulang?" tanya Beby mengabaikan Nio yang masih tertawa.

Nio berhenti tertawa walaupun masih terkekeh, "Iya udah."

"Bang Azka sekolahnya sama kan sama bang Nio?" Beby kembali melirik ke arah jam.

"Iya. Ngapain juga Beby tanya orang itu palingan juga lagi jalan sama ceweknya," jawab Nio dan Beby hanya ber-oh-ria.

Nio melemparkan tas ke sembarang tempat dan duduk disamping Beby, sambil mengambil alih remote tv yang berada digenggaman Beby.

"Beby bosan ya?" Nio mematikan tv.

"He'em" Beby bergumam seraya mengangguk-anggukan kepalanya.

Nio terkekeh melihat tingkah lucu Beby, lalu ia berdiri dan mengusap puncak kepala Beby.

"Lucu banget sih adek abang, jadi pengen makan" ucap Nio membuat Beby mengembungkan pipinya. "Gimana kalo kita jalan-jalan?" Nio bertanya di sela kekehannya.

Mendengar hal itu mata Beby berbinar senang, "mau! Mau!"

"Kalo gitu tunggu ya, abang mau ganti baju dulu." Ujar Nio.

"Beby ganti juga gak bang?"

Nio menelisik dress yang dipakai Beby, "Beby gak usah ganti cukup pakai jaket aja."

"Iya," Beby mulai berlari kecil menuju tangga meninggalkan Nio yang tak dapat menahan senyumannya.



Tbc

Adek Beby

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Adek Beby

Abang Dami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Abang Dami

Jangan lupa vote dan komennya ya, biar semangat update-nya 😊😊😊

Selasa, 28 April 2020

alalaylay

Beby and Brother's [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang