Bab 5

189K 17.5K 851
                                    


"Gak heran sih kalo kemarin lo putus sama Sasa." Ucap salah satu cowok yang tadi memperkenalkan diri, bernama Alex.

Cowok berambut kriting, Fajar, masih menatap Beby yang sedang mengunyah kentang goreng sambil sesekali memperhatikan mereka. Fajar menghela napasnya, "gila sih, Yo. Lo dapet cewek imut ini darimana?" tanyanya gemas.

Sementara yang ditanya tak menjawab, asyik dengan makanannya.

"Nama lo siapa?" Riko, cowok bertindik yang sedari tadi juga memperhatikan Beby ikut membuka suara.

Beby menatap Riko sejenak, dengan senang dia memperkenalkan dirinya. "Nama aku Be--"

"Abi, namanya Abigail." Nio memotong ucapan adiknya, tak suka saja nama Beby yang terdengar manis ditelinganya sampai keluar dari mulut laknat para temannya.

Alex, si cowok bule itu memiringkan kepalanya menatap Beby dengan kening berkerut. "Ini beneran pacar lo, Yo?"

"Emang kenapa?" Nio melirik Alex sekilas lalu kembali melanjutkan makannya.

"Dia kelihatan cute dan.. em.. Polos. Jauh dari tipe lo," kata Alex didukung anggukan setuju oleh Fajar dan Riko.

Nio mendengus. "Emang tipe gue kayak gimana?" Nio mulai menggunakan bahasa 'lo-gue'nya. Memang, kerap kali ia mendapat teguran dari Tori jika ia memakai bahasa gaul itu, menurut papanya bahasa itu tidaklah sopan. Oleh karena itu, Nio akan menggunakan 'aku-kamu' dirumah, sementara diluar 'lo-gue'. Sedangkan khusus berbicara dengan Beby, Nio menggunakan nama panggilan.

"Yang kayak ondel-ondel" sahut Fajar disambut gelak tawa oleh kedua temannya, dan mendapat jitakan dari Nio.

Ia berdecak sebal, Nio merasa ternistakan didepan adiknya.

Dengan hati yang masih diselimuti perasaan kesal, Nio mengalihkan topik yang membahas tentangnya. "Si El gak ikut?"

"Ck. Si datar itu mana mau pergi kalo lo gak ikut." decak Riko sembari meneguk espresso yang sempat ia pesan.

"Heran deh gue lihat lo sama El. Kalo lo gak ikut maen si El ikutan nah kalo El ikut, lo yang ikutan. Berasa lihat pasangan homo."

Sontak perkataan Fajar membuat Nio menggeplak kepalanya.

"Enak aja. Gue masih normal ya," bantah Nio menghiraukan ringisan Fajar.

"Kali aja lo suka bata--"

"Shut up, Jar. Jangan sampe adik polos gue lo nodai sama kata-kata mesum lo."

Ucapan Nio kompak membuat ketiga cowok itu terbelalak kaget. "ADIK?!"

Nio memutar bola matanya malas. Ia segera mengeluarkan beberapa lembaran uang berwarna biru dari dompetnya dan menaruhnya diatas meja.

"Sudahlah, gue mau cabut udah sore." Nio bangkit dari duduknya. "Ayo Beb. Kita pulang."

Mendengar panggilan Nio, membuat ketiga cowok itu melotot dan memasang ekspresi seolah ingin muntah.

Beby yang sedari tadi hanya menjadi pengamat, memilih mengikuti Nio yang beranjak dari duduknya. Tak lupa ia berpamitan dengan teman-teman abangnya, "kakak-kakak semua kami pulang dulu ya."

Mereka. Alex, Fajar, dan Riko yang masih dilanda rasa bingung itu menganggukkan kepala kompak.

"Nio, lo harus jelasin semuanya besok."

Beby and Brother's [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang