"Sejarah yang kita buat bersama, terasa sangat berati bagiku." -Park Chanyeol as Chanyeol.
🐯🐯🐯🐯Setelah konser malam tadi badanku benar benar remuk karna harus berhimpitan dengan para penonton lainnya, aku tau ini resiko yang didapat jika ingin berada digaris paling depan tapi mau apalagi aku benar benar ingin melihat idolaku itu bernyanyi diatas panggung.
Aku membuka lemari pendingin milik Hyuna, tak ada apa apa disana. Oh sekedar info, aku tinggal bersama Hyuna dikorea walaupun ia hanya menyewa rumah kecil tapi ini mendamaikan bagiku ketimbang harus memiliki rumah besar dengan segala bebannya.
"Hyuna, kau lupa belanja lagi? "ujarku dengan nada masih setengah nyawa.
"Yak!! Aku lupa. Nanti saja setelah pulang akan ku belikan,"ujarnya sambil memasang sepatu putih jalannya.
"Mau kemana kau?"tanyaku sambil mengucek mata kanan ku, sepertinya terlalu banyak cahaya masuk keretina mataku.
"Aku ada pekerjaan, perusahaan memanggilku secara mendadak. Bos besar itu takkan memberiku toleransi apabila aku sampai terlambat, ah bagaimana kalo kau saja yang belanja."
Aku menyeritkan dahiku. "Ide gila, aku takkan keluar. Diluar sangat dingin, seandainya ini musim semi mungkin aku takkan dirumah tapi ini musim salju kau serius menyuruhku keluar."
"Oh ayolah Ara, untuk kali ini saja kebetulan supermarket tak jauh dari rumah ini hanya melewati beberapa blok rumah saja."
"Baiklah,"ucapku setuju. Hyuna berlonjat girang, "Kalo begitu aku pergi, hubungi aku jika ada apa apa."
"Nee araseo, hati-hati dijalan Hyuna-ah."
"Nee kau juga,"ucapnya sambil menaiki sebuah taxi yang sudah dipesannya terlebih dahulu. Setelah kurasa taxi itu cukup jauh aku segera mandi tuk bersiap keluar, hanya mengenakan celana longgar hitam kaos putih tangan panjang yang berlapiskan mantel coklat, serta jilbab saudia yang terbalut rapi menutupi aurat ku rasa sudah cocok untuk berpergian. Oh ayolah, ini hanya sekedar ke supermarket tak ada apa apa jika aku hanya memakai pakaian ini.
Aku berjalan keluar menyusuri jalanan trotoar perumahan disini, disebelah hotel bintang 5 lurus saja dan sampai.
"wae, udara benar benar menusuk. Setelah pulang aku akan membuat coklat panas untuk menghangatkan tubuhku yang serasa membeku ini."
Aku membuka pintu supermarket, ku ambil keranjang troll dan kemudian mengajak benda itu berkeliling keliling sebentar. Pertama aku ketempat bumbu-bumbu, kemudian tempat sayur, lalu ketempat snack snakc dan tempat bahan pangan lainnya.
"Kira-kira yang mana yah? Merah atau biru?" Aku sedang bingung sekarang, aku baru saja mengambil dua benda yang sama tapi warnanya yang beda.
"Beli lada lokal atau luar negeri? "ujarku sambil menimbang-nimbang 2 botol lada kecil yang berwarna berbeda dan berimaje berbeda.
"Belilah dua-duanya, siapa tau kau memerlukan salah satunya jadi kau tak perlu bolak balik supermarket untuk membelinya,"ujar seseorang yang berdiri dibelakangku dengan trollnya.
"Aha, nee araseo. Akan ku beli kedua- duanya,"ujarku dengan girang sambil memasukan lada-lada tersebut kedalam troll belanjaanku.
Aku membalikkan badan, untuk segera bertatap muka dan berterimakasih dengan orang yang telah memberikan solusi yang tepat disaat seperti ini. Ketika aku berbalik, seorang pria dengan perawakan sedang tengah menatapku dari balik pakaian menutup yang ia pakai. Apakah orang ini sedang sakit?
"Terima kasih tuan, aku memang seperti ini jika sedang berbelanja. Bingung memilih salah satu bahan atau apa saja bisa jadi pertimbanganku, ditambah temanku tak bisa ikut menemaniku belanja jadi ini sangat sulit. Sekali lagi terima kasih tuan,"ucapku sambil membungkukkan sedikit tubuhku.
Ia terlihat hanya mengangguk kemudian kembali berlalu dengan keranjang trollnya.
"Huh! Cuek sekali pria itu,"gumanku sambil kembali mendorong benda persegi ber-ban ini berjalan. Ku arahkan troll ku menuju antrian kasir yang tidak terlalu panjang namun sangatlah membosankan, gabut gabut dah nungguin.
Berhubung ada 2 antrian dan aku malas untuk pindah lagi jadi ku biarkan antrian pendek ini berjalan sesuai takdirnya. Tepat dibelakangku lelaki dengan pakaian menutup itu masuk kedalam antrian, ia terlihat membeli beberapa barang bahan pangan. Biar kutebak, ia pasti akan membuat barbekyu daging sapi dengan semua belanjaannya itu. Wah, dia pria yang manis.
"Maju,"ujarnya dengan nada datar, sedangkan aku masih tetap menatapnya.
"Hey, majulah antriannya sudah tak ada. Kau masih mau didalam supermarket ini, "ujarnya dengan nada tegas yang membuatku terlojat kaget, kemudian menuntun keranjangku menuju meja kasir untuk segera membayar belanjaanku. Duh, malunya mana mba-mba kasir ngeliatin lagi. Aku hanya membalasnya dengan senyuman dan cengiran kuda, kurasa pipiku tengah merona sekarang terasa hangat.
"Terima kasih, telah berkunjung kesini. selamat datang kembali,"ucap pelayan kasir sambil membungkukkan badannya.
"Ah, gamsahamnida."
Aku mengangkut 2 plastik besar putih belanjaanku, ini sangatlah berat bagaimana aku bisa membawanya kerumah jika begini keadaannya. Saat aku sampai didepan pintu supermarket, aku dikejutkan dengan kedatangan seorang pria berperawakan tinggi 2 cm dariku. Sepertinya ia juga terkejut dengan kedatanganku dan 2 plastik besar yang kuangkut. Kami hampir saja bertabrakan karna terlalu fokus pada kegiatan masing-masing.
"Ah, mian tuan. Aku tak sengaja,"ujarku sambil membungkukkan sedikit tubuhku.
"Ah, tidak apa-apa. Kalo begitu saya permisi,"ujarnya kemudian berlalu kedalam supermarket. Pakaian yang ia kenakan sama dengan pria yang kutemui di dalam tadi, apakah ia salah satunya.
"Ah, taxi."
Setelah taxi berhenti, aku segera menaikinya kemudian mengatakan tempat tujuanku. Syukurlah supir taxi ini mau mengantarku, setidaknya aku bisa lebih cepat sampai kerumah dan menghangatkan tubuhku didepan perapian.
****
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Peterpen EXO
Random"Suatu saat peterpan akan mencari Wendy nya, tapi untuk sekarang biarkan tinkerbell menikmati waktunya bersama peterpan meski hanya sebentar."