Eps.3

8 0 0
                                    

  "Terima kasih telah mau menunggu kami.
Terima kasih karena kalian tidak meninggalkan kami." ~ Kim Min seok as Xiumin.

                              🐱🐱🐱🐱

  Sudah beberapa jam Hyuna juga belum pulang dari tempat kerja, ingin menelepon tapi aku takut kalo-kalo ia sedang sibuk.
Tak ada cara lain, lebih baik aku keluar lagi ketimbang harus berdiam diri dirumah dengan segala kesunyiannya. Aku meraih jaket mantelku dan mengenakannya kemudian meraih tas serta gawai yang ada diatas meja, lalu pergi menuju cafe coffie yang tak jauh dari daerah sini. Sebenarnya inilah alasanku kenapa aku tak mau keluar tadi, sudah jadi kebiasaanku kalo sekali keluar maunya keluar terus tak peduli sekalipun udara hujan, panas, dingin, angin ribut asalkan aku bisa keluar toh tidak apa-apa. Kulangkahkan kakiku menuju cafe shop yang hanya berjarak 1 meter dari sini.
Sesampainya disana aku segera masuk kedalam, suara didalam cafe membuatku sedikit lega karna kehangatan yang mereka punya. Aku mengarah kemeja kasir untuk segera mengatakan pesanan ku kemudian memilih tempat duduk, ah sepertinya duduk didepan jendela tidaklah buruk.
Aku melangkahkan kaki menuju meja paling pojok yang dekat dengan jendela supaya aku bisa lebih leluasa melihat orang berlalu lalang, untuk sekedar cuci mata sambil menikmati makanan dan minumanku tadi.

Selang berapa menit, chess cake serta coffie capucinno pesananku telah tiba. Perutku sedikit bergemuruh ria melihat makanan lezat yang ada dihadapanku ini, yummy.

Ku cicipi chess cake ala korea selatan ini, begitu lumer kejunya didalam rongga mulutku rasa asin manisnya bercampur membuat sensasi berbeda saat berada didalam mulut.
Selang berapa sendok suapan, seseorang membuka pintu cafe membuat lonceng diatas pintunya berbunyi. Reflexs aku langsung melihat kearah sumber suara, sedangkan yang lain seakan tak perduli hanya gawai yang menjadi fokus utama mereka. Oke, no problem.

Pria itu! Bukannya itu pria yang sama ketika aku berada disupermarket tadi. Ah, mungkin hanya pakaiannya saja yang sama bisa jadi orang yang mengenakannya berbeda. Ku perhatikan secara intens orang yang baru saja menginjakan kaki-kaki panjangnya itu kecafe ini, ah telinganya sepertinya aku pernah melihat telinga lebar seperti itu. Tapi dimana?

"Ehm, permisi nona."

Aku mendongakkan kepalaku, melihat kearah orang yang baru saja mengalihkan lamunanku.

"Boleh saya duduk disini, semua bangku telah terisi dan saya lihat hanya bangku ini yang kosong. Apakah saya boleh duduk disini?"ujarnya dengan sopan. Masya allah, bariton suaranya seperti tak asing ditelingaku.

Aku mengangguk mengizinkan pria itu untuk duduk bersamaku, ia kemudian mengangguk lalu duduk dikursi depanku.

"Seleramu bagus dalam memilih meja duduk, suasana yang nyaman sambil menikmati coffie."

Aku tersenyum. "Nee, indah. Ditambah jika kau menikmati harimu bersama orang yang kau sayang pasti jauh lebih indah,"ujarku sambil menatap keluar jendela. Terlihat jelas orang sedang berlalu lalang sambil menikmati beberapa pemandangan depan cafe, berhubung ini musim salju jadi tema cafe ini juga terlihat menarik dengan  boneka salju serta tema natal.

"Ah, sebentar lagi musim salju akan segera berlalu. Pasti sangat menyenangkan bila menikmati pemandangan kota seoul,"ujarnya.
Aku terkekeh, pria itu sebenarnya hanya ingin mencairkan suasana kecanggungan tapi entah kenapa malah terasa aneh bagiku.

Tak lama coffie pesanannya tiba.
"Americano?"ucapku sambil menyeritkan dahiku. Sepertinya pria itu menyukai coffie ini.

"Wae? "ujarnya sambil menyipitkan matanya. Aku menggelengkan kepala agar tak merusak suasana sekarang ini, aku lebih nyaman begini. Ah, chess cake datanglah pada mama.

Kring......

Hyuna menelponku, ada apa?

"Halo Hyuna-ah."

"Wae, Ara dimana kau?" tanyanya diseberang telpon sana.

"Aku sedang dicoffie shop menikmati sesuatu dikesepianku tadi, ada apa?"

"Ah tak apa, aku hanya khawatir akan keadaanmu. Baik-baik disana nee?"

"Kapan kau akan pulang kerumah?"tanyaku sambil menyuap sesendok chess cake ke dalam mulutku.

"Entahlah aku akan pulang setelah pekerjaanku selesai," jawabnya.

"Nee araseo"

"Baiklah, sepertinya aku harus pergi. Ada rapat penting sekarang, bye-bye Ara."

"Nee, bye bye Hyuna-ah."

Setelahnya telponpun dimatikan, aku tersenyum sendu melihat gawai yang ku pegang ini. Ah, sosial media takkan membuatku merasa nyaman dengan kesepianku.

"Dari siapa?"tanya pria yang sedari tadi memperhatikanku. Ah, aku sampai lupa kalo ada ia didepanku.

"Teman,"ujarku singkat sambil tersenyum simpul. Pria itu hanya mengangguk anggukan kepalanya, tak ingin bertanya apapun lagi.

"Ah, aku harus pergi. Terimakasih telah mengizinkan aku tuk duduk disini, "ujarnya sambil berdiri ingin berlalu.

"Nee tak apa, lagipun aku memerlukan teman untuk mengobrol."

"Kalo begitu aku pergi, bye."

Ia melambaikan tangannya keudara, tangan itu...  sepertinya tak asing bagiku. Aish, aneh saja aku seperti mengenal siapa pria asing ini padahal aku baru bertemu dengannya tadi. Apa peduliku, aku tak perlu repot repot memikirkan hal tak penting itu.
Lebih baik aku cepat-cepat menghabiskan kue serta coffie ku, aku ingin menonton televisi saja dirumah sambil duduk depan perapian lagi.  Aku harap Hyuna cepat kembali dari kantor.
   
                                       ****

Tbc....

Dear Peterpen EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang