Eps.5

6 0 0
                                    

" kalian semua mengatakan bahwa aku selaku menerangi hari-hari kalian, tapi kurasa itu salah. Lighstick kalian yang selalu menerangi gelapnya arena. Jadilah cahaya kami selamanya dan biarkan kami bersinar meski dimasa yang paling gelap sekalipun."~Byun Baekhyun as Baekhyun.

🐰🐰🐰🐰

Seharian kami habiskan untuk bermain bersama salju, kini kami tengah duduk berdua didekat perapian sambil menonton televisi dan meminum sebuah cokelat panas yang baru saja kubuat.

"Ah, enak sekali cokelat panas buatan mu Ra, harusnya kau membuka sebuah kafe shop untuk menjual ini. Ini benar benar fantastis,"ujar Hyuna sambil menikmati cokelat panasnya.

"Tidak, aku tidak berpikir untuk membuat sebuah kafe. Mending aku menikmati ini bersama orang-orang yang aku sayangi,"ucapku sambil tersenyum hangat untuk sahabat beda negaraku ini.

Ia terharu mendengar penjelasanku tadi.
"Hemm, Ara.. Kau yang terbaik. Tetaplah menjadi sahabatku." Hyuna meraih tanganku dan menggenggamnya. "Tetaplah jadi sahabatku jangan tinggalkan aku untuk apapun,"sambungnya sambil merangkul bahuku dengan kedua tangannya.

Kami sempat hanyut dalam pikiran masing-masing, hingga akhirnya Hyuna memecahkan semua keheningan ini.

"Ah, kau masih berutang 1 permohonan dariku. Kau ingat bukan,"ujarnya sambil meraih kedua tanganku.

Aku menaikkan alis sebelah kiriku. "Kamu mau apa?"tanyaku sambil menatap kedua netra matanya dalam-dalam.

"Kau tau aku hanya ingin kau berlama lama disini, jangan berpikir untuk pulang ke Indonesia dulu. Kamu maukan?"tanya dengan penuh harap.

Aku tersenyum kearahnya, kutangkupkan kedua tanganku dikedua pipi gembul Hyuna. "Kamu tenang aja, aku akan bertahan dikorea sampai musim semi tiba. Itu masih satu musim lagi bukan jadi ayo tersenyumlah,"ujarku sambil menarik kedua sudut bibirnya. "Nah beginikan cantik,"lanjutku kemudian kami tertawa bersama.

"Ah iya Ara, apa kau tau. Sebentar lagi EXO akan mengadakan fansign untuk album baru mereka dan aku telah membeli album tersebut untuk ditanda tangani, apa kau mau pergi bersamaku?"tanyanya. Aku menimbang tawaran dari gadis Korea itu tapi akukan belum membeli album tersebut.

"Aniyo, aku belum membeli album tersebut lagipula belum tentu kita mendapatkan tiket untuk masuk kesana."

"Kata siapa,"ujarnya.

Hyuna tersenyum, kemudian berjalan menuju laci yang tak jauh dari ruang keluarga. Sepertinya ia mencari sesuatu disana, tak lama ia kembali dan ia sepertinya menyembunyikan sesuatu dibelakang badannya.

"Tada!! Aku berhasil mendapatkan undangan ke fansign itu. Jadi kita bisa pergi,"ujarnya sembari menyodorkan sebuah tiket untukku.

"Kau beli berapa banyak album? "tanyaku dengan ekspresi sedatar mungkin. Ia tersenyum kemudian meletakkan tiket beserta album yang baru saja dirilis beberapa pekan ini.

"Aku tau waktumu disini (Korea) sangatlah singkat, setelahnya kau akan kembali ke Indonesia. Ayolah Ara setidaknya aku masih bisa membuatmu bahagia meski dengan hadiah kecil ini, lihatlah aku sampai membelikan sebuah bando bertelinga beruang grizly untuk Jonginku nanti."

Aku menghembuskan nafas, berat menerima kenyataan bahwa kami akan segera berpisah. Tapi dia bilang apa tadi, hadiah kecil. Uang dari pembelian album tersebut bisa jadi uang makan bulanan untukku di Indonesia, tapi disini uang segitu bukanlah apa-apa.

"Kau takkan menolak permintaan kecilku inikan Ra, jadi kumohon pergilah bersamaku. Bukankah ada untungnya karna kau bisa bertemu Kyungsoo, jadi kumohon terima saja. Sekali ini saja kumohon,"ujarnya sembari menyodorkan aeygo andalannya. Itu membuatku tak tahan lagi.

"Nee araseo, aku akan pergi bersamamu."

Hyuna berlonjat girang, dia sampai melompat lompat dilantai karna saking girangnnya.

"Yeayyy!! Kita akan pergi. Kai tunggulah aku menemuimu yeay!! "

Aku tersenyum melihat tingkah laku sahabatku ini, Hyuna memang gadis yang periang. Meskipun ia adalah anak yatim piatu tapi ia masih bisa bahagia. Ah, seharusnya aku masih bisa bersyukur karna masih memiliki orang tua yang lengkap dan kasih sayang yang lengkap. Yang mendukung setiap langkahku dengan motifasi serta doanya, ayah ibu tunggulah sebentar lagi putrimu ini akan pulang.

"Oke baiklah, kapan fansign itu akan diadakan? "tanyaku sambil menyeruput cokelat panas.

"Besok,"jawabnya dengan sigap. "Ya, besok kita akan bertemu mereka,"lanjutnya.
Aku menaikkan kedua alisku kemudian berjalan mendekatinya.

"Besok yah, kalo begitu mari kita istirahat. Kau tidak mau bukan terlihat berantakan ataupun telah saat fansign nanti, istri halunya Kim Jongin harus istirahat yang cukup sebelum bertemu suami halunya. Kau tak ingin Kai menatapmu dengan pandangan, hell ini kah yang ngaku-ngaku istriku. Terlihat berantakan sekali."

Hyuna memukul pelan pundakku, ia mempoutkan bibir mungilnya detik kemudian kembali tersenyum.

"Kau benar, aku harus istirahat sekarang. Sebelum itu aku akan sikat gigi, cuci muka kemudian mengenakan masker wajah lalu pergi tidur. Jika kau ingin ikut langkahku silahkan, jika ingin pergi tidur silahkan."

Aku menggelengkan kepalaku. "No, aku memilih tidur lebih dulu. Selamat malam Hyuna-ah,"ujarku sambil mengecup pipi kanannya dan ia pun membalas dipipi kiriku.

"Nee, selamat malam Ara."

Aku tersenyum kemudian berjalan menuju ranjang tidurku, membaca doa lalu memejamkan mataku. Semoga besok menjadi salah satu hari yang indah untukku begitu pula EXO-L lainnya yang menantikan hal ini. EXO tak hanya membawa kebahagiaan untukku tapi juga memberikan senyum, terima kasih EXO jika kalian tak ada mungkin aku masih tetap berada didalam kehampaan atas luka yang pernah terjadi dihidupku.

Malam EXO, saranghaja.

****

Tbc. ...

Dear Peterpen EXOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang