7. Your, My, And Our Story

594 78 1
                                    


















❄️Happy Reading❄️

















Hari Minggu, adalah akhir pekan yang selalu dinanti-nanti. Bukan hanya Sehun, tapi juga seluruh manusia di muka bumi ini.

Dan sekarang, Sehun sedang duduk-duduk santai di ruang keluarga. Bersama Yeri dan Yoona tentunya. Mereka tidak melakukan banyak hal. Cukup dengan melihat ke arah televisi yang menampilkan sebuah film.

Yeri bersila di karpet. Lengkap pula ia memegang setoples camilan, tanpa berniat menawarkannya pada Sehun dan sang ibu. Ia terlalu fokus, atau lebih tepatnya pura-pura fokus menonton, karena sebenarnya Yeri tadi keluar kamar hanya untuk mengambil makanan. Tapi sayang, Yoona malah mengajaknya bergabung.

Sedangkan yang tertua di sana sudah bersandar dengan tampang serius. Ia kesal bukan main pada tokoh antagonis dalam film tersebut. Bahkan tak jarang, Yoona mengeluarkan makiannya, membuat Sehun dan Yeri tertawa terbahak-bahak.

Sehun, sih, tak banyak bertingkah. Hanya saja, sesekali pemuda itu memainkan rambut si adik. Yang lantas berujung pertengkaran, mendapat amukan langsung dari Yoona, dan akhirnya kembali diam.

Begitulah kegiatan mereka sejak setengah jam terakhir. Sedikit membosankan, mungkin.

"Hun..." Yoona tiba-tiba menginterupsi.

Sehun menoleh, dan mengangkat salah satu alisnya. "Iya, Bu? Kenapa?"

Wanita tersebut berhela sejenak. "Kapan kau akan membawa kekasihmu kemari? Kau membuat Ibu takut kalau kau tidak normal."

Lawan bicaranya mendelik pelan. "Aku normal, Ibu. Aku sedang menyukai seorang gadis saat ini."

"Benarkah?!" Yeri berbalik wajah, menatap Sehun dengan mata berbinar. Lantas dibalaslah dengan anggukan dari sang kakak. "Yeay, sebentar lagi aku punya keponakan!"

TLAK

"Aw!" Yeri mengusap keningnya yang terasa perih. Sehun baru saja menyentilnya. "Yak, jangan melakukan kekerasan kepada adikmu sendiri, tahu!" serunya kencang.

"Cih, berlebihan!"

"Seh---"

"Yeri, bicaralah yang sopan dengan kakakmu," potong Yoona berusaha lembut.

Yeri yang mendengar itu pun langsung menekuk wajahnya. Sedangkan Sehun, ia menjulurkan lidahnya, merasa puas karena dibela oleh Yoona.

"Jadi, bagaimana tentang orang yang kusukai?" tanya sang ibu, yang sontak menghentikan peperangan mereka berdua.

Sehun tersenyum samar. "Dia cantik sekali, Bu. Dia juga orang yang baik."

"Namanya?"

"Lalice... Lalice Han."

Yoona mengangguk-angguk. "Kalian hanya sebatas teman, atau..."

"Kami sudah menyatakan cinta satu sama lain. Mungkin, bisa dibilang kita sepasang kekasih? Entahlah." Sehun terkekeh kecil, sembari mengangkat bahu.

"Sejak kapan kalian mengenal?"

"Baru beberapa hari."

"Tapi sudah jatuh cinta?" tanya wanita itu tak percaya.

Lagi-lagi, lelaki jangkung tersebut tergelak. "Cinta pendengaran pertama, Ibu."

"Hah?!" Yeri mengernyit heran. "Apa maksudmu?"

Call Me Before You Sleep || Hunlice ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang