❄️Happy Reading❄️
Enam hari berlalu sangat cepat. Sekarang sudah memasuki hari Minggu berikutnya. Hal tersebut pun, lantas membuat Lalice tersenyum lebar.
Ia membuka lemari pakaiannya, menggeledah semua baju yang ada di sana, mencari yang terbaik. Tidak, kali ini Lalice tidak akan meminta tolong lagi pada Sohee. Ia ingin mencoba sendiri.
"Warna kuning, atau abu-abu, ya?" tanyanya bingung, Lalice mengetuk-ngetukkan jari telunjuknya di depan dagu.
Sesuai dengan perencanaan sebelumnya, maka sudah dipastikan, hari ini, Lalice dan Sehun akan benar-benar bertemu. Ya, Lalice harap begitu. Tidak seperti beberapa hari ke belakang, tentang bagaimana mereka gagal berjumpa.
"Kuning terlihat menyegarkan. Aku pilih ini saja," putus Lalice.
Gadis itu kemudian meletakkan kembali gaun selutut berwarna kelabu tersebut ke tempat semula. Ia pergi ke kamar mandi, dan mengenakan baju pilihannya. Lalice bukan orang yang repot, ia tak masalah memakai apa pun sebenarnya.
Lalice memang tak tahu, Sehun akan mengingkari janjinya lagi atau tidak. Lalice juga tidak seyakin dulu. Ia hanya mencoba percaya, tetapi tak ingin menyakiti dirinya. Perempuan cantik itu cukup memohon kedatangan Sehun di dalam hati. Berdoa, setidaknya si pemuda singgah. Walau sebentar dan terlambat. Tak apa, yang terpenting Sehun sudah menyaksikan sendiri bagaimana wujud asli seorang Lalice Han.
Dan berselang beberapa menit setelahnya, Lalice keluar dari kamar mandi. Ia nampak cantik, dengan pakaian preferensinya. Sekarang, waktunya ia beralih ke wajah.
Lalice mendorong kursi rodanya ke depan cermin. Lantas, ia mengaplikasikan BB cream, UV powder, dan lip tint oranye.
Sempurna!
"Maaf, Ibu. Tapi menurutku, begini jauh lebih baik. Kkk~" ucap gadis berponi tersebut, yang diselingi kekehan pelan di akhir kalimatnya.
Ia buru-buru merapikan perlengkapan itu semua, kemudian mengambil tas selempang coklat muda miliknya. Lalice pergi meninggalkan kamar, menghampiri Sohee yang sedang duduk santai di ruang keluarga.
"Ibu..." panggil Lalice.
Sohee menoleh. "Oh, Lice? Kenapa?" Wanita itu merasa ada yang aneh. Ia meneliti sebentar. "Pakaianmu? Kau ingin keluar?" tanyanya.
Si putri mengangguk sambil tersenyum manis. "Aku memiliki janji dengan Sehun, Bu. Semoga saja kami betul-betul akan bertemu."
Sang ibu hanya menatap sendu gadis tersebut. Banyak sekali yang telah Lalice lalui. Segala kesulitan, serta masalah dengan Sehun secara tidak langsung sudah membuat hatinya menjadi lebih kuat. Tapi di samping itu, ia juga menangkap sisi mirisnya. Lalice selalu berusaha tegar, namun menangis di setiap kesempatan.
"Ibu yakin, kalian pasti akan mendapatkan kebahagian."
"Terima kasih, Bu."
Sohee bangkit, ia mendekati Lalice, dan berjongkok di hadapannya. Ia menggenggam tangan gadis itu, lalu mengusapnya lembut.
Lalice menunduk. Ia menggigiti bibir bawahnya yang mulai bergetar.
"Apa pun yang terjadi, datanglah kepada Ibu jika butuh sesuatu. Bahkan untuk sekadar pelukan, atau kata-kata penenang, Ibu akan memberikannya dengan senang hati," ujarnya. "Ibu senang kala melihatmu senang. Tetapi di dunia ini, kita memang tidak bisa selamanya begitu. Oleh karenanya, Ibu akan membuka lebar tangan Ibu. Menyambutmu, ketika kau memerlukannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Call Me Before You Sleep || Hunlice ✓
Fanfic"Maaf, aku salah sambung." ~ Oh Sehun "Tak apa. Aku justru senang kau menghiburku. Terus hubungi aku, sebelum kau tidur." ~ Lalice Han