"Pagi!" Sapa Anthony dengan semangat saat memasuki cafe tempatnya bekerja dimana sudah ada Chico dan Vicky, dua rekan kerjanya yang sedang merapihkan kursi dan meja sebelum cafe dibuka.
"Pagi Ny!" Sahut Chico dan Vicky bersamaan.
"Loh kok elo masuk Thon? Katanya hari ini lo libur karna mau pergi ngegym sama koh Sinyo?" Tanya Vicky bingung melihat kehadiran sahabat manisnya yang seharusnya libur hari itu. Anthony yang sedang berjalan ke tempat coffee maker berbaris rapih mengangguk.
"Iya, harusnya gue libur tapi si Meli hari ini ada kuis mendadak katanya. Jadinya mau ngga mau ya gue masuk gantiin dia." Jelas Anthony yang mulai sibuk mengeluarkan segala perlengkapannya untuk bekerja.
"Tapi lo kan mau pergi ngegym sama koh Sinyo kan? Emang egga jadi?" Tanya Chico heran, pasalnya pasangan dari pemilik cafe itu merengek kepada Anthony agar ikut bersama mereka sehingga memaksa sang pemilik cafe untuk meliburkan karyawan Anthony.
"Jadi Chic, gue kan perginya nanti jam tiga jadi gue masih bisa kok kerja satu shift atau nanti kalo kelasnya Meli udah kelar ya gue cabut." Kata Anthony kembali menjelaskan. Vicky dan Chico hanya mengangkat bahu mereka mendengar betapa santainya hidup pria manis itu.
Anthony, Vicky, Chico dan Melati atau biasa dipanggil Meli adalah karyawan di cafe Galaxy yang berada tepat di depan sebuah kampus ternama. Marcus atau biasa dipanggil dengan koh Sinyo adalah seorang pria berdarah China yang menjadi owner dari cafe itu. Pembagian tugas keempatnya di cafe itu adalah Anthony sebagai barista senior dan Vicky adalah juniornya, Melati dan Chico bertugas sebagai pelayan dan penjaga kasir secara bergantian.
Tetapi jika Anthony diharuskan menggantikan salah satu dari ketiga orang itu seperti saat ini, posisi Anthony akan tetap menjadi barista. Kalau ditanya kenapa, itu karena semua tamu yang datang ke sana lebih memilih minuman buatan Anthony ketimbang Vicky jika pria manis itu terlihat di dalam cafe itu. Bukan karena minuman buatan Vicky tidak enak, hanya saja lidah mereka sudah terbiasa dimanjakan dengan minuman buatan Anthony.
Padahal sebenarnya Anthony ingin sekali bertugas menjadi yang lain selain barista jika ia harus menggantikan salah satu rekan kerjanya. Anthony tidak pernah mempermasalahkan dirinya harus bertugas menjadi apa, karena dia sebenarnya menguasai semua peran di sana, termasuk menggantikan sang pemilik cafe untuk melakukan meeting dengan klien atau memeriksa bahan-bahan yang mereka impor untuk cafe mereka.
"Ny, gue denger dari Kevin lo niat mau kuliah lagi?" Tanya Chico yang teringat pembicaraannya dengan Kevin dan Marcus beberapa hari yang lalu. Anthony mengangguk.
"Rencananya sih gitu." Jawab Anthony santai.
"Mau ngambil jurusan apa lagi lo? Gelar MBA sama gelar Maret lo itu belum cukup?" Tanya Vicky yang cukup terkejut dengan keinginan pria manis itu. Dia tahu kalau otak Anthony memang cemerlang, tapi dia tidak harus menghabiskan waktunya dengan selalu kuliah kan?
"M.Arch Ky, bukan Maret. Lo mah demen banget rubah-rubah begitu, pantesan aja matkul bahasa lo dapet C semuanya." Ledek Anthony dengan kebiasaan Vicky untuk merubah ejaan yang susah dia ucapkan.
"Iya, iya gue tahu ipk gue pas-pasan. Tapi engga usah dipublikasikan juga kali kalo nilai gue ada yang C begitu." Gerutu Vicky yang mendapat gelengan dari Anthony.
"Lo serius Ky, matkul bahasa lo dapet C?" Ledek Chico yang tertawa puas karena merasa bangga kalau dua mata kuliah itu nilainya jauh lebih tinggi dari pada sahabatnya itu.
"Lo juga ngga usah ketawa Chic, perbaikin dulu nilai jurnalistik lo yang dari semester satu tetep aja di C, engga naik-naik." Kali ini Vicky yang tertawa puas karena Anthony mampu membuat wajah Chico menjadi cemberut.