"Welcome to Galaxy." Sapa Anthony tanpa melihat siapa yang masuk ke dalam cafe.
"Pesan Anthonynya bisa?" tanya sebuah suara yang sudah sangat dia hafal. Anthony tersenyum dan menggelengkan kepalanya dengan tingkah pria itu.
"Maaf Tuan, Anthony tidak masuk ke dalam daftar menu di cafe ini. Mungkin anda bisa memesan yang lain yang namanya ada di dalam menu."
"Yah tidak asyik, kalau begitu aku akan komplain sama koh Sinyo kenapa dia engga memasukkan nama Anthony di dalam menu spesial untukku." Anthony tertawa, dengan segelas Iced Caffe Latte untuk pria itu.
"Gih sana protes sama koh Sinyo, dan bisa dipastikan setelah lo komplain gue juga menghilang dari cafe ini."
"Kok begitu?" Anthony mengangguk.
"Karena kalau nama gue masuk ke dalam menu, sudah pasti pria seksi itu akan memesanku dan dengan senang hati gue menyerahkan diri gue sepenuhnya sama dia." Kata Anthony tepat saat Jonatan tiba di samping Kevin.
"Sorry, gue masih belum berminat buat ganti minuman favorit gue dengan nama lo." Kata Jonatan santai dan tidak perduli dengan tatapan tidak suka dari Kevin. Jonatan sudah sangat terbiasa dengan sikap tidak bersahabat dari Kevin kepada dirinya.
"Serius? Beneran engga mau diganti sama gue aja Iced Cappuccino favorit lo itu?"
"Tidak terima kasih dan tolong antar pesananku nanti." Kata Jonatan dengan santainya lalu pergi meninggalkan Kevin dan Anthony yang terdiam mendengar kalimat Jonatan tadi.
"Vin, dia nyuruh gue nganter pesenannya dia?" Kevin mengangguk. "Gue engga salah denger kan?" tanya Anthony lagi yang dijawab dengan gelengan oleh Kevin.
"Kita engga salah denger dan dia engga salah ngomong." Kata Kevin yang tersadar kalau Jonatan sudah memberikan respon positif kepada Anthony. Anthony mengulum senyumnya kepada Kevin yang dibalas dengan senyum menggoda dari pria itu.
"Aw Kevin, gue seneng, gue seneng." Kata Anthony sambil mengguncang-guncang tangan Kevin.
"Selamat kalau begitu, sekarang tinggal tunggu aja dia bener-bener buka hatinya buat lo." Kata Kevin dengan tulus. Anthony mengangguk. "Kalau begitu siapkan pesanannya dan pergilah ke sana, gue panggilin Vicky nanti." Kata Kevin yang kemudian berlalu dari hadapan Anthony sambil membawa minuman yang dibuatkan Anthony untuknya.
"Iced Cappuccino spesial untuk calon kekasihku." Kata Anthony dengan senyum manisnya tetapi Jonatan masih tidak bergeming dengan sapaan Anthony tadi membuat Anthony penasaran dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Jonatan.
"Salah rumus tuh, pantes aja angkanya engga balance." Ucap Anthony membuat Jonatan menolehkan wajahnya ke asal suara Anthony dan cukup terkejut menemukan wajah Anthony yang begitu dekat dengannya. "Nih, kamu salah di sini nih." Kata Anthony menunjuk ke layar laptop Jonatan tanpa menyadari kalau pria di sebelahnya sudah kehilangan fokus karena dirinya.
"Iya, iya gue tahu." Kata Jonatan sedikit gugup. "Jauhan sana, risih gue." Kata Jonatan lagi sambil mendorong tubuh Anthony agar sedikit menjauh kepadanya.
"Kok risih sih? Nanti kalo kita udah jadi pacar bakalan lebih deket dari ini loh. Jadi kamu harus terbiasa." Goda Anthony membuat Jonatan berdecak kesal.
"Siapa juga yang mau jadi pacar lo."
"Loh terus apa? Calon suami? Oke, kalau kamu memang memaksa. Aku bisa apa." Kata Anthony santai lalu mengambil tempat di samping Jonatan.
"Ngapain lo duduk di sini?" tanya Jonatan bingung.
"Bantuin calon suami aku ngerjain tugasnya."