Happy Reading:)
🍁🍁🍁
"Jelasin ke gue Hel, kenapa si pantat wajan itu bisa ada di rumah lo?" Tutur Ravi di tengah-tengah perjalanan menuju sekolah.
Rahel menggerutu dalam hati. Setelah Ravi datang ke rumahnya, Virgo dengan tenang melenggang pergi tanpa sepatah katapun, dan sekarang ia yang kena batunya, harus mencari penjelasan yang logis untuk Ravi. Setan kutub sialan.
"Itu ... tadi Virgo mau ngambil kotak makan Bundanya yang kemaren." Tentu saja Rahel berbohong, jika ia jujur dan mengatakan bahwa Virgo menginap di rumahnya, bisa di pastikan Ravi pasti akan mengadakan wawancara dadakan. Memberinya lebih banyak pertanyaan.
"Sepagi itu? Kan lo bisa kasiin kotak makan itu sewaktu di sekolah."
"Lo lagi nyetir! Gak usah banyak tanya," alibi Rahel, mengalihkan pembicaraan.
Beberapa menit perjalanan di isi dengan keheningan. Ravi tau, Rahel mungkin butuh waktu. Ravi tak mungkin sekuat Rahel jika saja ia kehilangan orang yang paling berharga di hidupnya.
"Hel, kalo lo ngerasa kesepian, lo tinggal telfon gue Hel, gue pasti dateng," ucap Ravi tiba tiba.
Merasa tak mendapatkan jawaban, Ravi kembali berkata,
"lo boleh juga tinggal di rumah gue. Papa sama Mama setuju kok, biar nanti rumah lo di urus sama orang kepercayaan Papa. Kalo enggak-""Gue cuma mau peluk lo V," tangan Rahel lantas melingkar di perut Ravi. Menyandarkan kepalanya di punggung tegap pria itu. Air mata luruh begitu saja. Ia mulai sadar, orang yang ia sayangi selalu saja berakhir meninggalkanya. Rahel mulai takut, apakah Ravi juga akan pergi meninggalkanya? Apa jadinya jika Rahel tanpa Ravi?
"Jangan pernah tinggalin gue V."
🍁🍁🍁
"Aku boleh peluk kamu?" Virgo langsung menepis tangan Kana dari perutnya.
"Sory, gue gak biasa." Ucap Virgo yang masih fokus mengendarai motor.
"Gak papa, aku ngerti kok." Kana mengangguk kecewa. Kana mengerti Virgo baru kali ini berpacaran, tapi entah kenapa Virgo terlihat tidak menganggapnya pacar. Bahkan terakhir kali mereka makan bersama di kantin adalah sewaktu Rahel ikut bersama mereka. Chat dari Kana pun hanya di balas oleh kata, iya, tidak, ywdh, oh, oke, sudah, belum. Dan tak jarang pula Virgo hanya membalas chat nya dengan emoticon 👍, 👌, 👋, ❤, lupakan emoticon yang terakhir, karena itu cuma dalam khayalan Kana.
"Go, kamu inget tanggal jadian kita?" Tanya Kana berhati hati.
"Itu tidak penting untuk di tanyakan." Jawab Virgo acuh.
Ingin sekali Kana berteriak bilang saja kamu tidak ingat!
Kana menghela nafas, sepertinya ia harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan hati Virgo.Kana menyipitkan pandanganya, "itu Ravi sama Rahel? Mereka romantis banget. Aku rasa mereka itu saling suka, tapi gak mau merusak hubungan mereka yang udah sedekat sekarang. Kayak udah cukup sebatas sahabat, atau mungkin nanti pas dewasa, Ravi akan lamar Rahel tanpa mereka pacaran dulu. Sweet banget deh."
Virgo tersenyum pahit, 'dan nantiya, Rahel akan menolak Ravi karena Rahel sudah memiliki suami.'
Kana terkejut ketika salah satu tanganya di tarik kedepan, melingkar diperut Virgo. Kana tersenyum senang seraya melingkarkan satu tanganya lagi ke perut Virgo.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi (Game Of Heart 1)
Teen FictionRahel cinta dengan luar angkasa. Tapi, ia sangat benci dengan Galaksi. Lebih tepatnya Virgo Ragalaksi, cowok arrogant berhati batu yang selalu tak ingin kalah. Dan sekarang? Rahel harus berurusan lagi dengan Galaksi karna sebuah perjodohan? Demi sa...