07

582 60 5
                                    

Hapy reading♡

🍁🍁🍁

Mata Rahel kembali melirik depan, menatap Virgo yang masih serius mengerjakan soal-soal latihan untuk persiapan lomba yang akan diadakan 6 hari lagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mata Rahel kembali melirik depan, menatap Virgo yang masih serius mengerjakan soal-soal latihan untuk persiapan lomba yang akan diadakan 6 hari lagi. Sedangkan pikiran Rahel masih melayang layang entah kemana, ia masih membayangkan Si pria dingin ini akan menjadi suaminya. Lalu bagaimana dengan hari-hari tenangnya? Bukankah mereka sering bertengkar? Bagaimana jika mereka ditempatkan dalam satu atap? Bahkan jika nanti satu...kamar? Rahel menggelengkan kepalanya cepat, menepis semua pikiran aneh nya, dan kembali mengerjakan soal soal rumit yang ada dilembar kertas.

Rahel kembali menatap Virgo ketika pria itu bangkit dari kursinya, "gue udah selesai." Ucapnya sambil membereskan buku buku nya.

Virgo mengernyitkan keningnya melihat Rahel yang terlihat sibuk mengerjakan soal soalnya. Hei, bukan kah ini sudah 1 setengah jam lebih, seharusnya waktu nya cukup untuk mengerjakan 40 soal PG dan 5 esay itu. Dengan gerakan cepat Virgo merebut kertas jawaban Rahel.

Virgo menatap kertas jawaban itu dengan alis mengkerut. Jadi wanita itu sedari tadi baru mengerjakan 20 soal PG?

"Gimana bisa cewe lemot kayak lo kepilih jadi partner lomba gue?" Rahel mencebikan bibirnya kemudian kembali merebut kertas jawabanya dari tangan Virgo.

"Bukan urusan lo."

Dengan mata elangnya, Virgo menatap Rahel dengan tajam, "kalo sampe tim kita kalah, lo yang harus bertanggung jawab."

Rahel memutar bola matanya malas, ia sangat hafal jika Virgo memang tak suka kekalahan, pria itu terlalu angkuh dan membesarkan ego.

"Kerjain soalnya sampe selesai," setelah mengucapkan itu, Virgo melenggang pergi dari perpustakaan dengan membawa beberapa buku.

Rahel membaringkan kepalanya di meja. Ah, betapa kacaunya ia hari ini, ia susah untuk fokus, sampai sampai ia melupakan PR nya. Untunglah Ravi menyelamatkannya, jika tidak, Rahel tidak tau harus ia taruh dimana wajahnya bila bertemu Teman temanya, terutama musuh terberatnya, Virgo. Ini semua karena perjodohan itu!

"Hai Sayang, masih belum selesai juga?" Ravi menghampiri Rahel dan duduk di samping gadis itu.

Rahel membenturkan dahinya dimeja perpus berkali kali, "gue capek, gue badmood, gue kacau, " gumam Rahel.

Sebelum Rahel membenturkan dahinya ke meja perpus lagi, Ravi langsung menaruh tanganya di dahi Rahel, agar gadis iti berhenti bersikap bodoh dengan membenturkan dahinya dengan sengaja.

"Kenapa? Putus cinta yah? Tenang aja, masih ada bang Ravi disini yang selalu setia men-"

"Brisik!" Rahel kembali menegakkan tubuhnya, "kenapa sih hidup gue gini banget."

Galaksi (Game Of Heart 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang