02

722 99 46
                                    

Happy reading:)

-oOo-

Astaga! Jadi hari ini Rahel benar benar akan pulang dengan Virgo, si musuh bebuyutanya itu? Bahkan saat ini Rahel tengah menunggu Virgo di parkiran, beberapa siswa-siswi menatapnya terkejut, apalagi ketika melihat Rahel berdiri tepat di samping motor matic putih milik Virgo. Hey! Siapa yang tidak terkejut, jika Rahel dan Virgo yang biasanya beradu mulut dan saling menatap tajam, kini malah pulang bersama? Mustahil!

"Gue bilang juga apa, pasti mereka bakal saling jatuh cinta, kebencian mereka itu udah di atas batas wajar, benci kan beda tipis sama cinta."

"Hush, gue sih gak akan terima kalau cowok terkeren SMA ini malah jadian sama cewek kayak Rahel yang terkesan biasa aja."

"Mereka cocok tau! Gue harap mereka bener-bener jadian." suara desas desus itu sungguh membuat telinga Rahel memerah. Kemana sih si Setan kutub itu? Sudah 10 menit lebih ia menunggu di sini, di kiranya tidak lelah apa berdiri sendirian di parkiran, di tambah desas-desus yang jelas terdengar di telinga normalnya membuat mood nya benar-benar buruk!

Rahel memicingkan matanya tajam, melihat Virgo yang menghampirinya, "lama banget lo," sinisnya ketika Virgo sudah berdiri di hadapanya. Desas-desus pun terdengar semakin menjadi-jadi. Ah! Rahel benci situasi ini.

Tak memperdulikan kata kata sinis dari Rahel, Virgo malah bergegas memakai helmnya, dan menyerahkan helm satu lagi kepada Rahel.

"Gue gak mau pake helm. Ber-" Rahel mematung! Wait... Virgo memakaikan helm untuk nya?! Apakah Virgo tidak mengerti situasinya? Banyak pasang mata yang kini memperhatikan mereka berdua! Dan pria itu ... memperpanas keadaan.

"Gue gak mau motor gue di tilang, cuma gara gara kekeras kepalaan lo itu." Ujar Virgo kemudian menaiki motor matic miliknya.

"Lo mau jalan kaki?" sinis Virgo, membuat lamunan Rahel terbuyar.

Dengan penuh rasa dongkol, akhirnya Rahel menumpangi jok belakang motor matic putih itu, "Jangan ngebut, di larang ngerem mendadak, dan gak usah modus."

Virgo memutar bola matanya malas, "lagian gue kalo mau modus, pilih-pilih." Virgo pun mulai melajukan motornya meninggalkan parkiran.

🍁🍁🍁

Virgo memarkirkan motornya di sebuah parkiran cafe, ia membuka helm nya dan turun dari motor.

"Kenapa di cafe? Tempat kayak gini berisik buat belajar," ujar Rahel.

"Bisa nggak, lo gak usah banyak tanya?" Rahel berdecak, menatap punggung Virgo yang menjauh dengan kesal. Hey! Rahel hanya ingin memberi pendapat. Buru buru ia menyusul Virgo yang sudah berjalan lebih dulu kearah cafe.

Mereka memasuki cafe, dan duduk disisi paling pojok belakang. Rahel bersiap siap membuka tas nya, mengeluarkan buku-buku yang ingin di pelajari.

"Gue mau, lo terima perjodohan kita."

Deg, Rahel menghentikan aktivitasnya, nafasnya tercekat, tadi ia tidak salah dengar? Perjodohan? Apa maksudnya?

Rahel mengerjapkan matanya, "maksud lo?"

Virgo menghela nafas, "gue tau lo cukup pinter untuk mencerna kalimat gue barusan."

Wait! Rahel benar benar tak mengerti, "lo lagi bahas apa sih? Kita ke sini bukanya untuk belajar buat lomba?"

Untuk kesekian kalinya Virgo menghela nafas, "Papa lo belum ngasih tau?"

"Ngasih tau apa?" Rahel semakin bingung dibuatnya.

Virgo menatap Rahel dengan intens, "kita..."

Rahel menanti perkataan selanjutnya dengan penasaran, hingga sebuah kalimat ajaib dari Virgo membuatnya hampir terkena serangan jantung.

"Di jodohin."

🍁🍁🍁

Tbc...

Jangan lupa tinggalkan jejak😘

Galaksi (Game Of Heart 1)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang