🌻enam🌻

1.1K 63 4
                                    

🌻happy reading🌻

"Duh Bun kok wawancaranya belum dimulai-mulai sih?"

"Bentar lagi Dan sabar."

"Udah jam delapan lewat loh."

"Nah, tuh kak Vinki dateng."

"Kalian siap-siap yah, 2 menit lagi wawancaranya akan dimulai." Jelas Vinki

"Iyah kak Vinki." Jawab Abun

"Yaudah sekarang kalian masuk."

Abun Dania dan Vinki masuk keruangan wawancara, selama wawancara Dania terlihat sangat tidak fokus, dia terus-terusan menatap jam dilayar hpnya.

"Apa anda ada hubungan spesial dengan Abun sungkar?" Tanya salah satu wawancara.

...

"Dania?" Bisik Abun

Dania masih saja asik menatap jam dari layar hpnya.

"Dania?" Panggil Abun sambil menepuk pundak Dania.

"Ah? Iyah kenapa?"

"Apa anda ada hubungan spesial dengan Abun sungkar?" Tanya wartawan itu kembali.

"Oh saya dengan Abun hanya rekan kerja, dan kami sudah saling mengenal sejak kecil, oleh karena itu aku menganggap Abun sahabat saya."

"Kalau begitu bagaimana kalian menciptkan chimestery yang baik?"

...

Dania terlihat bingung dan frustasi entah apa yang ada difikirannya. Namun Abun mengerti, dengan segera ia menjawab bagian Dania.

"Karena kita sudah saling kenal sejak kecil dan sudah paham dengan kepribadian masing-masing, jadi kami mudah berkomunikasi untuk menciptakan chimestery yang baik."

Hampir sejam lamanya mereka melakukan wawancara, dan sekarang pukul sembilan lewat wawancaranya pun selesai.

"Dania? Kamu kok gak konsen sih daritadi?" Tanya Vinki

"Maaf yah kak. Aku ada urusan dan kayaknya aku udah telat, aku pergi dulu."

"Loh...loh kita kan belum pemotretan?"

"Kak vinki bisa bicara sebentar." Potong Abun

"Dan, lo bisa pergi sekarang." Sambung Abun.

Dania mengangguk dan segera berlari keluar, karena terburu-buru dia tidak sadar kalau gardigannya ada di ruang breakout.

Sedangkan Abun disana sedang menjelaskan sesuatu kepada kak Vinki.

"Yasudah pekan depan kita lanjut pemotretan."

"Maksih yah kak Vinki."

Setelah berpamitan Abun melangkah keluar. Namun ternyata Dania masih setia berdiri disana.

"Loh? Kok masih disini?"

Ucap Abun sambil membentangkan jaketnya ke badan Dania yang begitu terbuka, dia merasakan kalau saat ini Dania pasti kedinginan.

"Eh Abun, iyah nih dari tadi gak ada taksi yang lewat"

"Yaudah gue anterin."

"Boleh deh Bun. Maksih yah"

Saat mereka melangkah menuju tempat parkir, sesorang mengagetkan dania dari belakang.

"Oh jadi gini?"

"Junior?" Kaget Dania

"Lo tahu gak? sejam gue nungguin lo Dan, gue iseng cek di lokasi kerja lo, gue gak berfikir sih lo bakal kesini secara lo udah janji sama gue. Tapi ternyata? Hehem"

"Lo berduaan sama si cupu ini." Sambung Junior sambil menunjuk Abun.

"Jaga yah mulut lo." Ucap Abun yang terpancing emosinya.

"Apa? Emang bener kan?"

"Gue sama Dania kesini karena pekerjaan." Jelas Abun

"Cukup, cukup, cukup. Kalian jangan berantem disini." lerai Dania.

"Dan sekarang gue tanya sama lo, lo pilih gue atau dia."

"Kalau lo milih gue tinggalin semua ini tapi kalo lo milih dia tinggalin gue." Lanjut Junior.

"Ju, gak gini ju"

"Apa? Lo gak bisa milih?"

Dania hanya terdiam karena pertanyaan junior adalah pilihan yang sangat sulit.

"Hehem...sekarang udah jelas Dan."

Ucap junior yang langsung meninggalkan Dania.

"Ju, Ju dengerin gue dulu, ini tuh gak seperti yang lo lihat."

"Lepasin Dan. Semua udah jelas."

Junior langsung melepaskan genggaman Dania, membuat Dania terjatuh.

"Deey" teriak Abun.

Abun langsung mengahampiri Dania dan mencoba membantunya.

"Junior dengerin gue Ju."

Junior kini melajukan mobilnya tanpa memperdulikan Dania disana.

"ASAL LO TAU JU, GUE JUGA GAK MAU KAYAK GINI!"

Tbc*

🌻🌻🌻
Votekomentnya jangan lupa.😊

.
.
.
Lov yu readers DANN

《| DANN |》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang