DGA #4 GUS AL DAN IZZA

2.2K 119 0
                                    

Sejak Syilla duduk di bangku kelas 3 MI, ia sudah rutin mengikuti ekstrakurikuler qiro'ah. Syilla kecil mengikuti bukan karena dia merasa bisa, tapi karena di pondok diwajibkan mengikuti minimal satu ekstrakurikuler. Walaupun saat itu Syilla satu-satunya santri MI tapi peraturan tetaplah peraturan. Syilla pun memilih qiro'ah atas usul Gus Fian, Gus Fian bilang jika Syilla ikut ekskul qiro'ah Syilla tidak perlu panas-panasan seperti ekskul pencak silat, Syilla juga tidak perlu capek-capek memukul alat-alat Hadroh. Setelah Syilla pikir-pikir ada benarnya juga, akhirnya ia mengikuti usulan temannya itu meski dia harus bergabung dengan mbak-mbak yang lebih besar darinya. Padahal sebenarnya maksud Gus Fian mengusulkan kepada Syilla agar mengikuti ekskul qiro'ah karena Gus Fian mengetahui suara Syilla itu bagus.

Dua tahun setelah dia rutin mengikuti ekskul qiro'ah, tepatnya saat Syilla kelas 5 MI, Gus Fian membujuk Syilla agar mau mengikuti lomba qiro'ah. Gus Fian sudah membujuk jauh-jauh hari sebelum hari perlombaan, tapi Gus Fian tidak berhasil. Akhirnya Gus Fian meminta bantuan kepada Nyai Fatimah. Nyai Fatimah mencoba membujuk dengan cara mengiming-imingi Syilla pulang. Jadi jika Syilla memenangkan perlombaan dia akan diantarkan pulang oleh nyai Fatimah ke rumahnya. Mendengar tawaran tersebut Syilla tidak bisa menolak karena dia memang sangat merindukan Abinya yang sudah sebulan tidak menjenguknya. Dia juga sudah berbulan-bulan tidak pulang ke rumahnya.

Namun sayangnya Syilla gagal memenangkan perlombaan qiro'ah tersebut, dia hanya juara 3. Namun karena bujukan Gus Fian dan sebenarnya nyai Fatimah juga tidak tega melihat Syilla sedih, akhirnya beliau tetap mengantarkan
Syilla pulang ke rumahnya, tapi dengan syarat Syilla kecil harus mau lebih giat lagi dalam berlatih dan ketika perlombaan dia harus ikut.

Sejak kejadian itu Syilla jadi lebih semangat dan setiap kali dia memenangkan perlombaan  dia selalu meminta hadiah pulang, meski nyai Fatimah tidak selalu bisa mengantarkan setidaknya nyai Fatimah memberinya izin pulang, nanti Abinya Syilla yang akan menjemput.

Jika mengingat kembali kejadian itu membuat Syilla tak henti-hentinya tersenyum, dia ingat bagaimana Gus Fian membujuknya untuk ikut ekskul qiro'ah, membujuknya ikut lomba, juga membujuk nyai Fatimah agar mengantarkan Syilla pulang meski Syilla gagal memenangkan perlombaan pertamanya. Baginya sosok Gus Fian kecil sangat berarti baginya.

"SYILLAAA!!!" teriakan Izza yang sukses membuat Syilla kaget.

"Astaghfirullah za, nggak usah teriak-teriak bisa nggak sih? Malu tuh diliat santriwati" ucap Syilla kesal. Pasalnya sekarang banyak yang melihat dirinya sinis, karena acara sedang dimulai bukannya diam dua pengurus pondok ini malah asyik ngobrol sendiri, teriak-teriak pula.

"Habisnya kamu dipanggil malah senyum-senyum gajelas"

"Iya deh maaf"

"Ini minumnya diminum. Udah jangan ngalamun lagi, acara udah dimulai, nanti dipanggil pembawa acara nggak denger lagi" ucap Izza ketus sambil menyodorkan air mineral kemasan kepada Syilla.

"Iyya Izza sayang, aku minta maaf, jangan ngambek gitu ih, jelek tau. Ow iya makasih minumnya"

"Iyaa deh aku maafin, ya udah aku gabung ke pengurus yang lain yaa, kamu semangat" kata Izza dengan tersenyum lalu meninggalkan Syilla.

Tak berselang lama, pembawa acara mempersilahkan Syilla maju ke depan untuk qiro'ah. Saat hendak maju ke depan Syilla melewati kang Adam, entah itu kebetulan atau memang disengaja. Kang Adam yang tau jika Syilla akan melewatinya tidak mau menyia-nyiakan kesempatan,

"Mbak Syilla semangat yaa" kata kang Adam yang hanya di balas senyuman oleh Syilla.

Saat Syilla sudah mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur'an, semua hadirin khusyuk mendengarkan suara merdu Syilla termasuk Gus Fian. Dia tidak lupa merekamnya, dia juga sudah meminta kepada seksi dokumentasi untuk banyak memotret Syilla. Sejak Syilla maju ke depan Gus Fian juga tak henti-hentinya tersenyum, membuat para santriwati yang melihat Gus Fian tersenyum berteriak histeris, karena ketampanan Gus Fian bertambah ketika dia sedang tersenyum.

Setelah Syilla selesai qiro'ah, kini giliran Gus Fian mengisi tausiyah, jika pada acara bisanya yang mengisi tausiyah adalah kyai Furqon, kali ini kyai Furqon memberi kesempatan kepada putranya.

_______


Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul setengah sebelas, acara telah selesai lima belas menit yang lalu. Semua santri baik putra maupun putri dan juga dzuriyah terkecuali Gus Fian telah meninggalkan aula. Kini di aula menyisakan pengurus yang masih sibuk membersihkan aula.

Gus Fian belum kembali ke ndalem karena dia ingin menemui Illa nya. Namun ketika Gus Fian hendak menghampiri dia kalah cepat dengan kang Adam. Kang Adam sudah dulu mengajak Syilla bicara, meskipun disitu Syilla tampak diam dan tidak terlalu menggubris kang Adam. Karena Gus Fian tidak mau mengganggu, akhirnya dia memilih untuk menulis surat saja untuk Syilla, lagipula Syilla masih dalam mode marah dengannya. Gus Fian pun segera meminta kepada salah satu santri untuk mencarikan kertas beserta pena. Setelah Gus Fian mendapatkannya dia segera menulis kemudian kertas tersebut dia lipat. Kebetulan tak jauh dari Gus Fian ada Izza yang sedang menyapu, akhirnya Gus Fian menghampiri Izza.

"Assalamualaikum za" memang Gus Fian juga sudah akrab dengan Izza meski tak sedekat dirinya dengan Syilla.

"Wa'alaikum salam Gus, ada apa kok tumben nyariin aku bisanya nyariin Syilla mulu" ejek izza yang membuat gus Fian terkekeh.

"Hla emangnya salah ya, kan kamu juga teman ku sejak dulu"

"Iyaa deh iyaa, palingan juga ada maunya" kata Izza curiga, Gus Fian pun kembali terkekeh. Izza sudah hapal betul jika Gus Fian mencarinya pasti berhubungan dengan Syilla.

"Tau aja, kamu tu emang yang paling peka pokoknya za"

" Hmm... Jadi?" Kata Izza malas.

"Aku nitip surat ini ya buat Illa"

"Kenapa nggak ngasih sendiri sih Gus, Syilla nya hlo cuma disitu"

"Niatnya sih tadi mau ngomong langsung nggak usah pake surat-surat segala, tapi tu liat Illa lagi asyik ngobrol sama kang Adam, takut ganggu"

"Ow jadi ceritanya kalah cepat nii" kata Izza diikuti tawa.

"Ya gitu deh. Ya udah pokoknya aku nitip ini ya, tolong kasih ke Illa. Jangan sampai lecek, robek, apalagi hilang. Awas kalau nggak sampai ke Illa"

"Iyyaiyaa....iih" Izza semakin kesal. 'untung putranya kiyai kalau nggak udah aku usir dari tadi' batin Izza.

"Aku pergi dulu ya, makasih banyak pokoknya. Wassalamu'alaikum"

"Wa'alaikum salam" Jawab Izza kemudian dia melanjutkan menyapu yang tadi sempat tertunda.

Sebenarnya sedari tadi ada yang memperhatikan Izza dan Gus Fian yang sedang asyik ngobrol. Dia memperhatikan bukan karena cemburu, dia hanya penasaran dengan apa yang sedang mereka bicarakan.

______________________________________

Jangan lupa vote and comment

Jangan lupa follow Ig : @_malicha21

Terimakasih 💕

Kamis, 30 April 2020

Dear, Gus AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang