DGA #7 SURAT YANG TERTUKAR

1.8K 97 1
                                    

'Mungkin menghindar adalah jalan yang terbaik untuk saat ini'
~Syilla~

💮💮💮💮💮

Ditengah-tengah mengajar Syilla menemukan selembar kertas terlipat yang terselip di antara kitab dan bukunya. Saat membuka ternyata itu adalah surat balasan darinya untuk Gus Fian yang seharusnya dia titipkan kepada Izza.

'Jika surat balasannya masih disini terus tadi yang aku titipkan ke Izza apa dong? Jangan-jangan...' batin Syilla menerka-nerka kemungkinan yang terjadi.

Syilla jadi gelisah, akhirnya dia memutuskan untuk memberikan tugas pada kelas yang ia ajar, kemudian Syilla segera berjalan menuju kantor, dia harus segera meminta kembali kertas yang tadi ia titipkan kepada Izza sebelum kertas itu sampai di tangan Gus Fian. Sesampainya di kantor Syilla tidak melihat Izza, dia hanya melihat Kang Adam dan Kang Ahmad yang sedang sibuk dengan kegiatan masing-masing. Akhirnya Syilla memilih menunggu di depan kantor karena setahunya Izza tidak ada kelas hari ini, mengkin Izza sedang mengabsen karena hari ini jadwalnya piket. Jika iya, pasti sebentar lagi dia kembali ke kantor.

Kang adam melihat Syilla yang hendak masuk tapi tidak jadi pun segera menghampirinya.
"Assalamualaikum mbak Syilla"

"Wa'alaikum salam kang" jawab Syilla.

'Haduh kenapa kang Adam malah kesini sih' batin Syilla.

"Kok nggak masuk aja mbak"

"Nggak kang disini saja"

"Oo.. yaudah saya temenin ya mbak"

Karena tidak enak untuk menolak akhirnya Syilla hanya tersenyum kikuk sebagai jawaban. Melihat tidak ada penolakan dari Syilla kang Adam segera duduk agak jauh dari Syilla. Suasana menjadi canggung karena banyak santriwati yang melihat mereka sambil berbisik-bisik.

Sebenarnya Kang Adam itu seorang yang tidak banyak bicara, dia hanya bicara jika perlu saja. Kang Adam juga terkenal cuek pada kaum hawa, padahal banyak santriwati yang mengidolakannya. Tapi hanya dengan Syilla saja dia menjadi sedikit agresif, karena dia memiliki perasaan lebih kepada Syilla. Kang Adam juga memiliki paras yang lumayan meski tak setampan Gus Fian, dia juga terkenal pandai dalam urusan kitab kuning, tapi karena dirinya yang mendekatinya secara terang-terangan membuat Syilla menjadi risih.

"Nunggu siapa mbak? Nunggu mbak Izza ya?" Lanjut Kang Adam yang hanya di balas anggukan oleh Syilla. Karena sebenarnya Syilla sangat malas berbicara dengan Kang Adam.

"Sepertinya mbak Izza mbadali (menggantikan) Bu Atun, guru dari luar yang berhalangan hadir" lanjut kang Adam. Mendengar itu membuat syilla makin gelisah, ia kemudian melihat jam yang bertengger di tangan kirinya menunjukkan pukul 16.45, itu artinya 15 menit lagi bel pulang berbunyi.

"Di kelas berapa ya kang?" Tanya Syilla dengan gelisah.

"Kelas 4A Putri kalau nggak salah mbak" jawab kang Adam.

"Makasih yaa Kang infonya, saya duluan" kata Syilla sambil bangkit dari duduknya.

"Hlo katanya mau nunggu mbak Izza?"

"Iya tapi saya mau menghampiri ke kelasnya saja, wassalamu'alaikum" kata Syilla kemudian melangkah menuju kelas 4A.

"Wa'alaikum salam" jawab kang Adam sambil menatap punggung Syilla yang mulai menjauh.

Dear, Gus AlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang