Sesuai permintaan Nyai Fatimah, Syilla libur mengajar Diniyah selama seminggu untuk memulihkan kesehatannya, sebenarnya Syilla sudah menolak, namun nyai Fatimah tetap memaksanya. Akhirnya Syilla menuruti, lagipula Syilla belum siap bertemu dengan Gus Fian setelah dia mendengar pembicaraan keluarga ndalem seminggu yang lalu. Jadi Syilla memanfaatkan seminggu ini untuk memulihkan kesehatan sekaligus hatinya.
Dan mulai hari ini Syilla kembali mengajar Diniyah, dia sudah siap bertemu dengan Gus Fian. Ia bertekad, tidak akan menghindar lagi, ia akan mencoba menghadapi kenyataan.
"Syillaaa..."
Seseorang memanggil Syilla, membuat langkah Syilla dan Izza terhenti dan keduanya sepontan menoleh. Dilihatnya Gus Fian yang berjalan menghampiri.
"Syil, aku duluan ya" pamit Izza, ia ingin memberi waktu untuk Syilla dan Gus Fian. Syilla mengangguk sebagai jawaban, kemudian Izza meninggalkannya.
Saat Gus Fian telah berada di depannya, Syilla memaksakan senyum agar terlihat baik-baik saja.
"Gimana Syil keadaanmu?"
"Alhamdulillah gus, sudah seperti sediakala" balas Syilla tak lupa dengan senyum palsunya.
"Syukurlah... Oo iya, tadi Umi nitip salam buat kamu, nanti sepulang mengajar Diniyah kamu diminta menemui Umi di ndalem"
"Baik Gus, nanti saya ke ndalem menemui Umi"
Kini keduanya diselimuti keheningan dan rasa canggung, karena ini obrolan pertama setelah mereka berdamai.
"Ada lagi gus?" Syilla mencoba memecahkan ke-akwad-an diantara keduanya.
"Emm sudah, tidak ada lagi"
"Yasudah gus, saya ke kelas dulu"
"Oo iya silahkan"
Setelah itu Syilla melanjutkan perjalanan menuju kelas yang akan diampunya. Gus Fian menatap punggung Syilla yang semakin menjauh dengan senyum merekah.
'kenapa rasanya jadi canggung gini ya' batin Gus Fian sambil cengengesan.
_____
Bel tanda pulang Diniyah terdengar seantero madrasah. Kini Syilla dan Izza sedang berjalan menuju asrama yang melewati jalan depan ndalem.
"Za, tadi kata Gus Fian aku diminta Umi untuk menemui beliau sepulang Diniyah. Kamu duluan aja ke asrama" kata Syilla ketika sampai di depan ndalem.
"Oo ya sudah, aku duluan ya. Sini kitabmu aku bawain aja"
"Emm beneran nggak papa?"
"Santai aja kali Syil, udah sini nanti keburu ditunggu bu nyai"
"Hehe... Iya... Makasih ya za" Syilla menyerahkan kitabnya kepada Izza.
"Iya sama-sama" bukannya segera melangkah memasuki halaman ndalem, Syilla malah diam didepan Izza.
"Nunggu apa lagi sih Syilla, udah sana!" Perintah Izza sambil terkekeh, pasalnya Syilla terlihat ragu-ragu. Padahal Syilla sudah sangat sering ditimbali nyai Fatimah, tapi Syilla tetap saja takut apalagi setelah kepulangan Gus Fian.
"Ya sudah za, aku ke ndalem dulu ya"
Kemudian Syilla melangkah memasuki halaman ndalem, dari kejauhan Syilla melihat Izza memberinya semangat dengan cara mengepalkan tangannya, sambil tersenyum.
Di depan ndalem, Syilla melihat Mbak Alfi sedang menyapu halaman. Kemudian Syilla menghadapinya untuk bertanya keberadaan nyai Fatimah.
Syilla segera melangkah menuju dapur. Karena kata mbak Alfi, nyai Fatimah sedang di dapur memasak bersama mbak-mbak ndalem yang lain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Gus Al
Romance_____________________________________________ Arsyilla Humairah Ramadhani biasa dipanggil Syilla, santri senior yang kini menjabat sebagai lurah pondok di Pondok Pesantren Al Furqon Kediri. Dia cantik tapi terkenal tegas kepada para pelanggar qonun...