bab 5

7.7K 366 6
                                    


Sorry for typo


Happy reading




**

Hari ini hari pertamaku kerja di perusahaan baru. Aku bangun jam 5 pagi. Kemudian cuci muka dan menunaikan ibadah shalat. Karna hari masih terlalu pagi aku putuskan untuk lari pagi di sekitaran apartemen. Sekalian juga untuk mengenal daerah-daerah sini.

Dengan menggunakan celana kolor, kaos polos hitam serta handuk kecil dibahu aku keluar apartemen. Keluar dari apartemen, kemudian melangkah menuju lift, tak lama kemudian sampai di lobi.

Aku lihat hanya beberapa orang saja yang sedang lari pagi. Aku mulai berlari mengeliling apartemen. Saat sudah sekitar tiga puluh menit berlari aku putuskan kembali ke apartemen.

Sepanjang jalan kembali ke apartemen tadi, aku juga bertemu beberapa orang penghuni apartemen sini tak lupa untuk menyapa dan berkenalan, bagaimanapun juga aku harus mengakrabkan diri dengan orang-orang disini.

Memasuki apartemen kemudian berjalan menuju lemari pendingin, mengambil air dingin lalu meminumnya beberapa tegukan. Setelah aku lihat isi lemari pendingin ternyata lengkap dengan berbagai macam bahan-bahan makanan. Fasilitasnya juga lengkap.

Aku putuskan untuk mandi terlebih dahulu. Setelah siap dengan setelan kerja rapi, kemudian kembali ke meja makan untuk sarapan. Sepertinya pagi ini sarapanku hanya roti dan selai ditambah dengan segelas susu.

Kulihat arloji di sebelah tangan kiriku, sudah menunjukkan pukul setengah tujuh rupanya, aku bergegas menyelesaikan makanan dan menandaskan segelas susu. Kemudian mengambil tas kerja serta kunci mobil berjalan ke pintu.

"Ah, selamat pagi, saya penghuni baru apartemen ini"

"Oh ya selamat pagi"

Disaat keluar pintu bertemu tetangga, kemudian menyapa. Setelah tiba di basement kemudian mencari mobilku dan pergi meninggalkan apartemen.

Perjalanan menuju kantor tidak terlalu jauh. Cukup lima belas menit saja. Memang lokasi kantor dan apartemen sangat dekat sekali. Bersyukur jalanannya gampang dihafal.

**

Sementara itu di kediaman rania.

"Ayo dafa, difa cepat dihabiskan sarapannya, nanti kesiangan cari angkotnya sayang"

"Iya bunda, ini dafa udah selesai"

"Difa juga nda"

"Yaudah tunggu di ruang depan dulu ya sayang bunda mau beresin ini dulu"

Setelah mengunci pintu rumah, aku dan anak-anak menuju halte depan. Tidak lama bis datang kemudian aku menggandeng anak-anaknya untuk masuk dan duduk di kursi depan seperti biasa. Dengan difa diatas pangkuanku serta dafa ditempat duduk sebelah jendela.

Tidak berapa lama bus yang aku tumpangi sampai di depan sekolah si kembar. Setelah memberi ongkos pada supir aku mengantarkan anak-anak sampai ke depan gerbang.

"Sayang belajar yang rajin ya, biar jadi anak pintar, nanti nenek ratih yang jemput, pulang sekolah dirumah nenek dulu ya nanti kalo bunda sudah pulang kantor, bunda jemput di rumah nenek ratih"

Nenek ratih itu tetanggaku dia baik banget sama aku dan juga anak-anak ku bahkan dia sudah menganggap sikembar seperti cucunya sendiri. Anak-anak beliau sudah pisah rumah dan hidup jauh dengan keluarganya masing-masing. Kebetulan jodohnya jauh-jauh. Mereka juga jarang menengok ibu dan bapaknya. Jadilah nenek ratih menganggapku ini sebagai anaknya dan sikembar sebagai cucunya.

Rania (Slow Update) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang