Ya Daren mah emang gitu, mau dia apain lagi?
Sella menunggu Daren di tangga, tubuhnya bersender dengan dinding dan tangannya asik berkutik dengan ponsel. Sudah lebih dari 20 menit Sella menunggu Daren namun lelaki itu belum juga menampakkan diri, ingin menelpon namun tidak punya nomornya.
Sella menengok kanan dan kiri, lalu ia berjalan dan menengok ke bawah ke arah lapangan. Sekolah sudah mulai sepi tapi Daren belum juga muncul, ingin menyamperi ke kelasnya tapi Sella tidak tau kelasnya.
Sella memutuskan untuk pulang, ia menuruni anak tangga dengan perlahan. Matanya fokus dengan ponselnya, ia sedang membalas pesan Melda temannya itu sedang memamerkan kebersamaannya bersama Naufal. Pacarnya. Melda sudah berstatus pacar Naufal beberapa menit lalu dan langsung memberi kabar itu ke Sella.
Sella tersandung dengan kakinya sendiri membuat ia hampir jatuh ke bawah, tiba-tiba tubuh Sella jatuh di pelukan seseorang. Membuat Sella seketika sadar dan memundurkan tubuhnya.
"Eh, maaf. Ta_tapi makasih." ucap Sella gugup. Jantungnya berdetak kencang.
"Mata itu di pake jangan cuma di pajang."
"Iya Renal iya. Maaf elah. Sensi banget." mata Sella mengikuti pergerakan Renal yang melanjutkan perjalanannya.
"Lo mau kemana?" tanya Sella saat lelaki itu berjalan ke atas.
"Ngambil buku." balasnya singkat.
Sella sedikit memanyunkan bibirnya lalu mengangkat bahu sejenak, setelah itu Sella memutuskan melanjutkan jalannya dengan hati-hati. Sella menggenggam tali tasnya erat, langkahnya mulai memasuki lapangan yang menjadi alternatif tercepat.
Mata Sella membulat saat melihat Daren berjalan dengan langkah lebarnya, tasnya di sampirkan di bahu kanannya.
Sella dengan jaket Daren yang sudah di pelukannya langsung berlari mendekati Daren.
"Daren tunggu!" teriaknya membuat Daren menengok ke arah Sella yang berlari dari ujung lapangan.
BRUK.
Sella tersandung kembali dengan kakinya, entah apa yang terjadi pada dirinya. Hari ini seakan ia bermasalah dengan kakinya ataupun kaki orang lain.
Daren membulatkan matanya ketika melihat Sella tersungkur di lapangan, untungnya sekolah sudah mulai sepi.
Daren membantu Sella berdiri dan membersihkan kaki Sella yang penuh dengan pasir, terlihat lutut Sella berdarah.
"Yah calon korengan." Daren menepuk luka itu. Sella meringis, tangannya menjambak Daren yang masih berlutut untuk membersihkan kakinya.
"Muka lo?" tanya Sella kaget saat melihat wajah Daren ada luka lebam dan sudut bibirnya mengeluarkan darah.
Daren terkekeh. "Tapi ini bukan calon koreng." Daren menunjuk luka lebam di wajahnya.
"Lo mau gue gendong apa jalan sendiri? UKS udah tutup." Sella menggeleng.
Sella yang sadar langsung menyodorkan jaket milik Daren. "Ini, gue udah nungguin lo lama gak dateng-dateng." kesal Sella, lalu ia melekas pergi dengan jalan yang sedikit pincang.
Daren menatap jeketnya lalu mengejar Sella yang belum jauh, "Oh jadi lo jatuh karena mau nyamperin gue?" Daren sudah di depan Sella, jalan Daren memundur matanya tetap menatap Sella.
Sella memutar bola matanya jengah. "Gue jatuh ya karena kaki gue ke serimpet." ketus Sella.
"Gitu toh. Ya udah gue obatin luka lo. Rumah gue gak jauh kok dari sini." ujar Daren menaik turunkan alisnya dengan senyuman yang membuat Sella ingin muntah. Tapi boong. Yang ada bikin jatuh hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stratus
Teen Fiction"Lo itu seperti awan stratus Sell." Sella memandang Daren bingung, lelaki itu sedari tadi tersenyum sembari menatapnya dengan tatapan tak bisa diartikan. "Lo bisa membawa kebahagian di saat gue lagi merasa gerah sama semua masalah." Sella langsung m...