STK - 16

395 19 4
                                    

Bibirnya mengucap nama Allah berkali-kali . Memikirkan kemungkinan saja sudah cukup membuatkan hatinya gelisah . Sudahlah jauh lagi nak sampai rumah Aina . Menyesal pulak tolak perlawaan Zhafran untuk hantarnya ke rumah Aina . Iya lah , dia taknak menyusahkan Zhafran sebab Zhafran kerja .

Nombor Aina segera didail . Tak lama lepas tu , panggilannya dijawab .

" Haa asal beb ? "

" Kau jemput aku boleh tak ? Aku rasa tak sedap hati lah , rumah kau jauh lagi ni . " Auni menoleh ke tepi , melihat lalu lintas sebelum dia melintas jalan . 

" Haa kau dekat mana ? " 

Auni melihat sekeliling . Dia sendiri tak tahu nama tempat ni apa walaupun dia selalu menggunakan jalan ini untuk ke rumah Aina . Lebih dekat berbanding jalan raya biasa . Tapi tulah , jalan ni mana ada teksi . Aduh ambil risiko betul lah Auni ! 

" Kau ingat tak shortcut yang kita guna haritu ? Masa kita ponteng kelas sebab aku senggugut haritu ? "

Aina diam sekejap , cuba mengingat kembali jalan yang dikatakan oleh Auni . 

" Beb , kereta aku kat bengkel lagi lah . Tapi , kau sabar jap . Nanti aku call balik . Kau teruskan berjalan , jangan berhenti . Jalan tu mana ada orang sangat ! " Tegas Aina , hatinya juga turut berasa risau seandainya ada apa-apa terjadi kepada kawan baiknya itu . 

Sebaik sahaja panggilan ditutup , berdesup masuk pesanan daripada Zhafran di Whatsapp . 

Zhafran : Sayang kat mana ?
                    Why tak angkat abang call ?
                    Dah sampai rumah Aina ke belum ?
                    Please call me 
                   Jangan buat abang risau macam ni !

Auni tersenyum kecil . Simbol video call ditekan dan tak sampai sepuluh saat wajah Zhafran sudah terpapar di skrin telefonnya .

" Awakk .. " 

Zhafran tersenyum lega . Hatinya dari tadi tidak tenang memikirkan si isteri yang diam tanpa mengangkat panggilannya . 6 kali dia cuba telefon Auni , tapi tak berjaya membuatkan hatinya diserbu kegelisahan .

" Where are you sayang ? Kenapa still dekat jalan ? "

" Errr .. " Tidak tahu mahu jawab apa . Takut seandainya Zhafran marah kerana dia berjalan kaki ke rumah Aina , bukannya naik teksi .

" What are you doing all alone dekat atas jalan ? Bukan sayang naik teksi ke ? " Nafas Zhafran sudah tidak sekata . Risau mula melanda hati , risau seandainya kejadian yang sama menimpa Auni sekali lagi .

" Awakk , dengar dulu . " Auni ketap bibir . Tak tahu cara nak explain dekat Zhaftan supaya Zhafran tidak terlalu risau dan marah .

" Aina mana ? Sayang seorang diri ke tu ? "

Auni garu kepala . Soalan Zhafran yang bertubi-tubi buat Auni jadi serba salah pulak . Menyesal gila dia pandai-pandai buat keputusan ikut jalan pintas ni . Jalan kaki pulak tu ! Aduh bongok bongok ! Auni bongok !

" Err .. saya on the way ke rumah dia ni . " 

" Alone ? " 

Video call tiba-tiba terhenti sekejap , Auni masih lagi meneruskan perjalannya . Seminit kemudian , Zhafran kembali ke skrin .

Auni mengangguk perlahan . Wajah risau Zhafran semakin jelas kelihatan . Zhafran bangun dari duduknya .

" Awak nak pergi mana tu ? " 

Zhafran tidak membalas . Dia capai kunci kereta dan dompetnya lalu segera keluar dari biliknya . Secretary nya di cari .

" Akak , tolong bagitau staf bahagian finance , meeting kita extend pukul 4 petang , ya ? Ada emergency , saya kena cepat ni . " 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Sep 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Serious , tak kesah ! Where stories live. Discover now