"°°°°°"
Ini Taksa.
Happy reading!
"°°°°°"
"Taksa! Ayah disini!" Bintang melambaikan tangan. Terlihat Taksa yang menenteng tas sekolahnya. Ada Iffin berjalan di samping Taksa. Tangan Bintang terletang untuk memeluk Taksa.
Deg.
Bintang menghela napas. Taksa baru saja menembus dirinya. Lalu ia tersenyum. Ia berjalan di belakang Taksa.
"Pin,si Uto kenapa murung?"
Tak ada jawaban.
"Ipin sombong sekarang sama,Om. Nanti Om aduin ke Ayahmu kalau kamu sering nyolong parfumenya!"
Hanya suara angin yang menjawabnya.
Taksa berhenti melangkah. Matanya menatap restoran yang sedang memainkan lagu Korea,meksipun ia tak paham artinya,tapi Taksa tahu lagu ini ciptaan Ayahnya,ada campur tangan.
"Lagu Ayah terkenal,To! Kamu ikut nyanyi,dong! Sarangeul haessda,uriga manna-kok malah nangis anak gue?!"
Iffin menepuk-nepuk pundak Taksa. "Udah,Jub." Taksa menunduk,tak bisa menahan tangisnya.
Bintang mengelus kepala Taksa penuh sayang meskipun tidak bisa. "Biasanya kalau gini Ayah kasih satu butir anggur biar Uto nggak nangis lagi meskipun nanti Ayah diterkam sama Mama kamu."
Iffin merangkul Taksa membawanya berjalan menuju halte. Kepala Taksa bersandar pada kaca bus. Iffin hanya bisa menghela napas melihat sahabatnya yang selalu murung. Sudah satu tahun semenjak kepergian Ayahnya,Taksa menjadi lebih banyak diam. Bukan lagi Taksa yang berjalan sambil tebar pesona di sekolah,Taksa kini lebih sering menunduk saat berjalan. Menyembunyikan wajah sedihnya. Pria itu juga sering absen eskul padahal dulu ia paling bersemangat mengikuti basket.
"Lo juga bakal kayak gini nggak,Pin?"
"Hah?"
"Kalau ditinggal orang yang lo sayang,lo juga bakal berubah kayak gue? Atau sikap gue yang terlalu berlebihan karena belum ikhlas Ayah pergi.."
Iffin menggeleng. "Wajar,Jub. Jiwa lo masih kaget sama apa yang terjadi. Tinggal ngikutin waktu aja,nanti semuanya akan kayak biasanya."
"Gue nggak yakin. Gue takut akan begini selamanya,takut orang-orang mulai menjauh karena nggak nyaman sama gue yang sekarang."
"Buktinya sampe sekarang gue masih disisi lo? Jangan takut,itu membuat lo semakin tertekan."
Taksa menyandarkan kepala di bahu Iffin. "Gue capek,Pin. Udah nggak kuat."
KAMU SEDANG MEMBACA
Finito? | KHB✔
Fanfiction˝Bunga plastik ini kan nggak bisa layu. Ini pertanda cintaku ke kamu,Jen. Nggak pernah layu! Meskipun aku udah meninggal,perasaanku masih tetap ada buat kamu. Kayak spidol yang permanen.˝ Finito dalam bahasa Italia berarti selesai. Di cerita ini Bin...