F.5

9 0 0
                                    

"°°°°°"

"Kenapa saham terus menurun?!"

"Arsen sudah bilang dari awal. Arsen tidak minat dengan dunia musik!"

Pria itu menutup kasar pintu menimbulkan suara hantaman yang keras. Satu-satunya ahli waris yang bisa menjalankan entertainment berisi penyanyi yang dikenal banyak orang. Tapi sayangnya ia tidak seperti Papanya. Arsen lebih tertarik di dunia olahraga daripada musik. Semenjak Ibunya meninggal,kelakuan Papa semakin menjadi-jadi. Setelah lulus SMA,Papa langsung memasukkan ia ke universitas khusus musik.

Ponsel Arsen berdering. Pria itu sedang merenung di ruangannya.

"Kalau kamu tetap seperti ini sampai bulan depan,jangan harap Papa anggap sebagai anak! Tidak tahu diuntung! Memalukan!"

Pip.

Jika Papanya menelpon hanya untuk memakinya,apa untungnya? Buang-buang pulsa. Arsen lebih memilih dimaki secara langsung daripada lewat telpon. Nyeseknya alami.

Brak!

Memukul keras meja sampai tangan mengalir darah. Beranjak dari duduk dan menuju parkiran.

Semua orang di dunia ini tidak ada yang bisa mengerti perasaannya. Berkali-kali ia benturkan dahi ke setir mobil.

"Papa egois!" Arsen sudah tak tahan. Ia injak gas sampai batas maksimal. Biarlah ia mati. Papa tidak akan merasa malu lagi kan jika ia tiada?

Menabrak truk gandeng yang sedang melaju berlawanan arah dengan mobil miliknya. Kepala terbentur kaca keras. Mobilnya terpental sampai pembatas jalan,membuat hampir tak berbentuk. Merasakan ada cairan kental nan amis yang mengalir deras di kepalanya. Bergerak sedikit membuat seluruh tubuh sakit.

"Arsen benci Papa."

"°°°°°"

Kedua matanya yang terpejam selama dua minggu akhirnya mengerjap,perlahan ia buka. Kenapa tubuhnya dipenuhi alat medis? Ia menoleh,terdapat kaca besar disisi kanan nakas menghadap ke arahnya.

"Akhirnya kamu siuman." Wanita yang tampak asing mendekat. Memegang tangannya penuh sayang. Ia mengernyit. "Ke-kenapa? Sakit?"

"Siapa kamu?"

Wanita tadi melamun setelah kembali dari ruangan dokter yang selama ini merawatnya. Krystal memijat dahinya yang pusing. Matanya berkaca-kaca. Bagaimana bisa tidak hati-hati? Tapi Krystal berterima kasih kepada Tuhan karena masih memberi kesempatan hidup untuk suaminya setelah kecelakaan parah. Semoga setelah ini,hubungan Arsen dan Papanya menjadi lebih baik. Meskipun hanya dua hari.

Pria itu tak henti-hentinya menatap dirinya di cermin. Matanya melotot tak percaya. Seperti habis kena sugesti Ferdian yang ada di OVJ.

"Semua orang yang mengalami ini pasti terkejut. Termasuk saya."

Ia menoleh ke sumber suara yang berada di sisi kirinya. "Yeri?"

"Halo Pak Tua! Sekarang saya harus panggil kamu siapa? Arsen atau tetap Pak Tua?"

"Nama saya itu Bintang!"

Krystal tersentak kaget. Ia menghampiri suaminya yang tiba-tiba berteriak. "Ada yang sakit,Ar?"

Bintang menggeleng. Lalu tatapannya jatuh pada satu genggam anggur yang ada di meja kamar inapnya. Untuk mengalihkan perhatian. "Pengen anggur." Krystal mengangguk,mengambilkan Bintang beberapa anggur.

"Kamu hutang cerita-sialan." Bisik Bintang untuk Yero,tapi malaikat maut itu hilang sebelum Bintang menyelesaikan perkataannya.

"Kalau boleh tahu,kamu siapa saya?"

Krystal tersenyum tipis. "Istri." Bintang mengangguk paham. Lalu hening lagi diantara mereka.

"Apa kamu benar-benar tidak ingat sedikit pun?" Bintang menggeleng sebagai jawaban. Pria itu mengubah posisi tidurnya menjadi membelakangi Krystal. Sedang tidak nafsu makan anggur. Tidak masalah Krystal,hanya dua hari sikap Arsen seperti orang lain. Setelah itu Arsen akan menjadi Arsen yang biasanya.

Padahal siapa yang hilang ingatan? Bintang ingat semuanya. Ingat kalau dirinya meninggal karena meningitis. Bintang ingat saat masih hidup ia adalah seorang komposer musik yang dibutuhkan sana-sini oleh banyak entertainment. Bintang ingat punya dua anak yang umurnya berbeda lima tahun,Yaga dan Uto. Bintang ingat kedua orang tuanya sudah tiada. Bintang ingat punya satu adik, yaitu Juna. Bintang ingat adiknya mendapat istri guru TK yang sangat baik dan perhatian. Bahkan Bintang ingat hal-hal yang berubah setelah dirinya tiada. Rumah kucing di robohkan dan kucingnya di adopsi orang-orang,kini hanya tersisa satu kucing di rumahnya. Bobby dan keluarga menetap di Amerika setelah kematiannya,Rose yang selalu mengurusi kebutuhan Yaga dan Uto dan dua anaknya yang suka menghibur Yaga Uto. Jean yang berhenti menjadi model lalu memilih menjalankan bisnis keluarganya yang sebagian besar berada di luar negeri,sekarang Jean jarang menghabiskan waktu bersama Yaga dan Uto. Yang terakhir ini membuat hati Bintang teriris. Membuat dirinya semakin merasa bersalah. Andai ia tidak lalai dengan penyakitnya,pasti Yaga dan Uto tidak akan kekurangan kasih sayang dari seorang Ibu.

"Arsen,aku mau jemput Ara. Kamu nggak apa-apa aku tinggal?"

Bintang hanya mengangguk,ia masih membelakangi Krystal. Setelah wanita itu keluar kamar inapnya,baru Bintang berbalik badan. "Yeri keluar lo,Yeri!"

Hening.

Bintang berdecak. "Siapa sih namanya? Lupa gue."

"Yero."

"Nah Yero-anjir ngagetin!" Bintang memegang dadanya. "Saya itu udah punya jantung! Kalau copot gimana?!"

Yero terkekeh. Rasanya aneh melihat ekspresi kaget itu. Tampang mereka jelas berbeda,tapi masih satu jiwa. "Kamu sekarang jangan seenaknya panggil saya."

"Kenapa?"

"Kalau lagi badmood saya bisa kelewatan. Kamu mau mati dua kali?"

"Malaikat maut juga bisa badmood ternyata." Bintang mengibaskan tangan di udara. "Ah itu nggak penting. Sekarang cerita,kenapa saya bisa nyangkut di tubuh nih orang."

"°°°°°"

Tetap pakai nama Bintang meskipun sekarang rohnya tuh Pak Tua temangsang di raga Arsen. Terserah kalian mau imajinasi cast Pak Tua ini pakai wujud Bintang atau Arsen,yang penting kalian nyambung sama ini cerita. Kalau nggak nyambung ya sambung-sambungin lah,serah lu.


"°°°°°"

Makasi.

Finito? | KHB✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang